7 Efek Samping Omeprazole, Penggunanya Harus Tahu

Omeprazole adalah obat yang digunakan hingga dua minggu untuk mengatasi heartburn. Namun, obat ini juga bisa diresepkan untuk waktu yang lebih lama untuk mengobati kondisi seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD).
Omeprazole termasuk dalam kelompok obat yang disebut proton pump inhibitor (PPI). Kelas obat ini membantu menurunkan kadar asam di lambung. Ini membantu mengatasi gejala GERD dan kondisi lain yang melibatkan terlalu banyak asam lambung.
Seperti obat lainnya, omeprazole bisa menyebabkan sejumlah efek samping, walaupun biasanya ringan. Akan tetapi, penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan masalah yang lebih serius.
1. Sakit kepala
Sakit kepala adalah efek samping omeprazole yang paling umum. Menurut National Library of Medicine, sekitar 7 persen partisipan dalam uji klinis melaporkan keluhan ini. Biasanya efek samping ini ringan dan tidak membutuhkan perhatian medis.
Studi dalam jurnal Cephalalgia tahun 2014 menemukan bahwa risiko sakit kepala paling tinggi dalam tujuh hari pertama pengobatan dengan omeprazole dimulai, dan perempuan lebih mungkin mengalami efek samping ini.
Efek samping ini bisa diatasi dengan obat antinyeri yang dijual bebas seperti asetaminofen atau ibuprofen. Namun, ibuprofen bisa membuat gejala GERD memburuk. Jadi, bicarakan dengan dokter tentang obat antinyeri yang paling aman.
2. Sakit perut
Efek samping omeprazole kedua tersering adalah sakit perut. Ini dilaporkan oleh 5 persen partisipan dalam uji klinis. Banyak efek samping omeprazole yang umum terkait dengan sistem gastrointestinal, meliputi lambung, usus, dan organ pencernaan lainnya.
Sakit perut adalah istilah yang luas. Ini termasuk rasa sakit yang dirasakan di antara dada dan selangkangan. Sulit untuk mengetahui apakah sakit perut disebabkan oleh efek samping pengobatan atau hal lain, seperti virus perut.
Kadang, sakit perut bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Jadi, penting untuk memberi tahu dokter kalau kamu mengalami sakit perut yang tidak kunjung hilang saat mengonsumsi omeprazole.
3. Gas
Dilansir GoodRx Health, omeprazole juga bisa membuat kamu memiliki lebih banyak gas dari biasanya. Ini bisa membuat tidak nyaman, menyebabkan kembung atau kram. Omeprazole dapat menyebabkan sembelit, yang juga dapat menyebabkan gas, meskipun ini tidak umum. Perubahan gaya hidup, seperti minum lebih banyak air dan berolahraga, dapat membantu meredakan sembelit. Ini juga dapat menurunkan jumlah gas.
Keluhan terkait gas ini bisa diredakan dengan obat seperti simethicone. Kalau mengalami gas yang menyakitkan atau tak kunjung hilang, konsultasikan dengan dokter. Gas yang parah bukanlah efek samping omeprazole yang khas.
4. Mual dan muntah
Mual atau muntah juga sering terjadi saat mengonsumsi omeprazole. Kadang, minum obat dengan makanan dapat membantu mencegah efek samping ini. Namun, omeprazole bekerja paling baik bila diminum dengan perut kosong, sekitar 30–60 menit sebelum makan, dilansir StatPearls. Jadi, meminumnya saat makan mungkin bukan cara terbaik untuk mengelola efek samping ini.
Makan lebih sering dalam porsi kecil sepanjang hari mungkin bisa membantu. Kamu juga bisa makan makanan hambar, atau tidak berbaring setelah makan. Obat pereda mual bisa menjadi opsi bagi beberapa orang. Namun, omeprazole berinteraksi dengan beberapa obat. Jadi tanyakan kepada dokter atau apoteker sebelum minum obat lain.
Ada kemungkinan omeprazole dapat berdampak negatif pada ginjal. Mual bisa menjadi gejala masalah ginjal. Kerusakan ginjal akibat omeprazole jarang terjadi. Namun, kalau kamu mengalami mual disertai kelelahan ekstrem, perubahan buang air kecil, atau bengkak, segera dapatkan perawatan medis.
Beri tahu dokter tentang mual atau muntah yang kamu alami saat mengonsumsi omeprazole.
5. Diare
Beberapa pengguna omeprazole melaporkan diare. Diare ringan bisa diatasi dengan perubahan pola makan, seperti menghindari makanan berlemak dan gorengan. Jangan lupa minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi.
Obat bebas juga bisa membantu, seperti bismuth subsalicylate dan loperamide. Tanyakan kepada dokter atau apoteker sebelum menggabungkan obat apa pun dengan omeprazole untuk membantu mencegah interaksi obat.
Memang omeprazole bisa menyebabkan efek samping diare. Namun, ini juga bisa menjadi gejala efek samping yang lebih serius. Omeprazole dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri Clostridium difficile. Infeksi bakteri ini dapat menyebabkan diare parah. Infeksi Clostridium difficile dari omeprazole terkait dengan penggunaan jangka panjang. Inilah kenapa disarankan untuk menggunakan dosis omeprazole serendah mungkin untuk waktu sesingkat mungkin, dilansir U.S. Food and Drug Administration (FDA).
Infeksi Clostridium difficile dapat mengancam jiwa dan perlu perhatian medis. Apabila kamu mengalami diare berair, demam, atau sakit perut yang tidak kunjung sembuh, segera hubungi dokter.
6. Infeksi pernapasan
Omeprazole menurunkan jumlah asam lambung membuatnya diperlukan untuk orang dengan GERD. Namun, asam lambung berperan penting dalam melawan bakteri jahat. Ada kemungkinan bakteri yang tumbuh di perut masuk ke paru-paru, menurut laporan dalam Journal of the American Geriatrics Society tahun 2018, dan menyebabkan infeksi pernapasan.
Ada juga beberapa bukti bahwa penggunaan PPI jangka panjang dapat meningkatkan risiko pneumonia, merujuk laporan dalam International Journal for Quality in Health Care tahun 2020.
Hubungi dokter jika kamu mengalami batuk, demam, atau sesak napas saat menggunakan omeprazole. Ini bisa menjadi gejala potensial infeksi pernapasan.
7. Fraktur tulang
Menurut FDA, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa mengonsumsi omeprazole dengan dosis tinggi atau selama lebih dari satu tahun dapat meningkatkan fraktur atau patah tulang. Ini mungkin menjadi perhatian ekstra jika kamu memiliki osteoporosis, atau berisiko terkena osteoporosis.
Dalam penelitian, patah tulang terkait dengan omeprazole paling sering dilaporkan di pergelangan tangan, pinggul, dan tulang belakang. Mengonsumsi omeprazole dosis rendah untuk waktu yang lebih singkat dapat membantu menurunkan risiko efek samping ini.
Jika kamu perlu mengonsumsi omeprazole dalam jangka panjang, bicarakan dengan dokter tentang cara mencegah patah tulang. Mungkin dokter akan menyarankan kamu mendapatkan cukup vitamin D dan kalsium.
Omeprazole biasanya bisa ditoleransi dengan baik, tetapi dapat menyebabkan beberapa efek samping. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yang lebih serius, seperti infeksi atau patah tulang. Selalu ambil dosis efektif terendah untuk waktu sesingkat yang diperlukan. Hubungi dokter jika mengalami efek samping yang tidak biasa atau parah.
Juga, hubungi dokter jika kamu mengalami gejala ini:
- Efek samping pencernaan persisten, seperti diare berair disertai demam.
- Sering mengalami infeksi, khususnya yang memengaruhi paru-paru dan pernapasan.
- Heartburn, berbagai gejala pencernaan (seperti gas, diare, dan sembelit), atau sakit perut yang tak kunjung hilang atau memburuk.
- Sakit kepala terus-menerus yang tidak membaik setelah minum obat antinyeri yang dijual bebas.
- Nyeri, memar, dan bengkak tiba-tiba (gejala fraktur tulang).