Sejujurnya, tidak ada obat yang spesifik untuk distrofi otot. Namun, ada pengobatan yang sifatnya membantu memperpanjang usia, memperkuat otot jantung dan paru-paru, serta terapi agar pengidapnya tetap bergerak.
Secara umum, pengobatan untuk distrofi otot adalah obat-obatan, terapi fisik, dan pembedahan. Untuk obat, misalnya kortikosteroid seperti deflazacort dan prednison. Fungsinya untuk membantu kekuatan otot dan menunda perkembangan gejala.
Ada pula eteplirsen, obat pertama yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada tahun 2016 dan ditujukan untuk pengidap distrofi otot Duchenne.
Kemudian, pada tahun 2019, FDA menyetujui golodirsen. Jika distrofi otot berpotensi merusak jantung, maka obat jantung seperti angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor serta beta blocker digunakan.
Opsi lainnya adalah terapi rentang gerak dan latihan peregangan untuk membuat persendian fleksibel dan memperbaiki mobilitas sendi. Bisa juga dengan latihan aerobik berdampak rendah semisal berjalan atau berenang untuk menjaga kekuatan dan mobilitas.
Tentu saja, alat bantu mobilitas seperti tongkat, alat bantu jalan, dan kursi roda sangat dibutuhkan supaya bisa bergerak secara mandiri. Dan jika otot pernapasan melemah, dibutuhkan alat seperti ventilator agar udara bisa keluar-masuk paru-paru.
Untuk memperbaiki kontraktur (kekakuan jaringan di dalam tubuh yang seharusnya fleksibel dan gampang digerakkan) atau tulang belakang melengkung, maka jalan keluarnya adalah dengan pembedahan. Untuk meningkatkan fungsi jantung, bisa dengan alat pacu jantung atau perangkat lainnya.