ilustrasi orang dewasa bertengkar (pexels.com/Liza Summer)
Tidak banyak penelitian yang berfokus pada kasus depresi anaklitik pada orang dewasa. Salah satu studi dalam jurnal Psychology and Psychotherapy Theory Research and Practice tahun 2002 menunjukkan, orang-orang dengan keterikatan yang aman lebih kecil kemungkinannya mengembangkan depresi.
Dengan kata lain, depresi anaklitik pada orang dewasa lebih mungkin terjadi ketika seseorang mengembangkan gaya keterikatan yang sibuk atau keterikatan cemas.
Adapun gejala depresi anaklitik pada orang dewasa meliputi:
- Kecenderungan memiliki keyakinan perfeksionisme.
- Merasa perlu memenuhi standar tinggi orang lain.
- Perasaan kesepian sering melanda.
- Takut ditinggalkan.
- Ketidakberdayaan.
- Kelemahan.
Karena dasar dari depresi anaklitik yang terjadi pada orang dewasa tampaknya berasal dari gaya keterikatan, maka untuk mengatasinya adalah dengan mempelajari cara membangun keterikatan yang aman seperti pengaturan diri, empati, dan komunikasi selaras dengan orang lain.
Pada dasarnya hubungan antara bayi dan ibu atau pengasuhnya tidak bisa dipisahkan. Jika sampai terpisahkan, tak menutup kemungkinan depresi anakliktik bisa dialami bayi. Meskipun sifatnya sementara, tetapi dampak yang terjadi cenderung bersifat negatif, seperti terganggunya perkembangan anak secara umum.