Respiratory syncytial virus (RSV) adalah penyebab paling umum dari bronkiolitis dan pneumonia pada bayi. Penyakit ini sering muncul terutama di komunitas, sekolah, dan pusat penitipan anak.
RSV menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin, melepaskan percikan droplet yang mengandung virus ke udara atau ke permukaan benda. Droplet ini dapat masuk ke mata, hidung, atau mulut orang di sekitarnya. Virus juga bisa menular melalui sekresi pernapasan yang sudah mengering pada seprai atau benda lain, serta melalui kontak langsung, misalnya saat mencium bayi.
Masa inkubasi RSV, yaitu waktu dari paparan hingga timbulnya gejala, berkisar 4–6 hari.
RSV dapat menginfeksi semua usia, tetapi paling sering terjadi pada bayi usia 2 hingga 8 bulan. Hampir semua anak akan terinfeksi RSV setidaknya sekali sebelum usia 2 tahun, dan infeksi dapat berulang sepanjang hidup.
Bayi yang lahir prematur atau memiliki penyakit paru kronis berisiko lebih tinggi mengalami RSV berat. Pada bayi prematur, infeksi RSV dapat menyebabkan gangguan pernapasan berat hingga pneumonia, yang berpotensi mengancam jiwa. Bayi dengan penyakit jantung bawaan, gangguan paru, atau penyakit neuromuskular juga memiliki risiko lebih besar mengalami komplikasi serius.
Infeksi RSV pada masa bayi tidak hanya berbahaya saat akut, tetapi juga dapat meningkatkan risiko berkembangnya asma di kemudian hari.
