Mengapa Remaja yang Mengalami Anemia Berisiko Lahirkan Anak Stunting?

Anemia saat remaja dapat terus berlanjut hingga dewasa

Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Meskipun terlihat sepele, namun anemia khususnya pada remaja dapat menyebabkan masalah yang lebih serius. Tidak hanya menyebabkan penurunan semangat belajar di sekolah, remaja putri yang mengalami anemia berisiko melahirkan anak dengan kondisi stunting.

Maka dari itu, masalah anemia menjadi perhatian bagi berbagai badan yang berfokus terhadap kesehatan seperti Badan Kesehatan Dunia (WHO) termasuk UNICEF dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Mengapa remaja yang mengalami anemia berisiko melahirkan anak stunting? Berikut penjelasannya!

1. Mengenal anemia

Mengapa Remaja yang Mengalami Anemia Berisiko Lahirkan Anak Stunting?ilustrasi anemia (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dilansir Badan Kesehatan Dunia (WHO), anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal. Hemoglobin berperan penting untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika jumlah hemoglobin dalam tubuh rendah, maka jumlah darah yang membawa oksigen juga berkurang. Akibatnya, jaringan tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup sehingga mereka akan mengalami berbagai keluhan, diantaranya kelelahan, lemas, dan lainnya.

Anemia menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, terutama memengaruhi anak-anak dan wanita hamil. Anemia kurang zat besi terbukti memengaruhi perkembangan kognitif dan perkembangan fisik pada anak-anak dan menurunkan produktivitas pada orang dewasa.

2. Anemia pada remaja

Mengapa Remaja yang Mengalami Anemia Berisiko Lahirkan Anak Stunting?ilustrasi remaja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Anemia merupakan merupakan masalah kesehatan yang membuat pengidapnya mengalami letih, lesu, dan kelelahan sehingga berdampak pada menurunnya produktivitas. Anemia tidak hanya menyebabkan masalah jangka pendek saja, tetapi juga jangka panjang. Seperti dijelaskan pada laman Kemenkes bahwa anemia dapat meningkatkan risiko kerentanan terhadap penyakit dan berisiko melahirkan generasi dengan masalah gizi.

Di Indonesia, angka kejadian anemia juga masih cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas 2018, angka prevalensi anemia pada usia remaja sebesar 32 persen. Ini artinya, 3 sampai 4 dari 10 remaja di Indonesia mengalami anemia, mengutip laman Kemenkes.

Baca Juga: Anemia pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

3. Mengapa remaja yang anemia berisiko melahirkan anak stunting?

Mengapa Remaja yang Mengalami Anemia Berisiko Lahirkan Anak Stunting?ilustrasi bayi (pexels.com/Lisa Fotios)

Kemenkes menjelaskan bahwa perkembangan remaja disebut sangat menentukan kualitas saat menjadi individu dewasa. Sebab, masalah gizi yang dialami pada masa remaja meningkatkan kerentanan mereka terhadap penyakit kelak saat dewasa dan berisiko melahirkan anak dengan masalah gizi. Anemia pada masa remaja dapat menyebabkan masalah kesehatan, di antaranya penyakit tidak menular, produktivitas menurun, prestasi menurun, hingga masalah kesuburan.

UNICEF juga menjelaskan hal yang sama. UNICEF menyebutkan, remaja putri yang mengalami anemia dapat berlanjut hingga mereka dewasa dan menjadi ibu dengan anemia. Anemia pada masa kehamilan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir prematur, perdarahan pasca persalinan, dan bayi lahir mati. Sementara itu, pada bayi yang dapat bertahan, mereka juga berisiko mengalami kondisi stunting.

4. Penyebab remaja mengalami anemia

Mengapa Remaja yang Mengalami Anemia Berisiko Lahirkan Anak Stunting?ilustrasi makanan bervariasi (pexels.com/Cats Coming)

Menurut WHO, jenis anemia paling sering adalah anemia kurang zat besi. Anemia kurang zat besi relatif mudah ditangani melalui perubahan pola makan.

Anemia pada remaja putri disebabkan beberapa faktor, salah satunya karena gaya hidup yang kurang sehat. Berdasarkan data Riskesdas 2018, sekitar 65 persen remaja tidak sarapan. Selain itu, sebanyak 97 persen remaja kurang mengonsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik, dan mengonsumsi gula, garam, dan lemak berlebih. Hal ini disampaikan oleh drg. Kartini sebagai Plt Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat pada laman Kemenkes.

Hal senada juga dijelasan oleh Guru Besar Departemen Gizi FKM UI, Prof. dr. Endang L Achadi, MPH., DrPH yang menyebutkan bahwa penyebab remaja putri mengalami anemia karena kurang asupan zat gizi, sebagian besar disebabkan kurangnya zat besi, mengutip laman Kemenkes. Prof. Endang menambahkan bahwa rata-rata kandungan zat besi makanan penduduk Indonesia lebih rendah daripada zat besi yang dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin. Maka dari itu, penting untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

5. Cara mencegah anemia kurang zat besi

Mengapa Remaja yang Mengalami Anemia Berisiko Lahirkan Anak Stunting?ilustrasi suplemen zat besi (unsplash.com/Avinash Kumar)

Kebutuhan zat gizi tidak dapat dicukupi jika hanya mengonsumsi satu jenis makanan saja. Maka dari itu, perlu mengonsumsi berbagai jenis makanan sehingga kebutuhan zat gizi terpenuhi.  

Untuk mencegah anemia, Kemenkes melakukan langkah dengan memberikan tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri dan ibu hamil. Kemenkes juga melakukan kegiatan edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan, dan penerapan hidup bersih dan sehat.

Remaja putri yang mengalami anemia dapat berlanjut hingga mereka dewasa sehingga menjadi ibu dengan anemia. Anemia pada masa kehamilan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah dan bayi lahir prematur sehingga mereka berisiko mengalami stunting. Langkah pencegahan anemia pada remaja dengan pemberian tablet tambah darah, mengonsumsi makanan bervariasi dan bergizi seimbang, serta penerapkan hidup bersih dan sehat contohnya berolahraga. 

Baca Juga: Remaja Kunci Percepatan Penurunan Stunting

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya