ilustrasi mengantuk setelah minum (freepik.com/karlyukav)
Efek sementara yang kemungkinan akan muncul ketika minum minuman beralkohol (atau segera setelahnya) bisa meliputi:
- Perasaan rileks atau mengantuk.
- Rasa euforia atau pusing.
- Perilaku impulsif.
- Perubahan suasana hati.
- Bicara lambat atau cadel.
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Sakit kepala.
- Perubahan pendengaran, penglihatan, dan persepsi.
- Kehilangan koordinasi.
- Kesulitan fokus atau membuat keputusan.
- Kehilangan kesadaran atau celah dalam memori (blackout).
Beberapa efek ini, seperti suasana hati yang rileks, kemungkinan muncul dengan cepat hanya sesudah satu minuman. Untuk yang lainnya, seperti kehilangan kesadaran atau bicara cadel, bisa berkembang setelah beberapa minuman.
Efek terkait dehidrasi, seperti mual, sakit kepala, dan pusing, kemungkinan tidak muncul selama beberapa jam, dan juga bisa bergantung pada apa yang diminum, berapa banyak, dan apakah juga minum air. Efek ini kemungkinan tidak bertahan lama, tetapi itu tidak membuatnya tidak menyebabkan masalah yang signifikan.
Impulsif, kehilangan koordinasi, dan perubahan suasana hati bisa memengaruhi penilaian dan perilaku, terutama ketika kita minum alkohol dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat. Ini berkontribusi pada efek yang lebih luas, seperti:
- Cedera, seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau mobil, jatuh, tenggelam, dan luka bakar.
- Kekerasan, termasuk pembunuhan, bunuh diri, kekerasan seksual, dan kekerasan pasangan intim.
- Keracunan alkohol atau overdosis alkohol, yaitu keadaan darurat medis yang disebabkan oleh kadar alkohol dalam darah (blood alcohol content/BAC) yang tinggi.
- Perilaku seksual berisiko, termasuk seks tanpa kondom atau seks dengan banyak pasangan. Perilaku ini bisa menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan atau penyakit menular menular seksual seperti HIV.
- Keguguran dan lahir mati, atau gangguan spektrum alkohol janin pada perempuan hamil.
Kadar BAC menentukan efek alkohol pada sistem saraf pusat. Orang-orang yang telah membangun toleransi terhadap alkohol bisa minum lebih banyak dibanding orang-orang yang memiliki tingkat toleransi yang lebih rendah.
Tergantung pada kadar BAC, kita bisa mengalami serangkaian efek samping yang berkisar dari komplikasi kecil hingga komplikasi yang lebih parah.
Misalnya, persentase kadar BAC yang lebih rendah cenderung datang dengan efek samping sementara, yang bisa reda dalam beberapa jam. Namun, seiring meningkatnya persentase kadar alkohol dalam darah, gejalanya menjadi jauh lebih serius dan bisa mengancam nyawa.
Dilansir Alcohol Rehab Guide, berikut rincian persentase kadar BAC yang berbeda beserta gejalanya:
- BAC=0,033–0,12%: Perbaikan suasana hati, kepercayaan diri yang lebih tinggi, kecemasan berkurang, kemerahan pada wajah, rentang perhatian lebih pendek, kurangnya koordinasi motorik halus, dan penurunan penilaian.
- BAC= 0,09–0,25%: Sedasi, kehilangan memori dan kurangnya pemahaman, reaksi motorik tertunda, masalah keseimbangan dan ataksia, penglihatan kabur dan gangguan sensasi.
- BAC=0,25–0,40%: Masuk dan keluarnya dari kesadaran atau ketidaksadaran total, amnesia selama mabuk, tindakan yang mengejutkan, depresi pernapasan, inkontinensia urine, dan detak jantung melambat.
- BAC=0,35–0,80%: Pingsan, kurangnya respons pupil terhadap cahaya, depresi pernapasan yang mengancam nyawa, penurunan denyut jantung yang parah, dan kematian.
Siapa pun yang minum alkohol terlalu banyak dalam waktu yang terlalu cepat bisa berisiko mengalami overdosis alkohol. Hal ini terutama terjadi pada individu yang terlibat dalam pesta minuman keras, yang didefinisikan sebagai pola minum yang membawa BAC menjadi 0,08 persen atau lebih. Ini biasanya terjadi sesudah perempuan mengonsumsi 4 minuman, atau pria mengonsumsi 5 minuman dalam waktu sekitar 2 jam, serta minum dengan intensitas tinggi, didefinisikan sebagai minum dua kali atau lebih dari ambang batas pesta minuman untuk pria dan perempuan.
Remaja dan dewasa muda yang minum minuman beralkohol kemungkinan berisiko mengalami overdosis alkohol. Menurut penelitian, remaja dan dewasa muda usia kuliah sering terlibat dalam pesta minuman keras dan minuman keras dengan intensitas tinggi.
Padahal, minum minuman alkohol dalam jumlah besar bisa membebani kemampuan tubuh untuk memecah dan membersihkan aliran darah. Hal ini mengakibatkan peningkatan BAC yang cepat, dan secara signifikan mengganggu fungsi otak dan tubuh lainnya.