Munculnya mutasi baru virus corona SARS-CoV-2, B.1.1.529 atau varian Omicron, menyalakan alarm baru bagi dunia dalam menghadapi pandemik COVID-19.
Dengan jumlah mutasi terbanyak, varian Omicron dikatakan lebih menular dan meningkatkan risiko reinfeksi COVID-19. Belum lagi, berbagai temuan memperingatkan kemampuannya untuk menghindari sistem imun.
Oleh karena itu, makin kuatlah rekomendasi untuk dosis ketiga atau booster vaksin COVID-19 untuk menambah perlindungan. Akan tetapi, ada kabar kurang mengenakkan yang datang dari Sinopharm. Menurut penelitian terbaru, vaksin platform inactivated SARS-CoV-2 buatan China ini tidak mampu menangkal varian Omicron.