Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi anak sedang makan (pixabay.com/avitalchn)
ilustrasi anak sedang makan (pixabay.com/avitalchn)

Intinya sih...

  • Steroid adalah obat keras yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi medis yang melibatkan peradangan.
  • Konsumsi steroid pada balita dapat menyebabkan efek samping seperti obesitas, osteoporosis, dan gangguan pertumbuhan.
  • Orang tua sebaiknya berkonsultasi ke dokter spesialis anak jika terindikasi konsumsi steroid tanpa pengawasan dokter untuk evaluasi efek samping yang terjadi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Viral, seorang pengasuh memberi makan anak yang diasuhnya dengan obat steroid selama lebih dari setahun. Dia mengaku memberikannya agar berat badan anak itu bertambah.

Kortikosteroid atau steroid adalah obat antiperadangan yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, seperti:

  • Asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Rinitis alergi.
  • Gatal-gatal parah.
  • Eksim.
  • Nyeri sendi atau otot.
  • Nyeri yang disebabkan oleh saraf yang teriritasi atau terjepit.
  • Penyakit radang usus, seperti Penyakit Crohn.
  • Penyakit lupus.
  • Multiple sclerosis.

Lantas, bila balita yang mengkonsumsinya, apa efek yang bisa terjadi? Simak penjelasan dari dr. Reza Fahlevi, SpA(K), dokter spesialis anak, konsultan nefrologi anak.

Steroid termasuk golongan obat keras

ilustrasi obat (unsplash.com/Thought Catalog)

Menurut dr. Reza, balita yang mengonsumsi steroid harus mempunyai indikasi medis karena termasuk dalam golongan obat keras.

"Harus ada indikasi medis yang jelas dari dokter serta pengawasan yang ketat karena termasuk golongan obat keras," ujarnya kepada IDN Times.

Steroid umumnya diberikan untuk pengobatan kondisi penyakit peradangan atau autoimun tertentu.

Efek steroid

Konsumsi steroid dapat mengurangi proses peradangan. Namun, ada potensi efek samping yang perlu diperhatikan jika anak mengonsumsinya dalam jangka panjang, di antaranya:

  • Peningkatan nafsu makan.
  • Obesitas.
  • Penumpukan lemak pada pipi dan punggung.
  • Stretch mark dan jerawat.
  • Osteoporosis.
  • Gangguan pertumbuhan.
  • Peningkatan tekanan darah dan gula darah.
  • Gangguan penglihatan.

Konsultasikan ke dokter

ilustrasi pemeriksaan balita ke dokter (freepik.com/freepik)

Jika terindikasi konsumsi steroid tanpa pengawasan dokter, orang tua sebaiknya konsultasi ke dokter spesialis anak untuk evaluasi, apakah sudah ada efek samping yang terjadi. Jangan menghentikan obat secara tiba-tiba.

"Obat steroid yang sudah diminum jangka panjang tidak boleh dihentikan mendadak, namun (dosisnya) diturunkan secara bertahap. Itulah mengapa perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis anak," dr. Reza mengatakan.

Salah satu efek samping dari konsumsi steroid pada balita adalah menambah nafsu makan yang bisa menyebabkan obesitas. Steroid juga merupakan obat keras, yang mana konsumsinya harus dengan pengawasan dokter.

Editorial Team