ilustrasi gangguan sendi temporomandibular (qldprosthodontics.com.au)
Mengutip Sleep Foundation, konsekuensi jangka panjang dari bruxism saat tidur bisa meliputi kerusakan yang signifikan pada gigi. Gigi akan menjadi nyeri, terkikis, dan bergerak. Mahkota gigi, tambalan, dan implan juga bisa rusak.
Menggemeretakkan gigi juga dapat meningkatkan risiko masalah pada sendi yang menghubungkan rahang bawah dan tengkorak, yaitu TMJ. Masalah pada TMJ dapat memicu kesulitan mengunyah, nyeri rahang kronis, bunyi letupan atau "klik", rahang terkunci, dan komplikasi lainnya.
Tidak semua orang dengan bruxism saat tidur akan mengalami efek serius. Tingkat gejala dan konsekuensi jangka panjang tergantung tingkat keparahan bruxism, keselarasan gigi seseorang, pola makan, dan apakah memiliki kondisi lain yang dapat memengaruhi gigi seperti GERD.
Bruxism pada malam hari juga dapat berdampak pada pasangan. Bunyi yang dihasilkan dari menggemeretakkan gigi bisa mengganggu, membuat pasangan jadi sulit tertidur atau mempertahankan tidur.
Bruxism atau bruksisme adalah kondisi saat seseorang menggemeretakkan gigi secara tidak disengaja. Ini bisa terjadi ketika seseorang dalam kondisi terjaga atau tertidur, menyebabkan nyeri wajah, rahang kaku, dan sakit kepala. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan gigi, gusi, atau sendi rahang.
Dokter gigi dapat mendiagnosis bruxism saat pemeriksaan gigi. Pengobatannya sendiri akan berfokus pada mengurangi kerusakan pada gigi dan menemukan faktor yang mungkin berkontribusi pada bruxism. Ini mungkin termasuk mengurangi stres, mengganti obat-obatan tertentu, atau mengobati kondisi medis yang mendasarinya.