Wajah dan Bibir Bengkak? Waspada Gejala Sindrom Melkersson-Rosenthal 

Umumnya dialami oleh perempuan

Sindrom Melkersson-Rosenthal adalah kelainan neurologis yang menyebabkan pembengkakan di wajah, termasuk termasuk bibir, pipi, dan kelopak mata. Kondisi ini juga menyebabkan kelumpuhan otot wajah dan lidah pecah-pecah.

Orang dengan kelainan ini biasanya juga mengalami pembengkakan wajah permanen. Untuk mewaspadainya, inilah fakta penting sindrom Melkersson-Rosenthal yang perlu kamu ketahui.

1. Gejalanya ditandai dengan pembengkakan wajah, kelumpuhan otot wajah, serta adanya alur atau fisura lidah 

Wajah dan Bibir Bengkak? Waspada Gejala Sindrom Melkersson-Rosenthal Sindrom Melkersson-Rosenthal. healthjade.net

Sindrom yang pertama kali diungkapkan pada tahun 1928 ini mulanya hanya dideteksi sebagai kelumpuhan wajah dan pembengkakan bibir. Namun, pada tahun 1931, ditambahkan keberadaan fisura lidah (lidah pecah-pecah) sebagai triad klinis gejala utama. 

Pembengkakan (edema) biasanya menjadi gejala pertama atau satu-satunya yang muncul dan dianggap sebagai karakteristik sindrom Melkersson-Rosenthal. Pembengkakan bisa terjadi selama beberapa jam, beberapa hari, atau lebih lama. Bahkan, pada beberapa kasus pembengkakan bisa bersifat permanen.

Edema menyebabkan bibir membesar, tampak pecah-pecah, berubah warna, terasa nyeri, dan disertai demam, sakit kepala, dan perubahan penglihatan. Edema pada sindrom ini, juga dapat menyebabkan perkembangan jaringan parut (fibrosis) pada jaringan yang terkena.

Fisura lidah biasanya ditemukan pada 30 hingga 80 persen penderita. Ini ditandai dengan adanya lekukan di lidah yang berukuran sekitar 2 mm dan panjang 15 mm. Kemungkinan, ini bisa muncul saat lahir.

Gejala yang ditimbulkan dari fisura lidah dapat berupa infeksi sekunder, pembesaran lidah, kehilangan indra perasa, rasa gatal atau terbakar (disestesia), dan penurunan sekresi kelenjar ludah.

Kelemahan atau kelumpuhan otot wajah (facial palsy) ditemukan pada 30 hingga 90 persen penderita. Ini bisa terjadi di satu atau kedua sisi wajah. Gejala ini bisa sembuh, tetapi juga bisa memburuk dan permanen seiring perkembangan penyakit.

Gejala tambahan yang mungkin dialami penderita sindrom Melkersson-Rosenthal meliputi migrain, tinitus, pusing, mulut kering, kesulitan menelan, mata kering, diare, air mata berlebihan, radang usus, dan radang mata (uveitis).

2. Penyebab sindrom Melkersson-Rosenthal belum diketahui secara pasti

Wajah dan Bibir Bengkak? Waspada Gejala Sindrom Melkersson-Rosenthal pixabay.com/qimono

Penyebab sindrom Melkersson-Rosenthal belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor seperti genetik, agen alergi, reaktivitas abnormal sistem neurovaskuler, serta infeksi mikroba seperti Mycobacterium tuberculosis, paratuberculosisBorrelia burgdorferiSaccharomyces cerevisiae, dan Candida albicans diyakini berkontribusi menyebabkan kelainan ini.

Menurut keterangan dari National Organization for Rare Disorders, sindrom Melkersson-Rosenthal juga diduga merupakan gejala sekunder dari kondisi peradangan lain, seperti penyakit Crohn atau sarkoidosis. Namun, belum ada bukti yang kuat yang menjelaskan temuan ini.

Baca Juga: Diawali Alergi dan Asma, Kenali Gejala Sindrom Churg-Strauss  

3. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada perempuan

Wajah dan Bibir Bengkak? Waspada Gejala Sindrom Melkersson-Rosenthal freepik.com/valuavitaly

Sindrom Melkersson-Rosenthal merupakan penyakit langka, dengan jumlah yang tercatat ada sekitar 300 kasus. Namun, prevalensi sebenarnya tidak diketahui karena sulitnya diagnosis.

Kelainan ini memengaruhi individu dari segala usia. Onset atau gejala awal biasanya dimulai pada masa dewasa muda, tetapi juga dapat terjadi hingga dewasa.  Menurut beberapa laporan, sindrom ini lebih banyak ditemukan pada perempuan ketimbang laki-laki.

4. Adanya tiga gejala utama menjadi dasar untuk diagnosis 

Wajah dan Bibir Bengkak? Waspada Gejala Sindrom Melkersson-Rosenthal unsplash.com/National Cancer Institute

Sindrom Melkersson-Rosenthal ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan riwayat kesehatan dan temuan klinis. Adanya pembengkakan wajah yang terus-menerus atau berulang, kelumpuhan wajah, atau lidah pecah-pecah mungkin cukup untuk menegakkan diagnosis.

Biopsi bibir mungkin diperlukan untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan penyebab lain yang mempunyai gambaran klinis serupa. Misalnya penyakit Crohn, angioderma, Bell's palsy, reaksi alergi, atau sarkoidosis.

5. Tidak ada pengobatan standar untuk kelainan ini

Wajah dan Bibir Bengkak? Waspada Gejala Sindrom Melkersson-Rosenthal unsplash.com/Sam Moqadam

Pada kasus yang ringan, sindrom ini bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, episode munculnya gejala mungkin menjadi lebih sering dan bertahan lebih lama jika tidak mendapat pengobatan.

Pasien biasanya dirawat dengan suntikan kortikosteroid, agen antiinflamasi nonsteroid, antihistamin, dan antibiotik. Beberapa perawatan seperti obat imunosupresif, teknik pijat, dan stimulasi listrik mungkin bermanfaat untuk mengurangi pembengkakan.

Pada kasus yang lebih parah, pembedahan dilengkapi dengan terapi radiasi mungkin diperlukan untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan saraf pada wajah yang menyebabkan kelumpuhan otot wajah. Namun, teknik pembedahan ini relatif baru dan belum diketahui efektivitasnya dalam jangka panjang maupun pendek.

Itulah sekilas informasi seputar sindrom Melkersson-Rosenthal. Bila mengalami tiga gejala utama yang disebutkan di atas tadi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar bisa diperiksa secara menyeluruh.

Baca Juga: 5 Fakta Sindrom Wolf-Hirschhorn, Kelainan Malformasi Wajah yang Khas

Dwi wahyu intani Photo Verified Writer Dwi wahyu intani

@intanio99

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya