Mengutip laman NYU Langone Hospitals, ada dua jenis diseksi aorta yang diklasifikasikan berdasarkan lokasinya.
Diseksi aorta tipe A terjadi para aorta asensdens, yaitu bagian lengkung aorta yang memanjang ke atas dari jantung. Robekan ini dapat meluas di sepanjang bagian atas aorta dan turun menuju perut.
Tipe A adalah tipe diseksi aorta yang paling umum dan lebih cenderung akut daripada kronis. Ini membuatnya lebih berbahaya daripada diseksi aorta tipe B karena lebih mungkin menyebabkan aorta pecah, yang mengarah ke kondisi jantung yang berpotensi fatal.
Orang dengan diseksi aorta tipe A sering melaporkan sesak napas dan rasa sakit yang tiba-tiba, parah, dan tajam yang terasa seperti robekan di dada dan punggung bagian atas. Namun, beberapa orang tidak mengalami gejala.
Diseksi aorta tipe B berasal dari aorta desendens, yang memanjang dari lengkungan di bagian atas aorta asendens—bagian yang memanjang ke atas dari jantung—ke bagian bawah aorta, yang juga dikenal sebagai aorta perut.
Sebagian besar diseksi aorta tipe B bersifat kronis dan oleh karena itu jarang menyebabkan efek samping yang mengancam jiwa. Perawatannya termasuk pengobatan dan pemeriksaan rutin dengan dokter.
Kadang, diseksi tipe B bisa mengurangi atau menghalangi aliran darah ke organ-organ seperti ginjal dan usus. Saat ini terjadi, ahli bedah dapat melakukan operasi endovaskular untuk menempatkan cangkok stent untuk menopang aorta, sambil juga menjaga aliran darah ke organ terdekat.
Gejalanya mungkin termasuk tekanan darah tinggi dan nyeri punggung yang parah dan tajam, yang bisa terasa seperti menjalar ke dada atau perut.
ilustrasi tahapan diseksi aorta (mountelizabeth.com.sg)
Nantinya, dokter mendiagnosis diseksi aorta tipe A dan tipe B sebagai akut atau kronis. Diseksi aorta akut menyebabkan gejala yang mengancam jiwa dan memerlukan perawatan medis darurat. Sementara itu, diseksi aorta kronis kurang serius, tetapi masih memerlukan perawatan.
- Diseksi aorta akut: menyebabkan nyeri dada atau punggung mendadak atau keduanya, dan memerlukan perawatan bedah segera untuk menghindari pecahnya aorta.
- Diseksi aorta kronis: kadang gejala diseksi aorta tidak jelas dan tidak spesifik dan mungkin tidak terdeteksi sampai robekan mulai menyebabkan gejala lain, seperti berkeringat, sesak napas, atau pingsan. Ketika gejala ini terjadi, atau jika tes pencitraan menunjukkan tanda-tanda bahwa kondisi tersebut telah muncul selama 2 minggu atau lebih, hal itu disebut sebagai diseksi aorta kronis.