ilustrasi membaca resep (pexels.com/Yaroslav Shuraev)
Dilansir dari berbagai sumber, para ahli menyebutkan bahwa tren “makan retinol” ternyata tidak efektif untuk memperbaiki penampilan kulit seperti halnya retinol pada produk skincare. Ahli gizi terdaftar, Lisa Moskovitz, RD melalui laman Food & Wine mengatakan bahwa retinol diet tidak seefektif retinol topikal dalam meningkatkan kolagen, regenerasi sel, dan memperbaiki penampilan kulit secara keseluruhan. Hal ini karena retinol diet dan retinol topikal tidak memberikan manfaat yang sama pada kulit.
Pada retinol topikal yang sering dijumpai pada skincare, retinol yang dioleskan ke kulit akan menembus lapisan kulit terluar dan masuk ke lapisan tengah kulit. Pada lapisan tengah ini, retinol, yang merupakan bentuk aktif vitamin A, akan langsung menetralkan radikal bebas penyebab masalah kulit, seperti penuaan, kerutan, garis-garis halus, atau bekas jerawat. Dengan begitu, masalah kulit bisa diatasi dengan efektif dan tepat sasaran.
Sementara itu, pada saat kita mengonsumsi makanan tinggi vitamin A, vitamin A yang masuk ke dalam tubuh akan dipecah-pecah terlebih dahulu dalam beberapa bentuk aktifnya seperti asam retinal dan retinoat. Bentuk aktif vitamin A ini akan bekerja untuk seluruh proses tubuh yang memerlukannya. Jadi, tidak spesifik untuk memperbaiki penampilan kulit saja. Oleh sebab itu, retinol dari diet disebut tidak efektif jika diandalkan dalam memperbaiki penampilan kulit.