Dalam menangani gejala dan komplikasi gas air mata, segera bergegas ke fasilitas layanan kesehatan. Ini karena efek gas air mata bisa berdampak serius terhadap tubuh. Tidak ada penawar untuk racun dari gas air mata.
Mereka yang mengalami luka bakar kimiawi dan gejala-gejala iritasi kulit lainnya harus segera mendapatkan perawatan medis. Perawatan standar adalah membilas sisa-sisa senyawa gas air mata dari kulit. Lalu, kulit didinginkan dengan air untuk kemudian dibalut dengan perban.
Untuk menyelesaikan gejala pernapasan (terutama yang memiliki komorbiditas pernapasan) setelah paparan gas air mata, pasien butuh perawatan medis dalam bentuk oksigen. Selain itu, pasien yang memiliki kondisi asma juga bisa mengonsumsi obat asma (seperti bronkodilator dan/atau steroid) untuk melegakan saluran pernapasan.
Referensi
Rothenberg, Craig, Satyanarayana Achanta, Erik R. Svendsen, and Sven‐Eric Jordt. “Tear gas: an epidemiological and mechanistic reassessment.” Annals of the New York Academy of Sciences 1378, no. 1 (July 8, 2016): 96–107.
Medical News Today. Diakses pada Agustus 2024. Effects of tear gas on the body.
Healthline. Diakses pada Agustus 2024. How Does Tear Gas Affect the Human Body?
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Agustus 2024. Facts About Riot Control Agents Interim document.
Haar, Rohini J., Vincent Iacopino, Nikhil Ranadive, Sheri D. Weiser, and Madhavi Dandu. “Health impacts of chemical irritants used for crowd control: a systematic review of the injuries and deaths caused by tear gas and pepper spray.” BMC Public Health 17, no. 1 (October 19, 2017).