Mengenal Sejarah Kanker, Sudah Ada sebelum Evolusi Manusia?

Kanker memiliki perjalanan sejarah yang sangat panjang

Dalam sejarah medis, kanker adalah salah satu penyakit yang memiliki perjalanan sangat panjang.  Penyakit ini bahkan disebut sudah ada sebelum adanya evolusi manusia. Tidak heran, sejak awal sejarah, manusia telah banyak menuliskan tentang penyakit ini. Meski pada waktu itu, kata “kanker” bukanlah istilah yang digunakan untuk menyebutnya.

Saat ini, perkembangan ilmu tentang kanker memang telah berkembang pesat. Kita sudah bisa mempelajari penyebab, diagnosis, hingga perawatan kanker dengan mudah dan tepat sasaran. Tentu saja, ini tak lepas dari teori dan temuan masa lalu yang memberikan pilar-pilar ilmu pengetahuan masa kini. Nah, untuk mengenal sejarah kanker dari masa ke masa, yuk simak ulasannya di bawah ini.

1. Kanker pertama kali ditemukan dalam sejarah Mesir Kuno

Mengenal Sejarah Kanker, Sudah Ada sebelum Evolusi Manusia?ilustrasi kanker (pixabay.com/PDPics)

Dilansir American Cancer Society, dalam dunia kedokteran, deskripsi tertua tentang kanker telah ditemukan sejak 3000 SM (Sebelum Masehi) di Mesir. Penyakit ini disebutkan dalam tujuh papirus Mesir Kuno. Dua di antaranya yang paling populer adalah papirus Edwin Smith dan George Ebers.

Papirus Edwin Smith ditulis sekitar 3000 SM. Papirus ini lebih banyak menjelaskan tentang pembedahan kanker. Dalam dokumen ini, dijelaskan ada delapan kasus tumor atau tukak payudara yang diangkat atau dihancurkan melalui alat panas yang disebut dengan “bor api”. Teknik ini sekarang dikenal dengan kauterisasi. Pada masa tersebut, istilah kanker belum digunakan, sehingga ditulis dengan kata “tidak ada pengobatan” untuk menggambarkan penyakit tersebut.

Sementara itu, papirus George Ebers tertulis pada tanggal 1500 SM. Papirus ini banyak menguraikan tentang jenis-jenis kanker hingga pengobatannya. Dalam papirus Ebers, diuraikan bagaimana orang Mesir Kuno berupaya mengobati tumor dan kanker dengan kauter, pisau, garam, serta pasta arsenik. Selain itu, dokumen ini juga berisi referensi utama tentang tumor jaringan lunak, tumor lemak, dan kemungkinan adanya kanker kulit, rahim, lambung, dan rektum.

Berdasarkan informasi yang tercatat dalam papirus dan prasasti hieroglif, masyarakat Mesir Kuno disebutkan telah mampu membedakan tumor jinak dan ganas. Mereka juga bisa menggunakan berbagai jenis pengobatan, seperti pembedahan atau pengobatan lainnya.

Jauh sebelum masa itu, kanker sebetulnya sudah muncul di bumi. Dalam temuan paleopatologi, ditunjukkan bahwa tumor sudah ada pada hewan sejak zaman prasejarah, jauh sebelum manusia berevolusi. Ini juga dibuktikan dengan temuan tumor tulang di antara fosil hewan yang diteliti.

2. Di masa Yunani Kuno, kanker diidentifikasi oleh sejumlah dokter dan akhirnya istilah "kanker" muncul untuk pertama kalinya

Mengenal Sejarah Kanker, Sudah Ada sebelum Evolusi Manusia?ilustrasi sel kanker (pixabay.com/Colin Behrens)

Sejak runtuhnya kejayaan Mesir, babak baru ilmu pengetahuan kemudian ditulis di Yunani dan Roma, tak terkecuali tentang kanker. Dalam dokumen Mesir Kuno, kanker selalu dikaitkan dengan penyakit serius yang tidak bisa disembuhkan. Bahkan, penyakit ini dihubungkan dengan kutukan para dewa. Kepercayaan ini terus diterima hingga adanya teori ilmiah yang didalilkan oleh ilmuwan Yunani populer, Hippocrates (460—375 SM).

Hippocrates, atau populer disebut Bapak Kedokteran, adalah salah satu ilmuwan yang percaya bahwa penyakit terjadi melalui proses alami. Dalam teorinya, ia menjelaskan, ada empat cairan dalam tubuh yang bisa memengaruhi kesehatan, yaitu darah, dahak, empedu kuning, dan empedu hitam. Menurutnya, kanker adalah penyakit yang disebabkan karena adanya terlalu banyak empedu hitam di suatu bagian tubuh tertentu. Teori ini kemudian dipercaya selama 1.400 tahun berikutnya.

Setelah Yunani menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi pada tahun 146 SM, para dokter diberi kewarganegaraan Romawi dan tempat tinggal di Roma. Selama masa ini, bermunculan dokter Romawi berpengaruh, salah satunya Aulus Celsus (25 SM—50 M). Aulus Celsus adalah orang yang menjadikan bahasa Latin sebagai bahasa kedokteran. Celsus banyak menguraikan tentang kanker superfisial yang ditulis dalam bukunya yang berjudul De Medicina.

Selama mempelajari kanker, Hippocrates menggambarkannya seperti kepiting yang bergerak. Ia kemudian menggunakan istilah “karsino” dan “karsinoma” untuk menyebut kanker. Karsino menggambarkan tumor yang tidak membentuk ulkus, sedangkan karsinoma adalah tumor yang membentuk ulkus. Dalam bahasa Yunani, istilah-istilah tersebut berarti 'kepiting'. Nah, istilah ini kemudian diterjemahkan oleh Celsus ke dalam bahasa Latin, yaitu “cancer”.

Selain Celsus, masih ada beberapa ilmuwan lain yang berpengaruh selama perkembangan kanker pada masa ini. Ada Pliny The Roman (23—79 M) yang menyusun buku tentang pengobatan tentang kanker. Dalam bukunya, ia merekomendasikan penggunaan obat herbal atau pengobatan lain untuk kanker stadium lanjut sebelum atau setelah percobaan operasi. Pengobatan yang paling populer adalah campuran rebusan abu kepiting laut, putih telur, madu, dan bubuk kotoran burung elang.

Selain itu, ada juga dokter dari Alexandria, Mesir, bernama Aretaeus (81—138 M). Ia mendeskripsikan secara komprehensif tentang gejala, tanda, dan pengobatan kanker rahim.  Dalam catatannya, ia menulis ada dua bentuk kanker berbeda. Yang satu terasa sakit saat disentuh dan tidak menimbulkan ulserasi, sedangkan lainnya berbau busuk dan memborok. Dia menganggap kedua lesi tersebut sebagai penyakit kronis dan mematikan, tapi penyakit ulserasi lebih parah dan tidak ada peluang disembuhkan. 

Selain Hippocrates, pemikiran-pemikiran orang Romawi dan dunia tentang kanker saat itu juga dipengaruhi oleh Claudius Galen (130—200 M). Galen juga menerapkan teori Hippocrates, yang berpendapat bahwa  kanker disebabkan oleh empedu hitam. Menurutnya, empedu hitam menyebabkan kanker yang tidak dapat disembuhkan, sedangkan empedu kuning masih bisa disembuhkan.

Galen adalah penulis produktif yang menulis lebih dari 100 catatan tentang tumor dan kanker, lebih banyak dari pendahulunya. Tulisan-tulisannya didistribusikan secara luas ke semua negara yang dikenal.

Berbeda dengan Hippocrates, Galen menggunakan istilah “oncos” untuk menyebut tumor. Oncos adalah bahasa Yunani yang berarti 'pembengkakan'. Istilah ini kemudian digunakan sebagai nama spesialis kanker, yaitu ahli onkologi.

3. Di masa Konstantinopel, ditemukan beberapa jenis kanker dan pengobatannya

Mengenal Sejarah Kanker, Sudah Ada sebelum Evolusi Manusia?ilustrasi World Cancer Day atau Hari Kanker Sedunia (pexels.com/Klaus Nielsen)

Setelah jatuhnya Roma, Konstantinopel dan Bagdad menjadi kiblat peradaban ilmu kedokteran selanjutnya. Pada masa ini, teks klasik Yunani dan Romawi diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan disebarkan ke seluruh Eropa. Ajaran kuno Galen yang menjelaskan bahwa kanker disebabkan oleh empedu hitam dan dapat disembuhkan pada tahap paling awal masih mendominasi ilmu pengetahuan.

Pada era ini, banyak perkembangan pengetahuan tentang kanker, terutama temuan-temuan baru cara pengobatannya. Berikut timeline singkat perkembangan kanker pada masa Konstantinopel:

  1. Oribasius dari Bagdad (325—403): mencatat bahwa sebagian besar kanker tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak semerah lesi inflamasi.
  2. Aetius dari Konstantinopel (527—565): menemukan pengobatan kanker payudara dengan amputasi seluruh payudara.
  3. Paulus dari Aegina (625—690): memperkenalkan tiroidektomi dan polipektomi hidung.
  4. Rhazes dari Bagdad (860—932): memperkenalkan Hippocrates dan Galen ke dunia Arab. Ia juga memperkenalkan pembedahan, teknik, dan instrumen operasi baru dalam bukunya “De Chirurgia”.
  5. Avicenna dari Persia (980—1037): mengenalkan polipektomi.
  6. Albucasis dari Spanyol (1013—1106): memperkenalkan perawatan bedah kanker.
  7. Avenzoar dari Spanyol (1070—1162): menjelaskan kanker esofagus dan rektal. Ia juga memperkenalkan histerektomi untuk mengangkat tumor rahim.
  8. Pada tahun 1215, operasi untuk kanker dilarang. Akan tetapi, seorang uskup dan dokter, Theodoric (1205—1296), mengabaikan keputusan tersebut dan terus melakukan operasi sebab ia mengetahui bahwa kanker bisa menyerang otot, pembuluh darah, dan saraf secara luas.
  9. Lanfranc (1252—1315): ia adalah penentang keras pemisahan ilmu kedokteran dan bedah. Ia juga orang yang memberikan gambaran pertama cara membedakan tumor jinak payudara dengan kanker.
  10. Henri de Mondeville (1260—1320): orang pertama yang menolak teori Galen yang berusia hampir 1000 tahun.

Baca Juga: WHO: Kasus Baru Kanker Diperkirakan Naik 77 Persen Tahun 2050

4. Pada abad ke-16 hingga abad ke-18, muncul sejumlah hipotesis tentang penyebab kanker

Mengenal Sejarah Kanker, Sudah Ada sebelum Evolusi Manusia?ilustrasi peringatan hari kanker (pexels.com/Gustavo Fring)

Memasuki abad ke 16, atau sekitar tahun 1500—1600-an, teori kanker yang disebabkan oleh empedu hitam mulai terbantahkan. Ahli anatomi, Andreas Vesalius dan beberapa ilmuwan lain mampu menunjukkan bahwa tidak ada empedu hitam. Namun, teori Hippocrates masih banyak pendukungnya hingga membutuhkan beberapa waktu untuk mendapatkan hipotesis baru.

Paracelsus berhipotesis bahwa kanker disebabkan oleh akumulasi zat berbahaya dalam aliran darah setelah mempelajari kanker pada pekerja tambang. A. Pare, seorang ahli bedah Prancis, berhipotesis bahwa kanker disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur sehingga menyebabkan penumpukan kotoran di dalam darah. Sementara itu, fisikawan menyatakan bahwa kanker disebabkan oleh pembekuan atau fermentasi darah atau getah bening.

Selang 1 abad setelahnya, pada abad ke-17, muncul hipotesis baru oleh Boerhaave bahwa kanker disebabkan oleh virus. Ia juga memperkenalkan konsep baru, bahwa kanker juga bisa disebabkan oleh keturunan. Gaspare Aselli menemukan pembuluh sistem limfatik dan menyatakan kelainan getah bening adalah sebagai penyebab utama kanker.

Menolak teori abad ke-17, dokter Prancis, Claude Gendron, menyimpulkan bahwa kanker muncul secara lokal sebagai massa yang keras dan tumbuh. Massa ini tidak bisa diobati dengan obat-obatan dan harus dihilangkan dengan semua “filamennya”.

Pada abad ke-18, ahli patologi Italia, Giovanni Morgagni mendirikan ilmu onkologi dengan melakukan otopsi pada mayat pasiennya. Ia melaporkan bahwa kanker adalah akibat dari lesi organ. Studi ini kemudian menjadi dasar bagi onkologi ilmiah, studi tentang kanker, seperti yang ada dan rutin dilakukan saat ini.

5. Perkembangan kanker abad ke-19 hingga zaman modern

Mengenal Sejarah Kanker, Sudah Ada sebelum Evolusi Manusia?ilustrasi perayaan hari kanker (pexels.com/Klaus Nielsen)

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, ketika penggunaan mikroskop mulai diperkenalkan, pemahaman tentang kanker semakin lebih baik. Pada masa ini, mulai dilakukan penelitian pada inti sel anomali pada tumor (jaringan yang sakit) dengan teknik histologis. Penggunaan mikroskop memberikan peluang bagi peneliti untuk menyelidiki tumor dengan sangat rinci.

Johannes Mueller (1838) berhipotesis kalau kanker terdiri dari sel, bukan getah bening seperti yang dikira sebelumnya. Rudolf Virchow (1860) mengusulkan kanker sebagai penyakit sel. David Hansemann (1891) mengusulkan sel tumor ganas adalah sel dengan kandungan kromatin abnormal tertentu dan masih banyak lagi pemikiran-pemikiran ilmiah tentang kanker oleh ilmuwan lain.

Sementara itu, dari abad ke-18, hipotesis tentang kaitan kanker dan paparan bahan kimia juga terus diperluas. Pada awal abad ke-20 (tahun 1900-an), para peneliti secara eksperimental mengonfirmasi bahwa bahan kimia tertentu di tempat kerja dan lingkungan dapat bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Pada tahun 1915, Katsusaburo Yamagiwa dan Koichi Ichikawa mampu menginduksi kanker pada kelinci dengan mengoleskan tar batubara pada kulit hewan model tersebut.

Sebelumnya, pada tahun 1914, Theodor Boveri juga mengusulkan teori yang memperluas teori Hansemann, yaitu pertumbuhan tumor didasarkan pada kromosom tertentu yang salah. Ini menjadi hipotesis yang sangat menarik yang masih kuat hingga saat ini. Teori Theodor Boveri juga tercatat dalam buku yang berjudul "Zur Frage der Entstehung Maligner Tumoren" (1914).

Awal abad ke-20 adalah salah satu tonggak terpenting perkembangan kanker modern. Pada masa ini, banyak sekali kesimpulan yang dihasilkan, seperti penerimaan hipotesis bahwa faktor eksternal, seperti bahan kimia, radiasi, dan virus adalah agen etiologi kanker. Pada era ini juga dihasilkan banyak penemuan kanker modern, seperti Human Papilloma Virus, antionkogen, kemoterapi, hingga pengurutan genom kanker. Ini kemudian menjadi dasar-dasar penting perkembangan kanker masa kini.

Pada tahun 1937, Kongres Amerika Serikat membuat Undang-Undang khusus untuk penaklukan kanker. Undang-Undang ini kemudian melahirkan organisasi besar, yaitu Institut Kanker Nasional (American Cancer Institute) yang diharapkan dapat melakukan penelitiannya sendiri, mempromosikan, serta mengoordinasikan proyek atau kegiatan terkait kanker. Adanya lembaga ini menjadi lompatan besar dalam dunia medis untuk meningkatkan pemahaman kanker.

Selama ini, kita mungkin memiliki pemahaman yang cukup baik tentang kanker. Namun, dibalik itu, ada sejarah panjang bagaimana kanker dijelaskan dan diuraikan, mulai dari identifikasi, penyebab, hingga pengobatannya. Sejarah kanker sudah dimulai sejak ribuan tahun lalu, bahkan dianggap telah ada sebelum adanya manusia di bumi. Nah, di peringatan Hari Kanker Sedunia pada 14 Februari 2024 lalu, semoga artikel ini juga bisa membantu pemahamanmu tentang kanker lebih jauh lagi, ya!

Baca Juga: 5 Jenis Kanker yang Paling Banyak Diderita Laki-laki di Indonesia

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya