ilustrasi konseling (pexels.com/Alex Green)
Buku panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5) menggunakan kriteria berikut untuk mendiagnosis fobia spesifik:
- Ketakutannya tidak sebanding dengan bahaya nyata apa pun.
- Ketakutan menyebabkan stres yang signifikan dan gangguan pada kehidupan orang tersebut.
- Ketakutan dan efeknya telah berlangsung setidaknya selama 6 bulan.
Cibophobia mengganggu kehidupan sehari-hari. Seseorang dengan fobia ini mungkin menjadi sangat cemas di tempat kerja, misalnya saat melihat orang lain makan makanan yang mereka takuti.
Seseorang dengan cibophobia kemungkinan akan menunjukkan perilaku menghindar. Ini berarti bahwa seseorang akan, dengan cara apa pun, mencegah dirinya bersentuhan dengan objek fobianya. Orang tersebut mungkin berhenti berbelanja bahan makanan atau berhenti pergi ke restoran—di mana pun ada kemungkinan ia akan bersentuhan dengan makanan yang ditakuti.
Meskipun cibophobia bukanlah gangguan makan, seseorang dapat memiliki cibophobia dan gangguan makan—seperti anoreksia, bulimia, atau orthorexia—pada saat yang bersamaan.
Cibophobia dan gangguan makan dapat muncul dengan cara yang sama. Kedua kondisi tersebut menyebabkan tingkat kecemasan yang ekstrem seputar makanan dan perilaku menghindar
Seseorang dengan cibophobia, bagaimanapun, takut pada makanan itu sendiri dan bukan efek makanan pada citra tubuh mereka (seperti penambahan berat badan).
Pada penderita cibophobia, mereka tahu bahwa respons ketakutan dan perilaku menghindar tidak rasional. Mereka sadar bahwa makanan yang ditakuti tidak akan membahayakan, tetapi mereka tidak dapat mengatasi rasa takut itu.