- Stunting: Anak dengan anemia defisiensi besi di negara berkembang memiliki kemungkinan: 2,27 kali lebih besar untuk mengalami stunting dibandingkan dengan anak tanpa anemia defisiensi besi.
- Gangguan fungsi kognitif: Anak usia di bawah 10 tahun yang pada usia dini mengalami anemia defisiensi besi berisiko lebih tinggi mengalami disabilitas
intelektual. - Perawakan pendek: Penelitian terhadap anak usia 0–4 tahun di Qatar dengan anemia defisiensi besi, mereka memiliki perawakan yang lebih pendek dan kecepatan tumbuh yang lebih lambat secara signifikan dibandingkan dengan anak tanpa anemia defisiensi besi.
- Autism spectrum disorder (ASD): Prevalensi anemia defisiensi besi lebih tinggi pada anak dengan ASD dibandingkan dengan anak tanpa ASD. Selain itu, anemia defisiensi besi pada anak dengan ASD menyebabkan manifestasi ASD lebih berat.
- Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD): Anak dengan ADHD yang mengalami anemia defisiensi besi, memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki gejala ADHD yang lebih berat dibandingkan dengan anak ADHD tanpa anemia defisiensi besi.
- Gangguan sistem imun: Anak dengan anemia defisiensi besi memiliki kadar dan respons imun (imunoglobulin, interleukin, aktivitas sel) yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan dengan anak tanpa anemia defisiensi besi.
Prevalensi anemia di Indonesia diperkirakan 22,8 persen pada anak usia di bawah 5 tahun, paling banyak dialami oleh anak usia di bawah 1 tahun.
Menurut Prof. Rini, upaya pencegahan anemia, terutama di Indonesia sebagai negara dengan prevalensi tinggi, salah satunya adalah dengan konsumsi suplementasi zat besi dan asam folat selama kehamilan.
Selain itu, memberikan ASI eksklusif merupakan pilihan terbaik, atau susu formula yang kaya akan zat besi. Hindari memberi susu sapi terlalu dini, karena zat besinya sulit diserap oleh tubuh bayi.
Selanjutnya, berikan makanan kaya akan zat besi saat mulai MPASI. Contohnya daging merah, ikan, dan makanan kaya akan zat besi lainnya.
Orang tua atau pengasuh harus memenuhi kebutuhan zat besi anak sejak dini demi mendukung tumbuh kembang dan kecerdasan optimal anak.
Referensi
"What is iron deficiency anemia in children?" Boston Children's. Diakses Maret 2025.
"How Important Is Iron for the Developing Brain?" Psychology Today. Diakses Maret 2025.