Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Erosi Gigi: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

ilustrasi senyum (unsplash.com/Lesly Juarez)
Intinya sih...
  • Erosi gigi disebabkan oleh makanan dan minuman asam yang dapat merusak email gigi.
  • Gejala erosi gigi meliputi gigi sensitif, perubahan warna, dan lekukan pada permukaan gigi.
  • Pencegahan erosi gigi dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan mulut, membatasi konsumsi makanan asam, dan minum air putih secukupnya untuk menetralkan tingkat keasaman rongga mulut, karena jika mengonsumsi makanan penutup yang biasanya bersifat manis malah akan memperparah erosi gigi.

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh drg. Antonius Janottama Saga Pradipta

Erosi gigi adalah kondisi email gigi yang mengalami kerusakan dan menjadi aus atau mengalami penipisan.

Email gigi merupakan bagian tubuh paling keras, tetapi masih dapat mengalami erosi yang disebabkan oleh beberapa hal, termasuk makanan yang dikonsumsi.

Tidak seperti tulang yang dapat diperbaiki oleh tubuh, email gigi yang rusak tidak bisa tumbuh kembali. Karenanya, menjaga kesehatan gigi sangat penting untuk mencegah erosi gigi dan masalah gigi lainnya.

1. Tanda dan gejala

Gejala atau tanda erosi email gigi dapat bervariasi, tergantung tingkat keparahannya. Tanda dan gejala erosi gigi meliputi:

  • Gigi sensitif terhadap makanan manis tertentu, suhu panas, atau suhu dingin.
  • Perubahan warna email menjadi kekuningan, atau bisa juga terdapat bercak putih pada email (white spot).
  • Gigi yang retak atau patah, tepi gigi menjadi lebih kasar, tidak beraturan, dan menjadi bergerigi.
  • Permukaan halus dan mengilap pada gigi.
  • Lekukan muncul di permukaan gigi.

2. Penyebab

ilustrasi makanan dan minuman asam (pixabay.com/PhotoMIX-Company)

Erosi gigi dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab utamanya adalah karena asam dalam makanan atau minuman.

Air liur sebetulnya dapat menetralkan asam di mulut dan melindungi gigi. Akan tetapi, terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman asam serta tidak menyikat gigi dengan benar, atau tidak menyikat gigi sama sekali, dapat menyebabkan email gigi mengalami degradasi atau erosi seiring waktu.

Beberapa makanan lain juga dapat berperan dalam proses erosi gigi, terutama makanan manis, makanan bertepung, minuman atau jus buah, soda, dan kelebihan vitamin C.

Selain itu, erosi juga bisa disebabkan oleh hal lainnya seperti:

  • Penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
  • Xerostomia atau mulut kering, yakni aliran saliva atau air liur yang rendah.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu seperti antihistamin dan aspirin secara rutin.
  • Gangguan makan seperti bulimia, yang dapat mengganggu sistem pencernaan dan menyebabkan gigi terkena asam lambung.

3. Tingkat keparahan atau tahapan erosi gigi

Erosi pada gigi dapat memiliki beberapa tahapan atau tingkat keparahan. Tahapan tersebut terbagi menjadi:

  • Tahap 1, erosi enamel atau email: Pada tahap awal, erosi gigi hanya akan memengaruhi email atau enamel gigi. Asam dapat mengurangi kekuatan gigi dan seiring berjalannya waktu, gigi akan mulai mengalami pengikisan. Lama-kelamaan, gigi dapat menjadi lebih transparan dan lesi erosif dapat berkembang saat email gigi menipis.
  • Tahap 2, erosi dentin: Pada tahap lebih lanjut, ketika email gigi sudah habis terkikis oleh asam, maka akan terjadi kerusakan pada lapisan dentin yang terdapat di bawah lapisan email. Komponen pada lapisan dentin tidak sekeras komponen pada email, sehingga lebih cepat dan mudah rusak dibandingkan dengan lapisan email. Dentin yang mengalami kerusakan dan terbuka dapat menimbulkan gejala gigi sensitif dan perubahan warna gigi yang lebih ekstrem. Kerusakan dentin yang lebih parah juga dapat menimbulkan gejala sakit gigi yang akan terasa cukup mengganggu.

4. Jenis

ilustrasi gigi (unsplash.com/Marek Studzinski)

Erosi gigi dapat terjadi pada gigi belakang (molar dan premolar) dan gigi depan (gigi seri dan taring). Berdasarkan tempat terjadinya, erosi gigi memiliki beberapa jenis yang meliputi:

  • Erosi gigi oklusal: Paling sering terjadi pada permukaan gigi belakang, termasuk geraham di rahang bawah maupun rahang atas. Gigi taring dan premolar di rahang juga dapat alami erosi oklusal, meskipun hal ini tidak sering terjadi. Gigi seri atau gigi depan memiliki kemungkinan yang paling sedikit atau kecil untuk alami erosi oklusal.
  • Erosi gigi palatal: Berkembang pada permukaan gigi yang paling dekat dengan langit-langit mulut. Biasanya, erosi palatal memengaruhi gigi depan, yakni gigi seri dan taring, dan bisa juga terjadi pada gigi premolar rahang atas.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Bila tidak segera ditangani, erosi gigi dapat menyebabkan permukaan gigi terkikis secara progresif, sehingga lama-kelamaan bisa habis atau hilang.

Hilangnya struktur gigi akan memerlukan perawatan gigi yang lebih kompleks dan lama. Karenanya, sangat penting untuk mengenali gejala atau tanda erosi gigi agar dapat terdeteksi sedini mungkin dan dapat ditangani sesegera mungkin. 

Erosi gigi yang tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Gigi kuning dan bernoda.
  • Gigi yang menjadi terlalu sensitif.
  • Tepi kasar pada gigi.
  • Bintik-bintik mengilap pada gigi.
  • Meningkatnya kemungkinan kerusakan gigi.
  • Meningkatnya kemungkinan gigi berlubang.
  • Gigi menjadi sedikit transparan atau tembus pandang.
  • Gigi patah.

6. Perawatan

ilustrasi perawatan gigi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Ketika gigi mengalami erosi hingga enamel atau email gigi menjadi aus, email tidak dapat lagi diselamatkan. Sebab, email gigi tidak bisa tumbuh kembali. Namun, tetap ada beberapa pilihan perawatan erosi gigi untuk kasus yang masih dapat ditangani:

  • Penambalan rongga: Pada erosi gigi ringan yang area erosinya kecil, pengisian resin komposit biasanya dapat dilakukan. Dengan kata lain, dapat dilakukan penambalan gigi dengan komposit yang dapat bertahan lama dan kuat hingga 15 tahun lamanya.
  • Veneer: Dilakukan pada erosi gigi yang lebih besar. Bila erosi gigi hanya terjadi pada satu sisi gigi, veneer porselen dapat dilakukan guna memperbaiki penampilan gigi dan melindunginya dari kerusakan.
  • Mahkota gigi: Dapat dilakukan pada kasus erosi gigi lanjut/parah. Bila erosi berkembang pada lebih dari satu sisi gigi, biasanya diperlukan perawatan mahkota gigi yang dipasang di atas gigi guna melindungi gigi dari kerusakan. Mahkota gigi dapat mengembalikan fungsi, bentuk, dan tampilan gigi asli.
  • Inlay dan onlay gigi: Dapat direkomendasikan sebagai pengganti mahkota dan juga bisa digunakan ketika rongga terlalu besar untuk melakukan tambalan gigi.

7. Pencegahan

Mencegah erosi gigi sangat mudah, yaitu dengan menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dengan baik, serta membatasi konsumsi makanan dan minuman tertentu.

Beberapa cara untuk mencegah erosi gigi dapat berupa:

  • Mengonsumsi makanan dan minuman asam serta minuman bersoda tepat pada waktu makan guna mengurangi jumlah serangan asam pada gigi.
  • Minumlah dengan cepat, tanpa menahan cairan di mulut atau berkumur dengan minuman tersebut. Bisa juga gunakan sedotan untuk membantu minuman langsung masuk ke bagian belakang mulut dan meminimalkan kontak yang lama dengan gigi.
  • Konsumsi keju atau susu sebagai makanan penutup setelah makan besar untuk membantu menghilangkan asam.
  • Mengunyah permen karet bebas gula setelah makan dapat membantu menghasilkan lebih banyak air liur. Ini penting untuk menghilangkan asam yang terbentuk di mulut setelah makan.
  • Menunggu selama setidaknya satu jam setelah makan atau minum sesuatu yang asam sebelum menyikat gigi.
  • Sikat gigi dua kali sehari, setidaknya satu kali pada siang hari dan satu kali pada malam hari sebelum tidur dengan pasta gigi ber-fluoride. Untuk menyikat gigi, gunakanlah sikat berkepala kecil dengan bulu sikat yang lembut.  
  • Anak-anak hingga usia tiga tahun harus menggunakan pasta gigi dengan kadar fluoride minimal 1.000 ppm (parts per million). Sementara itu, anak usia tiga tahun ke atas hingga dewasa harus menggunakan pasta gigi yang mengandung 1.350 ppm hingga 1.500 ppm.
  • Meludahlah setelah menyikat gigi dan jangan membilas mulut. Tujuannya agar fluoride dapat menempel lebih lama pada gigi.

Demikianlah fakta seputar erosi gigi. Penyebabnya beragam, tetapi penyebab umumnya adalah asam dari makanan dan minuman. Jagalah selalu kebersihan dan kesehatan gigi, serta rutin melakukan pemeriksaan enam bulan sekali ke dokter gigi, agar kamu terhindar dari erosi gigi dan masalah gigi lainnya.

Referensi

"Dental Erosion." American Dental Association. Diakses Juli 2024. 
"Tooth Enamel Erosion and Restoration." WebMD. Diakses Juli 2024. 
"Enamel Erosion: Stages, Causes, Symptoms & Treatment." NewMouth. Diakses Juli 2024. 
"Tooth Enamel Erosion: What You Should Know." Healthline. Diakses Juli 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Enrico Gary Himawan
3+
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us