Pentingnya Kepatuhan dalam Pengobatan TBC, biar Sembuh Total

Dukungan keluarga dibutuhkan dalam menjalani pengobatan TBC

Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Biasanya, bakteri tersebut menyerang paru-paru sehingga menyebabkan gangguan pernapasan. Selain paru-paru, bakteri penyebab TBC juga bisa menyerang organ tubuh lainnya. 

Pengobatan TBC membutuhkan waktu yang lama selama berbulan-bulan. Tidak jarang, durasi pengobatan yang lama membuat pasien menjadi bosan. Ada pula yang merasakan keluhan tertentu selama mengonsumsi obat TBC sehingga mereka menghentikan pengobatannya sendiri.

Padahal, pengobatan yang tidak diselesaikan sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter bisa membahayakan pasien TBC itu sendiri, bahkan juga dapat membahayakan orang sekitarnya. 

1. Indonesia termasuk negara dengan kasus TBC terbanyak

Pentingnya Kepatuhan dalam Pengobatan TBC, biar Sembuh Totalilustrasi infeksi paru-paru (pexels.com/Monstera)

Pada tahun 2020, sebanyak 86 persen kasus TBC baru terjadi di 30 negara dengan beban TBC yang tinggi. Dua pertiga jumlah kasus TBC berasal dari delapan negara, yaitu India, Indonesia, China, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh, dan Republik Demokratik Kongo.

Diperkirakan ada 10,6 juta orang menderita TBC di seluruh dunia. Sebanyak 6 juta di antaranya merupakan laki-laki, 3,4 juta merupakan perempuan, dan sisanya 1,2 juta merupakan anak-anak.

2. Risiko TBC meningkat pada orang dengan kondisi sistem kekebalan tubuh lemah

Pentingnya Kepatuhan dalam Pengobatan TBC, biar Sembuh Totalilustrasi batuk (freepik.com/benzoix)

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), orang-orang yang lebih berisiko jatuh sakit akibat TBC yaitu jika sistem kekebalan tubuh melemah, seperti orang dengan HIV, kurang gizi, atau diabetes, serta pengguna tembakau.

Seseorang yang terinfeksi HIV 16 kali lebih berisiko berkembang menjadi TBC aktif jika tertular TBC.

Risiko TBC aktif juga lebih tinggi pada seseorang yang mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh.

Seseorang yang mengalami kekurangan gizi 3 kali lebih berisiko. Ada 2,2 juta kasus TBC baru secara global pada tahun 2021 karena kekurangan gizi.

Gangguan penggunaan alkohol meningkatkan risiko penyakit TBC sebesar 3,3 kali lipat, sementara merokok meningkatkan risiko penyakit TBC sebesar 1,6 kali lipat.

Baca Juga: TBC Laten dan TBC Aktif, Apa Saja Perbedaannya?

3. Jika tidak diobati, TBC berisiko menular ke orang lain

Pentingnya Kepatuhan dalam Pengobatan TBC, biar Sembuh Totalilustrasi penyakit menular (pexels.com/Monstera)

Bakteri penyebab TBC dapat menular melalui udara ketika orang yang terinfeksi TBC paru sedang batuk, bersin, atau meludah. Mereka yang mengembangkan penyakit TBC aktif mengalami gejala yang ringan dalam beberapa bulan. Hal ini membuat mereka menunda untuk mencari pertolongan dan berisiko menularkan bakteri ke orang lain di sekitarnya.

Dalam setahun, orang dengan TBC aktif dapat menginfeksi 5 sampai 15 orang lain melalui kontak dekat. Oleh sebab itu, penting untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat agar penyakitnya tidak menular ke banyak orang.

4. TBC bisa diobati dan disembuhkan

Pentingnya Kepatuhan dalam Pengobatan TBC, biar Sembuh Totalilustrasi obat (unsplash.com/Melany @ tuinfosalud.com)

TBC merupakan penyebab kematian terbesar ke-13 di dunia dan penyakit menular penyebab kematian terbesar ke-2 setelah COVID-19. Ada 1,6 juta orang meninggal karena tuberkulosis pada tahun 2021. WHO menyebut, lebih dari 95 persen kasus dan kematian akibat TBC terjadi di negara berkembang.

Meski dapat menyebabkan kematian, tetapi TBC merupakan penyakit yang bisa diobati dan disembuhkan. Sejak tahun 2000, diperkirakan 74 juta nyawa selamat melalui diagnosis dan pengobatan TBC.

5. Pentingnya kepatuhan dalam pengobatan TBC

Pentingnya Kepatuhan dalam Pengobatan TBC, biar Sembuh Totalilustrasi minum obat (pexels.com/Kampus Production)

Menurut American Lung Association, pasien TBC kemungkinan sudah merasa lebih baik dalam beberapa minggu setelah minum obat. Namun, pengobatan tetap harus dilanjutkan karena mengobati TBC butuh waktu yang lebih lama daripada infeksi bakteri lainnya.

Pasien TBC aktif membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu antara 6 sampai 12 bulan. Pasien harus menyelesaikan pengobatan hingga tuntas seperti yang telah diresepkan oleh dokter.

Minum obat dengan tidak benar berisiko membuat kuman TBC yang masih hidup menjadi resistan atau kebal obat. Akibatnya, pengobatan bisa menjadi lebih sulit di kemudian hari jika pengobatan dihentikan sebelum waktunya. Tidak menyelesaikan pengobatan juga berisiko menularkan penyakit ke orang lain. Oleh sebab itu, pasien TBC harus minum obat sesuai anjuran dokter.

Seseorang yang terkena TBC membutuhkan dukungan dalam menjalani pengobatannya. Sebab, tanpa adanya dukungan, kepatuhan dalam pengobatan menjadi lebih sulit.

6. Penting untuk menjelaskan jika ada keluhan selama pengobatan TBC

Pentingnya Kepatuhan dalam Pengobatan TBC, biar Sembuh Totalilustrasi konsultasi dengan dokter (pexels.com/cottonbro)

Selama menjalani pengobatan, pasien TBC akan membutuhkan pemeriksaan untuk mengetahui keberhasilan pengobatannya. Pasien harus menjelaskan kepada dokter apabila ada keluhan yang dirasakan ketika mengonsumsi obat TBC.

Misalnya, dokter bisa saja meresepkan suplemen vitamin B6 jika selama pengobatan TBC mengeluhkan rasa kesemutan atau mati rasa. Pada beberapa kasus, pengobatan TBC bisa diganti oleh dokter dengan obat TBC lainnya jika efek samping yang dialami termasuk serius. Dengan begitu, pasien TBC dapat menyelesaikan pengobatannya hingga dinyatakan sembuh.

Dibutuhkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan TBC agar bisa sembuh. Jika pengobatan tidak diselesaikan sesuai jadwal, kuman TBC berisiko menjadi resistan obat dan berisiko menularkan penyakitnya ke orang lain. Apabila selama mengonsumsi obat TBC merasakan keluhan tertentu, penting untuk menjelaskannya ke dokter.

Baca Juga: Waspadai TBC pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya