Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pixabay.com/Jill Wellington

"Berjemur di bawah matahari menyembuhkan COVID-19!"

Pernah dengar selentingan tersebut? Tak sedikit orang yang mengklain bahwa sinar ultraviolet (UV) dari pancaran sinar matahari dapat menyembuhkan COVID-19, penyakit yang diakibatkan oleh virus corona strain baru, SARS-CoV-2.

Meski belum benar-benar terbukti, tapi klaim tersebut membuat orang-orang bertanya-tanya dan banyak juga yang mencobanya. Para peneliti pun tergoda untuk menelitinya. Bagaimana faktanya? Yuk, kupas tuntas di sini!

1. Sinar UV ada lebih dari satu, lho! Yang mana yang bermanfaat?

pexels.com/Pixabay

Pertama-tama, kita harus mengetahui terlebih dulu tentang jenis-jenis sinar UV. Mengutip informasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), sinar UV ada tiga macam: UVA, UVB, dan UVC. 

Radiasi UV yang mencapai tubuh kita saat berjemur adalah UVA, sementara radiasi UVB dan UVC terserap lapisan ozon.

Jadi, sudah benar, dong, kalau kita berjemur di bawah sinar matahari? Tunggu dulu! CDC melanjutkan, dengan panjang gelombang terpendek dan energi tertinggi, radiasi UVC adalah yang paling ampuh sebagai disinfektan virus dan substansi patogen lainnya.

2. Berkenalan dengan UVC, disinfektan murni jika dosisnya tepat

Editorial Team

Tonton lebih seru di