Kapan Bayi dan Anak Bisa Diberikan Antibiotik? Jangan Sembarangan! 

Tidak semua penyakit bayi membutuhkan antibiotik 

Antibiotik adalah salah satu jenis obat yang kerap diresepkan untuk bayi dan anak-anak. Tak jarang, orangtua menganggap antibiotik sebagai obat bagi segala penyakit anak dan dijadikan garda terdepan saat anak sakit. Padahal, antibiotik tidak bisa digunakan untuk semua penyakit. Penggunaanya yang tidak tepat justru bisa menyebabkan kerugian yang lebih besar, seperti resistensi antibiotik atau kebalnya bakteri terhadap antibiotik.

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Penyakit yang terjadi akibat infeksi virus, seperti flu dan pilek, tidak bisa diatasi dengan antibiotik.

Lantas, kapan bayi dan anak bisa diberikan antibiotik? Berikut lima kondisi medis yang biasanya memerlukan antibiotik.

Baca Juga: Apakah Pneumonia Bisa Menyebabkan Kematian?

1. Radang paru-paru (pneumonia)

Kapan Bayi dan Anak Bisa Diberikan Antibiotik? Jangan Sembarangan! ilustrasi bayi sakit tenggorokan (pexels.com/Laura Garcia)

Pneumonia adalah suatu infeksi saluran pernapasan yang menyerang paru-paru. Penyebabnya beragam, seperti infeksi virus, bakteri, atau jamur. Akan tetapi, pneumonia pada anak sering kali terjadi akibat infeksi bakteri jenis Streptococcus pneumoniae.

Oleh sebab itu, antibiotik sering kali diresepkan untuk mengatasi pneumonia pada bayi dan anak-anak. Ini termasuk amoksisilin, ampisilin, dan penisilin. Namun, jika terdeteksi penyebabnya adalah virus, pengobatan antibiotik mungkin tidak diresepkan.

Antibiotik diresepkan untuk radang paru-paru jika penyebabnya tidak jelas. Selain itu, ini juga bisa diamati dari gejalanya. Dilansir American Lung Association, pneumonia akibat virus biasanya memiliki gejala lebih ringan dan singkat dibandingkan dengan pneumonia akibat bakteri.

2. Radang tenggorokan

Kapan Bayi dan Anak Bisa Diberikan Antibiotik? Jangan Sembarangan! ilustrasi menyuapi anak (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Radang tenggorokan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus grup A. Anak-anak di bawah usia 3 tahun biasanya jarang mengalami kondisi ini. Namun, jika mereka mengalami radang tenggorokan, gejalanya dapat berupa:

  • Sakit tenggorokan yang datang dengan cepat dan nyeri saat makan.
  • Amandel merah dan bengkak dengan guratan putih di atasnya.
  • Nyeri atau bengkak pada kelenjar  leher.
  • Ruam merah seperti amplas.
  • Demam disertai rewel, nafsu makan yang buruk, dan pilek.

Namun, tidak semua sakit tenggorokan yang dialami anak-anak merupakan gejala radang tenggorokan. Jika anak mengalami batuk dan pilek disertai suara serak dan mata merah, kemungkinan besar bukan merupakan radang tenggorokan, melainkan sakit tenggorokan akibat virus. Sakit tenggorokan akibat virus ini akan sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan antibiotik.

3. Infeksi telinga

Kapan Bayi dan Anak Bisa Diberikan Antibiotik? Jangan Sembarangan! ilustrasi bayi menangis (pexels.com/RODNAE Productions)

Infeksi telinga adalah kondisi lain pada bayi dan anak yang memerlukan antibiotik. Infeksi telinga memang dapat terjadi akibat virus atau pun bakteri. Namun, pada kebanyakan kasus anak-anak, infeksi telinga kerap kali terjadi akibat penumpukan bakteri pada cairan yang menumpuk di belakang gendang telinga.

Pengobatan infeksi ini biasanya memang menggunakan prinsip “tunggu dan lihat”. Artinya, ketika anak yang lebih besar mengalami infeksi telinga, dokter akan menunggu 7–14 hari untuk melihat infeksi dapat sembuh dengan sendirinya atau tidak. Pada kebanyakan kasus, kondisi ini sering kali disebabkan oleh virus dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Artinya, pengobatan antibiotik tidak berguna.

Namun, pada bayi yang belum bisa memberi tahu rasa sakitnya, antibiotik biasanya memang segera diresepkan. Hal ini untuk mencegah kondisi yang lebih buruk karena mereka tidak bisa memberitahukan keparahan gejalanya. Adapun tanda-tanda bayi mengalami infeksi telinga, di antaranya:

  • Terlihat sering menarik-narik telinga.
  • Mudah tersinggung atau menangis berlebihan.
  • Kesulitan tidur.
  • Cairan keluar dari telinga
  • Demam tinggi.
  • Kecanggungan atau masalah keseimbangan.
  • Kesulitan mendengar atau merespons suara pelan.

Baca Juga: 5 Penyebab Umum Ruam Popok pada Bayi, Waspadai, Moms!

4. Infeksi saluran kemih (ISK)

Kapan Bayi dan Anak Bisa Diberikan Antibiotik? Jangan Sembarangan! ilustrasi bayi (pexels.com/Helena Lopes)

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan kondisi ketika bakteri lain masuk ke kandung kemih atau ginjal dan menyebabkan infeksi. Bayi dengan ISK biasanya ditandai dengan demam, muntah, dan rewel. Sementara pada anak yang lebih besar, ditandai dengan demam, nyeri saat buang air kecil, sering buang air kecil, atau nyeri perut bagian bawah.

ISK adalah kondisi medis yang memerlukan antibiotik karena disebabkan oleh infeksi bakteri. Dilansir Kids Health, ISK juga memerlukan kunjungan medis karena tidak bisa membaik dengan sendirinya.

5. Batuk rejan (pertusis)

Kapan Bayi dan Anak Bisa Diberikan Antibiotik? Jangan Sembarangan! ilustrasi bayi kenyang ASI (pexels.com/Sarah Chai)

Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi bakteri serius pada saluran pernapasan, khususnya di area tenggorokan. Bakteri penyebabnya adalah Bordetella pertusis. Meski dapat terjadi pada siapa pun, bayi berusia di bawah 6 bulan dan anak-anak berusia 11–18 tahun dilaporkan lebih rentan mengalaminya.

Berbeda dengan jenis batuk lainnya, pertusis dapat menyebabkan gejala yang lebih serius. Mulanya, ini ditandai dengan gejala ringan, seperti hidung tersumbat, pilek, bersin, demam ringan, dan mata berair. Namun, setelah dua minggu, gejalanya dapat berkembang menjadi batuk kering hingga batuk kejang yang berkepanjangan.

Selama batuk kejang, ini mungkin menyebabkan perubahan warna kulit menjadi merah atau ungu. Terkadang juga disertai suara napas yang berisik dan rejan di akhir batuk. Pada bayi, terkadang mereka mungkin tidak batuk atau rejan, tetapi bisa menyebabkan mereka terlihat seperti terengah engah, wajahnya tampak merah, bahkan berhenti bernapas (apnea).

Jika orangtua mencurigai anak mengalami batuk rejan, segera hubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi kondisi ini.

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri. Jadi, tidak semua penyakit anak dapat diatasi dengan obat ini. Selalu konsultasikan dengan penyedia layanan medis sebelum menggunakan antibiotik pada anak.

Sebagai tambahan, antibiotik harus digunakan dengan sangat hati-hati dan diresepkan jika benar-benar diperlukan. Penggunaan antibiotik yang sembarangan dan terlalu banyak selama bertahun-tahun, dapat menyebabkan bakteri kebal terhadap obat tersebut. Pada akhirnya, antibiotik tidak mampu lagi melawan bakteri-bakteri penyebab penyakit.

Baca Juga: 3 Kerugian Resistansi Antibiotik, Salah Satunya Gak Sembuh-sembuh

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya