Deep Vein Thrombosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan

Kondisi pembentukan gumpalan darah di vena dalam

Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam adalah kondisi pembentukan gumpalan darah di vena dalam, umumnya di kaki. Kondisi ini dapat menyebabkan kaki terasa nyeri atau membengkak, tetapi juga dapat terjadi tanpa gejala.

DVT adalah kondisi yang sangat serius karena gumpalan darah di pembuluh darah bisa lepas, kemudian mengalir melewati aliran darah dan terjebak di paru-paru. Akibatnya, DVT dapat menghalangi aliran darah di paru-paru atau emboli paru.

Di bawah ini disajikan informasi yang dirangkum dari laman Healthline dan Mayo Clinic untuk membantu kamu mengenal DVT secara lebih mendalam dan supaya bisa mengantisipasinya.

1. Gejala

Deep Vein Thrombosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi memijat kaki (unsplash.com/Imani Bahati)

DVT dapat menyebabkan beberapa gejala, yang meliputi:

  • Bengkak pada kaki yang terpengaruh. Pembengkakan di kedua kaki adalah kasus yang jarang.
  • Sakit pada kaki. Rasa sakit ini biasanya terasa seperti kram atau nyeri.
  • Kulit pada kaki berubah warna, seperti memerah.
  • Rasa hangat pada kaki yang terpengaruh.

DVT kadang dapat memicu emboli paru, yang gejalanya mencakup:

  • Sesak napas tiba-tiba.
  • Nyeri dada saat menarik napas dalam-dalam atau saat batuk.
  • Merasa pusing atau pingsan.
  • Denyut nadi cepat.
  • Napas cepat.
  • Batuk darah.

2. Penyebab dan faktor risiko

Deep Vein Thrombosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi rokok (pixabay.com/klimkin)

Penyebab utama DVT adalah rusaknya vena karena pembedahan atau trauma dan peradangan akibat infeksi atau cedera. Selain itu, ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena DVT. Makin banyak faktor risiko yang dimiliki, makin besar risiko orang tersebut mengembangkan DVT. Faktor risiko tersebut termasuk:

  • Usia. Orang yang berusia di atas 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena DVT.
  • Kebiasaan duduk terlalu lama. Kaki yang tidak bergerak selama berjam-jam dapat menyebabkan otot betis tidak berkontraksi yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
  • Berbaring di tempat tidur dalam waktu lama, seperti saat dirawat di rumah sakit atau tirah baring. Ini dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah di betis.
  • Cedera atau operasi.
  • Kehamilan. Selama hamil, tekanan di pembuluh darah di panggul dan kaki meningkat.
  • Pil KB atau terapi hormon. Keduanya dapat memengaruhi kemampuan darah untuk membeku.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas. Ini meningkatkan tekanan di pembuluh darah di panggul dan kaki.
  • Merokok. Merokok memengaruhi pembekuan dan sirkulasi darah secara negatif.
  • Kanker. Beberapa bentuk kanker dan pengobatan kanker memengaruhi zat dalam darah dan menyebabkan darah menggumpal.
  • Gagal jantung. Orang dengan gagal jantung memiliki fungsi jantung dan paru-paru yang terbatas dan memengaruhi sirkulasi darah.
  • Penyakit radang usus. Masalah usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif meningkatkan risiko DVT.
  • Riwayat pribadi atau keluarga. Jika ada anggota keluargamu yang pernah mengalami DVT, kamu mungkin berisiko lebih besar mengembangkannya.
  • Genetika. Beberapa orang mewarisi faktor risiko atau kelainan genetik yang menyebabkan darah menjadi lebih mudah menggumpal.

3. Diagnosis

Deep Vein Thrombosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi perempuan menjalani pemeriksaan ultrasound atau USG (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan, melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh serta tes diagnostik. Tes ini meliputi:

  • USG: tes ini memanfaatkan gelombang suara untuk mengamati arteri dan vena serta memeriksa aliran darah di sana.
  • Venogram: jika pengamatan USG tidak membuahkan hasil yang meyakinkan, dokter dapat meminta pasien melakukan tes venogram. Tes ini melibatkan penyuntikan pewarna ke dalam vena dan diamati menggunakan sinar-X.
  • Tes D-dimer. Tes ini dilakukan untuk mengukur keberadaan zat yang dilepaskan saat gumpalan darah pecah.

Baca Juga: 5 Makanan yang Tinggi Akan Kandungan Natrium, Hati-hati Darah Tinggi!

4. Pengobatan

Deep Vein Thrombosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi olahraga (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Perawatan DVT bertujuan untuk membantu mencegah emboli paru dan menurunkan risiko pasien mengembangkan lebih banyak gumpalan. Opsi perawatan DVT meliputi:

  • Pengencer darah: pengencer darah tidak memecah gumpalan darah, melainkan mencegah gumpalan menjadi lebih besar.
  • Filter: pasien yang tidak dapat minum obat pengencer darah akan diberi filter yang dimasukkan ke dalam vena besar untuk mencegah gumpalan darah memasuki paru-paru.
  • Stoking kompresi: ini adalah kaus kaki lutut yang bertujuan untuk mengurangi kemungkinan darah menggenang dan menggumpal.
  • Perubahan gaya hidup: penting bagi individu dengan DVT untuk mengikuti beberapa perubahan gaya hidup guna mengelola kondisi. Perubahan ini meliputi perbaikan diet, minum obat sesuai petunjuk, dan aktif bergerak.

5. Pencegahan

Deep Vein Thrombosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi cek tekanan darah (freepik.com/senivpetro)

Risiko mengembangkan DVT dapat dikurangi dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup, yang meliputi:

  • Mengelola tekanan darah.
  • Berhenti merokok.
  • Menjaga berat badan sehat.
  • Menggerakkan kaki setelah duduk selama beberapa waktu dapat membantu menjaga darah tetap mengalir. Ini penting dilakukan untuk orang yang dalam pekerjaannya duduk di depan komputer sepanjang hari atau saat melakukan pekerjaan jauh.

6. Komplikasi yang bisa terjadi

Deep Vein Thrombosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahanilustrasi emboli paru (commons.wikimedia.org)

DVT dapat menyebabkan berbagai komplikasi, yang meliputi:

  • Emboli paru: ini adalah komplikasi DVT yang berpotensi mengancam jiwa. Emboli paru terjadi saat pembuluh darah di paru-paru tersumbat oleh gumpalan darah.
  • Sindrom pascaflebitis: kerusakan pembuluh darah akibat bekuan darah menyebabkan penurunan aliran darah di daerah yang terpengaruh, yang menyebabkan kaki mengalami nyeri, bengkak, perubahan warna, dan luka kulit.
  • Komplikasi pengobatan: obat pengencer darah yang digunakan untuk mengobati DVT dapat menyebabkan komplikasi, salah satunya perdarahan.

Deep vein thrombosis adalah kondisi serius yang mengancam jiwa. Untuk itu, penting untuk mengetahui faktor risiko dan melaporkan gejala apa pun dengan dokter. Deteksi dan pengobatan dini dapat mencegah komplikasi yang berpotensi fatal.

Baca Juga: Agranulositosis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya