ilustrasi kram perut (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Gejala disentri berkisar dari ringan hingga berat, tergantung kualitas sanitasi di daerah di mana infeksi telah menyebar. Di negara-negara maju, tanda dan gejala disentri cenderung lebih ringan dibanding di negara-negara berkembang atau tropis.
Gejala ringan disentri meliputi sakit perut ringan, kram perut, dan diare.
Gejala biasanya muncul 1–3 hari setelah terinfeksi, dan biasanya pasien bisa pulih dalam waktu seminggu.
Beberapa orang juga dapat mengembangkan intoleransi laktosa yang dapat bertahan lama, kadang sampai bertahun-tahun.
Gejala disentri basiler
Gejala cenderung muncul dalam 1–3 hari setelah infeksi. Biasanya ada sakit perut ringan dan diare, tetapi tidak ada darah atau lendir dalam tinja. Diare mungkin sering terjadi sejak awal.
Gejala yang lebih jarang mungkin meliputi:
- Darah atau lendir dalam tinja.
- Sakit perut yang hebat.
- Demam.
- Mual.
- Muntah.
Pada disentri basiler, sering kali gejalanya ringan sehingga kunjungan ke dokter tidak selalu diperlukan, dan pasien bisa pulih dalam waktu beberapa hari.
Gejala disentri ameba
Seseorang dengan disentri ameba mungkin mengembangkan gejala berikut:
- Sakit perut.
- Demam dan menggigil.
- Mual dan muntah.
- Diare berair, yang dapat berisi darah, lendir, atau nanah.
- Buang air besar yang menyakitkan.
- Kelelahan.
- Sembelit intermiten.
Apabila ameba telah menembus dinding usus, mereka dapat menyebar ke aliran darah dan menginfeksi organ lainnya. Ulkus bisa berkembang, yang mungkin berdarah dan menyebabkan adanya darah dalam tinja.
Pada disentri ameba, gejala bisa bertahan selama beberapa minggu.
Ameba dapat terus hidup dalam tubuh setelah gejala hilang. Kemudian, gejala bisa kembali muncul saat sistem imun seseorang melemah.