Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
scitechdaily.com
scitechdaily.com

Kamu pasti pernah mengalami merinding secara tiba-tiba. Misalnya, saat sedang berada di luar atau saat merasa ketakutan. Saat merinding, maka akan tampak benjolan-benjolan kecil di seluruh kulit dan rambut tubuh berdiri. Sampai saat ini, tak sedikit yang mengira bahwa merinding merupakan pertanda bahwa ada makhluk halus yang lewat. Tapi apakah benar demikian?

Nah, ternyata tidak ada kaitannya antara merinding dengan kehadiran makhluk halus. Merinding merupakan respons terhadap sesuatu yang terjadi pada tubuh dan dapat dijelaskan secara ilmiah.

Dirangkum dari laman Medical News Today dan WebMD, inilah beberapa alasan ilmiah mengapa kamu bisa merinding.

1. Menggigil dan kedinginan

unsplash.com/Spencer Backman

Merinding berperan penting dalam kemampuan tubuh mengatur suhunya. Umumnya, mamalia memiliki bulu tebal yang membuat tubuh tetap hangat. Saat rambut berdiri, ini menawarkan lebih banyak isolasi.

Banyak orang merinding saat merasa kedinginan atau bahkan karena hanya berpikir tentang kedinginan, seperti saat menyaksikan adegan dingin di film. Beberapa orang juga merinding saat merasa kedinginan akibat sedang sakit, misalnya demam.

2. Emosi yang kuat

pexels.com/Moose Photos

Sering tiba-tiba merinding saat berpikir tentang hal-hal mistis? Ternyata ini dapat dijelaskan secara ilmiah dan bukan merupakan tanda kehadiran makhluk halus, lho. Nah, ketika kamu memiliki perasaan yang kuat, seperti ketakutan, kekaguman, atau hasrat seksual, tubuh melepaskan hormon yang membuat otot-otot kecil di bawah kulit mengencang dan rambut berdiri tegak. Hewan berbulu juga memiliki refleks ini yang membuat mereka tampak lebih besar dan menakutkan saat mereka merasa terancam.

Karena manusia tidak memiliki banyak rambut di tubuh, kamu hanya akan melihat kulit merinding yang umumnya terjadi pada lengan bawah. Jika emosi yang kuat menjadi pemicu merinding, kamu mungkin juga akan mengalami:

  • Panas dingin,
  • Denyut jantung lebih cepat,
  • Napas lebih cepat,
  • Air mata.

3. Kejang

ilustrasi seseorang mengalami epilepsi (unsplash.com/Kin Kwesy)

Meskipun jarang terjadi, individu juga bisa merinding saat kejang. Ini paling mungkin terjadi pada individu yang menderita epilepsi lobus temporal, di mana kejang dimulai di bagian otak yang mengontrol emosi.

Untuk mengatasi kejang, pasien harus mendapatkan bantuan dokter. Banyak perawatan yang berbeda dapat mencegah kejang, seperti obat-obatan harian, pembedahan, atau perangkat khusus yang mengendalikan saraf di otak.

4. Keratosis pilaris

scitechdaily.com

Keratosis pilaris adalah suatu kondisi yang membuat sebagian kulit terlihat menyerupai merinding sebagai akibat dari sel kulit mati yang menyumbat folikel rambut dan membentuk benjolan kecil. Keratosis pilaris juga bisa menyebabkan kulit menjadi merah, gatal, dan kering.

Keratosis pilaris sebenarnya bukanlah kondisi yang berbahaya. Hanya saja, banyak orang yang tidak menyukai tampilan keratosis pilaris.

5. Obat-obatan

ilustrasi konsumsi obat-obatan (unsplash.com/Laurynas Mereckas)

Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan merinding. Misalnya, sebuah studi dalam International Journal of Clinical Pharmacology and Therapeutics pernah mengidentifikasi kasus dua saudara perempuan yang merinding setelah minum obat yang disebut milnacipran hydrochloride.

Konsumsi obat yang merangsang aktivitas yang mirip dengan bahan kimia dalam tubuh pemicu merinding juga dapat memicu fenomena tersebut. Misalnya, seseorang yang mengalami dorongan adrenalin saat menggunakan metamfetamin mungkin juga merinding.

Selain konsumsi obat-obatan tertentu, penghentian konsumsi beberapa jenis obat juga dapat menyebabkan merinding.

Sekarang kamu sudah tahu alasan ilmiah mengapa kamu bisa merinding. Jadi, kalau kamu merinding, jangan langsung takut dan berpikir ada makhluk halus di sekitarmu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorEka Ami