3 Jenis Penyakit Polio dan Gejalanya yang Perlu Diketahui

Tidak semua polio bersifat melumpuhkan

Polio atau yang juga dikenal sebagai poliomielitis ialah penyakit dengan tingkat penularan tinggi yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf. Virus penyebab polio disebut poliovirus, yang lebih mungkin menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun. Beberapa orang yang terinfeksi polio mengalami kelumpuhan permanen.

Sejak vaksin polio tersedia pada tahun 1957, jumlah angka kasus penyakitnya di berbagai belahan dunia telah menurun secara signifikan. Bahkan, berkat prakarsa pemberantasan polio global pada tahun 1988, beberapa negara telah dinyatakan bebas polio.

Polio terbagi menjadi tiga jenis yang masing-masing memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Kali ini, kita akan membahas seputar jenis-jenis polio beserta beberapa informasi penting lainnya.

1. Polio nonparalitik

3 Jenis Penyakit Polio dan Gejalanya yang Perlu Diketahuiilustrasi seorang anak sakit (freepik.com/peoplecreations)

Beberapa orang yang mengalami gejala dari virus polio terinfeksi jenis polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Jenis polio nonparalitik biasanya menyebabkan gejala ringan seperti flu.

Dilansir laman Mayo Clinic, gejala dapat berlangsung hingga 10 hari, meliputi:

  • Demam.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sakit kepala.
  • Muntah.
  • Kelelahan.
  • Punggung terasa sakit atau kaku.
  • Leher sakit atau kaku.
  • Lengan atau kaki terasa sakit atau kaku.
  • Kelemahan atau nyeri otot.

2. Polio paralitik

3 Jenis Penyakit Polio dan Gejalanya yang Perlu Diketahuiilustrasi polio paralitik (londonorthotics.co.uk)

Menurut laman Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 1 persen kasus polio dapat berkembang menjadi polio paralitik. Jenis polio ini menyebabkan kelumpuhan pada sumsum tulang belakang, batang otak, atau keduanya.

Gejala awalnya mirip dengan polio non-paralitik. Namun, beberapa hari kemudian, gejalanya akan berkembang menjadi lebih parah. Gejala-gejala ini termasuk:

  • Kehilangan refleks.
  • Kejang parah dan nyeri otot.
  • Anggota badan kendor dan terkulai, terkadang hanya pada satu sisi tubuh.
  • Kelumpuhan mendadak, yang bersifat sementara atau permanen.
  • Nyeri pada anggota badan, terutama pinggul, pergelangan kaki, dan kaki.

Kelumpuhan total sebenarnya jarang terjadi. Polio yang menyebabkan kelumpuhan permanen jumlahnya kurang dari 1 persen.

3. Sindrom pasca polio

3 Jenis Penyakit Polio dan Gejalanya yang Perlu Diketahuiilustrasi polio (freepik.com/Freepik)

Sindrom pasca polio ialah sekelompok tanda dan gejala yang berpotensi melumpuhkan yang muncul bertahun-tahun setelah seseorang terkena penyakit polio. Gejala biasanya muncul antara 30 hingga 40 tahun setelah menderita polio.

Saat ini, sangat sedikit masyarakat di negara maju yang mengalami kelumpuhan akibat virus polio. Namun, masih banyak orang yang menderita polio di usia muda, yang di kemudian hari mengembangkan sindrom pasca polio.

Baca Juga: Polio: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Perawatan

4. Bagaimana polio didiagnosis?

3 Jenis Penyakit Polio dan Gejalanya yang Perlu Diketahuiilustrasi dokter anak sedang menjalani perawatan medis (unsplash.com/national cancer institute)

Menurut laman Cleveland Clinic, polio biasanya didiagnosis oleh dokter dengan melakukan pemeriksaan fisik, menguji sampel cairan tubuh, dan menanyakan gejala. Penting untuk memberi tahu petugas medis ke mana saja kamu bepergian baru-baru ini.

Selanjuntnya, petugas mungkin mengambil sampel cairan tubuh untuk mencari tanda-tanda polio atau infeksi lain. Berikut beberapa jenis cairan tubuh yang mungkin diambil dokter:

  • Air liur.
  • Tinja.
  • Darah.
  • Cairan serebrospinal.

5. Bagaimana polio menyebar?

3 Jenis Penyakit Polio dan Gejalanya yang Perlu DiketahuiPolio menyebar lewat kontak dengan cairan tubuh (pixabay.com/sweetlouise)

Virus polio sangat mudah menyebar. Berikut beberapa cara penyebaran virus polio dilansir laman The Official Website of New York States:

  • Kontak dengan kotoran orang yang terinfeksi.
  • Melalui tetesan cairan saat bersin atau batuk.
  • Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, seperti saat merawat atau berbagi makanan atau peralatan dengan mereka.

Tidak semua orang yang terinfeksi polio menunjukkan gejala. Beberapa memiliki gejala ringan atau seperti flu. Namun, tetap saja penyakit ini sangat menular

6. Jenis vaksin polio

3 Jenis Penyakit Polio dan Gejalanya yang Perlu Diketahuiilustrasi suntikan (pixabay.com/PhotoLizM)

Vaksin polio terbagi menjadi dua, yaitu vaksin oral yang terdiri dari virus hidup yang dilemahkan dan vaksin tidak aktif. Sebagian besar vaksin yang digunakan di dunia merupakan vaksin tidak aktif, sedangkan vaksin hidup hanya digunakan di tempat di mana polio masih terjadi secara alami.

  • Vaksin polio tidak aktif atau inactive polio vaccine (IPV)

Vaksin ini mengandung virus polio yang telah dibunuh sehingga tidak dapat berkembang biak lagi. IPV diberikan melalui suntikan.

  • Oral polio vaccine (OPV)

Vaksin polio oral atau oral polio vaccine (OPV) menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan sehingga tidak menyebabkan sakit. OPV dapat berisi satu, dua, atau tiga jenis virus polio.

Vaksin ini berupa cairan yang diberikan dengan cara diminum. OPV menciptakan respons kekebalan di usus, tempat virus polio berkembang biak, sehingga dapat memberikan perlindungan yang lebih baik daripada suntikan.

7. Pengobatan polio

3 Jenis Penyakit Polio dan Gejalanya yang Perlu Diketahuiilustrasi obat herbal (pexels.com/Pixabay)

Tidak ada obat khusus yang dapat digunakan untuk mengobati polio. Orang yang terkena polio paralitik akan menerima terapi fisik. Jika virus menyerang otot pernapasan, pasien akan mendapatkan ventilasi mekanis untuk membantu bernapas.

Selain itu, kamu mungkin dapat memperbaiki gejala dengan:

  • Minum banyak cairan.
  • Kompres panas untuk membantu nyeri otot.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti ibuprofen.
  • Melakukan terapi fisik dan olahraga.
  • Cukup istirahat.

Demikianlah penjelasan seputar jenis-jenis polio beserta gejala, pengobatan, dan informasi lainnya. Kabar baiknya, saat ini kasus polio sudah sangat jarang ditemukan berkat meluasnya vaksinasi polio. Namun, karena telah ditemukannya satu kasus di Aceh, kita mesti waspada dan cek kembali status vaksinasi anak.

Baca Juga: Mengapa Penyakit Polio Dapat Menyebabkan Kelumpuhan?

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya