Mengenal Papilledema, Penyakit yang Sebabkan Kurnia Meiga Pensiun Dini

Gangguan pada mata yang bisa sebabkan kebutaan

Intinya Sih...

  • Kurnia Meiga adalah mantan kiper andalan timnas Indonesia yang harus pensiun dini pada tahun 2017 akibat penyakit papilledema.
  • Papilledema bisa menimbulkan sakit kepala, pandangan kabur, penglihatan ganda, mual dan muntah serta gejala neurologis lainnya.
  • Pilihan pengobatan untuk papilledema termasuk perubahan gaya hidup, obat-obatan, dan pembedahan jika kondisi tidak membaik.

Baru-baru ini, netizen media sosial dibuat terenyuh dengan beredarnya video TikTok Kurnia Meiga yang berjualan keripik.

Kurnia Meiga adalah mantan kiper andalan timnas Indonesia yang harus pensiun dini pada tahun 2017 lalu akibat penyakit yang dideritanya, yaitu papilledema.

Papilledema sendiri ialah kondisi pembengkakan saraf optik, yang menghubungkan mata dan otak. Pembengkakan ini adalah reaksi terhadap penumpukan tekanan di dalam atau di sekitar otak yang bisa dipicu oleh banyak hal.

Ini sering kali menjadi tanda peringatan adanya kondisi medis serius yang memerlukan perhatian, seperti tumor otak atau pendarahan. Tanpa pengobatan, papilledema dapat menyebabkan kebutaan.

1. Gejala

Dirangkum dari laman Cleveland Clinic, papilledema mungkin tidak menyebabkan gejala pada awalnya, tetapi beberapa orang mengalami:

  • Sakit kepala: Sakit kepala akibat papilledema biasanya terasa lebih parah pada pagi hari dan saat berbaring.
  • Pandangan kabur: Papilledema dapat menyebabkan pandangan kabur, tetapi peristiwa ini biasanya hanya berlangsung sekitar lima hingga 15 detik. Masalah penglihatan bisa berupa pandangan kabur, abu-abu, atau menjadi gelap.
  • Penglihatan ganda: Ini bisa terjadi jika hipertensi intrakranial menyebabkan kelumpuhan saraf kranial yang mengganggu otot mata.
  • Mual dan muntah.
  • Gejala neurologis: Ini biasanya berupa gangguan gerakan atau pemikiran.

2. Penyebab

Mengenal Papilledema, Penyakit yang Sebabkan Kurnia Meiga Pensiun Diniilustrasi hipertensi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Menurut MSD Manuals, papilledema biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • Hipertensi intrakranial idiopatik.
  • Tumor otak atau abses otak.
  • Cedera kepala.
  • Pendarahan di otak.
  • Radang otak atau jaringan penutupnya.
  • Hipertensi yang tidak terkontrol.
  • Adanya bekuan darah di beberapa bagian vena besar di otak.

Baca Juga: Dampak Makan Seblak Terlalu Sering, Risiko Hipertensi Naik!

3. Diagnosis

Jika kamu merasakan ada yang salah dengan penglihatanmu, segera kunjungi dokter spesialis mata.

Dokter mata akan menggunakan alat yang disebut oftalmoskop untuk melihat ke dalam bagian belakang mata dan mendiagnosis papilledema. Selanjutnya, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan MRI untuk dapat memberikan rincian mendalam dan mungkin menunjukkan penyebab tekanan di otak, dilansir WebMD.

Dokter mungkin akan menyarankan prosedur pungsi lumbal. Tes ini bertujuan untuk mengukur tekanan cairan serebrospinal yang mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang. Sampel cairan mungkin akan diperiksa untuk membantu mendiagnosis infeksi atau tumor.

4. Pengobatan

Mengenal Papilledema, Penyakit yang Sebabkan Kurnia Meiga Pensiun Diniilustrasi obat-obatan (pexels.com/Pixabay)

Pilihan pengobatan untuk papilledema akan bergantung pada penyebab kondisi ini. Berikut beberapa pilihan pengobatannya antara lain:

  • Perubahan gaya hidup: Pengobatan pertama untuk papilledema biasanya berupa mengurangi asupan garam dan menurunkan berat badan.
  • Obat-obatan: Selain perubahan gaya hidup, dokter juga akan memberikan obat seperti acetazolamide, furosemide, topiramate, dan antibiotik.
  • Pembedahan: Jika perubahan gaya hidup dan pengobatan tidak berhasil, dokter mungkin menyarankan tindakan bedah untuk menghilangkan kelebihan cairan atau membuat sayatan pada selubung saraf optik.

5. Komplikasi

Jika tekanan darah tinggi terus dibiarkan dalam waktu lama tanpa pengobatan, papilledema dapat berakhir dengan kebutaan.

Dilansir Healthline, komplikasi lain dari papilledema yang tidak diobati meliputi:

  • Kerusakan otak.
  • Stroke.
  • Kejang.
  • Sakit kepala terus-menerus.
  • Kematian.

Akhir kata, banyak faktor dapat menyebabkan papilledema. Segera temui dokter begitu merasakan adanya perubahan atau masalah penglihatan.

Umumnya, papiledema dapat diobati secara efektif, tetapi pengobatan berulang mungkin diperlukan.

Baca Juga: Benarkah Hipertensi Menyebabkan Sakit Kepala?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya