Mengenal Antidepresan: Manfaat, Jenis, Cara Kerja, hingga Efek Samping

Amankah digunakan dalam waktu yang lama?

Saat mengalami depresi, tubuh seolah tidak bisa bekerja seperti biasanya. Kondisi ini bisa menimbulkan perasaan lelah, hampa, tidak berharga, bahkan kesulitan untuk makan dan tidur.

Nah, untuk mengatasi kondisi tersebut, salah satu obat yang akan direkomendasikan dokter adalah antidepresan. Obat tersebut digunakan untuk meredakan gejala depresi sehingga bisa memperbaiki suasana hati dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Bagaimana antidepresan bekerja dan apa dampak dari menggunakannya? Yuk, kenali lebih lanjut tentang antidepresan berikut ini.

1. Jenis antidepresan

Mengenal Antidepresan: Manfaat, Jenis, Cara Kerja, hingga Efek Sampingilustrasi obat-obatan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Antidepresan terdiri dari beberapa jenis. Masing-masing bekerja secara berbeda. Untuk mengklasifikasikannya, muncullah istilah antidepresan baru dan antidepresan yang lebih tua.

Menurut keterangan Medline Plus, seseorang biasanya diresepkan dengan antidepresan yang lebih baru terlebih dahulu untuk mengatasi depresi. Sebab, kelompok ini memiliki kemungkinan efek samping yang lebih ringan daripada antidepresan yang lebih tua. Ketika antidepresan baru tidak bekerja, dokter mungkin akan meresepkan antidepresan yang lebih tua. 

Beberapa kelompok antidepresan baru, di antaranya:

  • Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI): dilansir Medical News Today, SSRI adalah pilihan pengobatan lini pertama untuk depresi. Hal ini karena SSRI memiliki lebih sedikit efek samping dan kemungkinan overdosis cenderung tidak serius. Contoh umum SSRI adalah fluoxetin (Prozac), citalopram (Cipramil), escitalopram (Cipralex), paroxetin (Seroxat), dan sertraline (Lustral).
  • Serotonin dan norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI): merupakan antidepresan generasi terbaru yang memiliki cara kerja mirip dengan SSRI. Beberapa obat yang termasuk SNRI, termasuk duloxetin (Cymbalta dan Yentreve) dan venlafaxine (Efexor).
  • Antidepresan atipikal atau noradrenalin dan antidepresan serotonergik spesifik (NASSA): jenis antidepresan ini biasanya digunakan jika pengobatan SSRI tidak efektif. NASSA yang paling umum adalah remeron (Mirtazapine).

Sedangkan kelompok antidepresan yang lebih tua, termasuk:

  • Antidepresan siklik (trisiklik dan tetrasiklik): merupakan antidepresan generasi pertama yang tidak lagi direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama karena efek sampingnya yang lebih berbahaya daripada SNRI dan SSRI. Antidepresan siklik, meliputi amitriptilin, clomipramine, dosulepin, imipramine, lofepramine, dan nortriptiline. 
  • Inhibitor monoamine oksidase (MAOIs): sama seperti antidepresan siklik, MAOI juga merupakan antidepresan generasi pertama yang tidak lagi banyak digunakan karena efek sampingnya. Contoh MAOI, yaitu tranylcypromine, fenelzin, isocarboxazid.

2. Cara kerja antidepresan

Mengenal Antidepresan: Manfaat, Jenis, Cara Kerja, hingga Efek Sampingilustrasi otak manusia (pixabay.com/geralt)

Antidepresan bekerja dengan memengaruhi pembawa pesan di otak (neurotransmiter) untuk membuat suasana hati lebih baik. Akan tetapi, setiap jenis antidepresan bekerja dengan cara yang sedikit berbeda.

  • SSRI: bekerja dengan menghalangi pengambilan kembali (reuptake) serotonin di otak. Serotonin adalah neurotransmiter yang terlibat dalam mengatur suasana hati, memori, pembelajaran, dan emosi. Dengan demikian, ini akan membantu meningkatkan suasana hati dan memberi kestabilan dan kesejahteraan.
  • SNRI: sama seperti SSRI, SNRI bekerja dengan mencegah pengambilan kembali serotonin dan norepinefrin di otak sehingga meningkatkan kadarnya. Norepinefrin adalah neurotransmiter yang dapat membantu mengelola stres. Dengan begitu, pemberian SNRI dapat membantu meningkatkan mood dan membuat rasa tenang selama krisis.
  • Antidepresan atipikal: bekerja dengan mengubah kadar satu atau lebih neurotransmiter, seperti dopamin, serotonin, dan norepinefrin.
  • Antidepresan siklik: bekerja seperti SNRI dan memengaruhi aktivitas asetil kolin, yaitu neurotransmiter terkait memori dan pembelajaran.
  • MAOI: bekerja dengan menghambat aktivitas enzim monoamine oxidase sehingga dapat menyeimbangkan kadar serotonin, norepinefrin, dan dopamin dalam otak. Ini akan meningkatkan semangat dan suasana hati yang lebih baik. 

Menurut laman Medline Plus, antidepresan biasanya membutuhkan waktu sekitar 4 hingga 6 minggu untuk bekerja. Akan tetapi, ia kadang bisa bekerja di awal saja dan menimbulkan gejala kembali selama masa pengobatan.

Pada beberapa kasus, dokter mungkin menggabungkan dua antidepresan sekaligus atau mengombinasikan dengan obat atau terapi lain. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai hasil pengobatan yang maksimal. 

Baca Juga: 5 Obat Antidepresan yang Paling Sering Memengaruhi Kehidupan Seksual 

3. Manfaat antidepresan

Mengenal Antidepresan: Manfaat, Jenis, Cara Kerja, hingga Efek Sampingilustrasi kebahagiaan (pexels.com/Andre Furtado)

Kegunaan utama antidepresan adalah untuk mengobati depresi. Akan tetapi, pada beberapa kasus, antidepresan juga digunakan untuk mengobati kondisi gangguan kesehatan mental. Di antaranya:

  • Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
  • Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
  • Gangguan kecemasan, termasuk fobia spesifik dan gangguan kecemasan umum (generalized personality disorder)
  • Gangguan makan (eating disorder)
  • Gangguan bipolar, terutama dalam kombinasi dengan penstabil suasana hati
  • Skizofrenia. Sering digunakan bersamaan dengan obat antipsikotik
  • Gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder)

Tak hanya terkait masalah suasana hati dan kesehatan mental, antidepresan terkadang juga digunakan untuk mengobati kondisi fisik dan neurologis. Misalnya, nyeri kronis (fibromyalgia), insomnia, migrain, dan multiple sclerosis, seperti ditambahkan laman Very Well Health

4. Efek samping antidepresan

Mengenal Antidepresan: Manfaat, Jenis, Cara Kerja, hingga Efek Sampingilustrasi orang menderita demensia (pixabay.com/RyanMcGuire)

Secara umum, penggunaan antidepresan memang dianggap aman dan memiliki manfaat nyata untuk depresi. Akan tetapi, seperti halnya obat lain, antidepresan mungkin juga menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Beberapa efek samping paling umum penggunaan antidepresan, antara lain:

  • kantuk dan kelelahan;
  • perubahan nafsu makan dan penambahan berat badan yang tidak diinginkan;
  • gangguan seksual, seperti hilangnya keinginan berhubungan seksual atau kesulitan mencapai orgasme;
  • mual, muntah, dan gangguan pencernaan;
  • sembelit;
  • insomnia;
  • sakit kepala atau pusing;
  • mulut kering;
  • gemetar (tremor), keringat berlebihan;
  • retensi air atau kembung;
  • kecemasan;
  • penglihatan kabur.

Di luar itu, beberapa antidepresan mungkin berdampak lebih spesifik dan lebih parah, seperti:

  • SSRI dan SNRI: dapat meningkatkan risiko disfungsi seksual, sindrom serotonin, tekanan darah tinggi, natrium darah rendah, dan pendarahan gastrointestinal.
  • TCA dan MAOI: dikaitkan dengan masalah jantung, kerusakan hati, masalah penglihatan, dan kejang.
  • NASSA: berisiko menyebabkan psikosis, halusinasi, peningkatan denyut jantung, dab hipertensi. 

Pada beberapa kasus, antidepresan mungkin juga meningkatkan pikiran untuk melukai atau bunuh diri. Sebaiknya, segeralah temui tenaga kesehatan jika mengalami efek samping yang mengganggu atau tidak diinginkan. 

5. Penggunaan antidepresan untuk ibu hamil

Mengenal Antidepresan: Manfaat, Jenis, Cara Kerja, hingga Efek Sampingilustrasi suplemen ibu hamil (freepik.com/onlyyouqj)

Penggunaan antidepresan pada ibu hamil menimbulkan beberapa kekhawatiran tertentu. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menggunakan SSRI tertentu ---terutama prozac atau paxil--- dapat berisiko meningkatkan cacat lahir bayi, seperti cacat jantung, anencefali, dan cacat perut.

Oleh sebab itu, diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan pilihan terbaik. Adapun beberapa alternatif antidepresan untuk mengurangi gejala depresi, seperti psikoterapi, olahraga, meditasi, atau yoga. 

Antidepresan adalah obat yang dapat meredakan gejala depresi. Akan tetapi, ia juga dapat menyebabkan beberapa efek samping serius. Selalu konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan dan penghentian antidepresan untuk mencegah efek samping yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Tidak Mengobati Depresi Tingkatkan Risiko Demensia

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya