Tamponade Jantung: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tamponade jantung atau cardiac tamponade adalah kondisi di mana terdapat darah atau cairan di ruang antara kantung yang membungkus jantung dan otot jantung. Akibatnya, terdapat tekanan ekstrem pada jantung yang mencegah ventrikel jantung berkembang sepenuhnya, sehingga jantung tidak akan berfungsi secara normal.
Lebih lanjut, kondisi ini dapat memicu kegagalan organ, syok, bahkan kematian. Di bawah ini akan dipaparkan sejumlah informasi penting mengenai tamponade jantung yang telah dirangkum dari laman Healthline dan Medical News Today
1. Gejala
Tamponade jantung akan memengaruhi kemampuan jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Karena darah tidak mampu bersirkulasi dengan baik, ini dapat menyebabkan beberapa masalah, yang mencakup:
- Kecemasan dan kegelisahan
- Tekanan darah rendah
- Kelemahan
- Nyeri dada yang bisa menjalar hingga leher, bahu, dan punggung
- Sulit bernapas
- Pernapasan cepat
- Pingsan, pusing, dan kehilangan kesadaran.
- Tekanan darah rendah di arteri
- Kulit kebiruan
- Rasa kantuk
2. Penyebab
Tamponade jantung disebabkan oleh penumpukan cairan di antara lapisan perikardium. Pada tamponade jantung akut, akumulasi cairan ini terjadi secara cepat, sedangkan pada tamponade jantung subakut penumpukan cairan terjadi secara perlahan. Beberapa penyebab tamponade jantung yang umum yaitu:
- Cedera dada
- Serangan jantung
- Hipotiroidisme
- Perikarditis
- Diseksi aorta
- Tuberkulosis (TBC)
- Gagal ginjal
- Kanker
- Lupus
Baca Juga: Cek Saturasi untuk Deteksi Penyakit Jantung Bawaan Bayi Baru Lahir
3. Diagnosis
Editor’s picks
Diagnosis tamponade jantung dilakukan oleh dokter yang mulanya akan mencari tanda-tanda medis. Setelah itu, dokter akan melakukan tes tambahan untuk mendukung diagnosis, yang biasanya mencakup:
- Ekokardiogram. Tes ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran jantung yang detail.
- Rontgen dada. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ukuran dan bentuk jantung masih normal.
- Elektrokardiogram (EKG). Pada tes ini, dokter akan memeriksa aktivitas listrik jantung.
- CT scan. Ini untuk mengetahui apakah ada cairan ekstra di perikardium.
- MRA. Memanfaatkan medan magnet dan gelombang radio guna mengetahui kelainan dalam aliran darah melalui pembuluh darah jantung.
4. Pengobatan
Tamponade jantung bisa menyebabkan syok hingga kematian, sehingga membutuhkan perawatan darurat. Perawatan tamponade jantung melibatkan mengurangi cairan ekstra di sekitar jantung. Berikut beberapa caranya:
- Perikardiosentesis. Melibatkan penggunaan jarum untuk mengeluarkan cairan dari perikardium.
- Perikardiektomi. Dilakukan untuk mengurangi tekanan pada jantung melalui operasi pengangkatan perikardium.
- Torakotomi. Prosedur pembedahan untuk mengeringkan darah atau sumbatan darah di sekitar jantung.
5. Pencegahan
Hampir tidak mungkin untuk mencegah tamponade jantung secara keseluruhan. Namun, kamu bisa menurunkan risikonya dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Meminimalkan paparan infeksi bakteri atau virus.
- Mendapatkan perawatan yang tepat untuk kondisi medis yang dimiliki, seperti lupus dan hipotiroidisme.
- Menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang dan olahraga teratur untuk menjaga kesehatan jantung.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
- Menjauhi rokok.
Prospek jangka panjang tamponade jantung tergantung pada seberapa cepat masalah ini ditangani. Jika seseorang memiliki pandangan yang cukup baik, maka masalah bisa cepat didiagnosis dan diobati.
Baca Juga: Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung, Bisa dengan Biomarker
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.