ilustrasi penderita sindrom ruminasi (freepik.com/racool-studio)
Sama seperti semua obat, Postinor bisa menimbulkan efek samping, meski tidak terjadi pada semua orang. Gejala yang sangat umum terjadi pada lebih dari 1 dari 10 orang adalah:
- Merasa sakit (mual).
- Mengalami pendarahan yang tidak teratur sampai periode mens berikutnya.
- Merasakan sakit perut di bagian bawah.
- Kelelahan.
- Sakit kepala.
Gejala umum yang dialami 1 dari 10 orang:
- Nyeri payudara.
- Diare.
- Pusing.
Efek samping yang sangat jarang terjadi (1 dari 10.000 orang):
- Ruam.
- Gatal-gatal.
- Bengkak pada wajah.
- Nyeri panggul.
- Nyeri haid.
Efek samping lain yang tidak tercantum di atas juga dapat terjadi pada beberapa orang. Jika efek samping berlanjut, sebaiknya temui dokter kandungan untuk konsultasi.
Dengan tingkat efektivitas yang mencapai 85 persen dalam mencegah kehamilan, Postinor sama efektifnya dengan menggunakan kondom pria. Waktu terbaik untuk mengonsumsi Postinor adalah sebelum ovulasi. Namun, Postinor bisa diminum kapan saja setelah tiga hari berhubungan seks jika itu satu-satunya metode kontrasepsi yang tersedia. Di luar waktu tersebut, Postinor tidak dapat mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
Penulis: Dian Rahma Fika Alnina