Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati melaporkan pemeriksaan Kesehatan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemprov DKI Jakarta. Hasilnya menunjukkan bukan cuma ada masalah kesehatan fisik, tetapi juga masalah mental.
"Hasil pemeriksaan kesehatan ASN yang dilakukan tahun 2024. Ada beberapa hasil yang mungkin mesti kita cermat yang obesitas ada 62 persen, yang overweight, 15,4 persen, yang hipertensi, 27,6 persen, dan diabetes melitus, 5,7 persen. Namun, (juga) ada yang punya masalah kejiwaan, dan ini angkanya tidak kecil, 15 persen," ucap Ani dalam acara Senam Kampanye BERJAGA 2.0 di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Kelebihan berat badan atau obesitas bukan sekadar angka di timbangan. Kondisi ini dapat membuka pintu bagi sederet risiko penyakit serius, seperti hipertensi, diabetes, gangguan jantung, hingga beberapa jenis kanker—dan pelan-pelan merusak kualitas hidup.
Yang sering tidak disadari, risiko masalah kesehatan ini sebenarnya sudah muncul sejak berat badan mulai sedikit saja berlebih. Dan, makin bertambah berat badan, makin besar pula risikonya. Banyak orang yang akhirnya harus hidup dengan penyakit menahun, yang juga berdampak pada keluarga mereka. Selain itu, beban biaya untuk pengobatan penyakit terkait obesitas juga sangat besar bagi sistem kesehatan.
Untuk mengukur obesitas yang dapat dilakukan sendiri adalah menghitung indeks massa tubuh (IMT). Kisaran normal IMT Asia-Pasifik adalah 18,5–22,9 kg/m2. Lebih dari ukuran tersebut masuk kelompok berisiko. IMT 23-24,8 kg/m2 masuk kelompok kelebihan berat badan (overweight). Bila IMT di atas 25 kg/m2 disebut sebagai obesitas.
Untuk memotivasimu dalam mencapai berat badan sehat, yuk, ketahui deretan risiko kesehatan yang bisa timbul akibat obesitas!