7 Penyebab Benjolan di Vagina, Kapan Perlu Khawatir?

Benjolan kadang disertai gejala, kadang tidak

Jika kamu melihat benjolan di area vagina, jangan panik! Benjolan ini sering kali tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Hanya saja, dalam beberapa kasus ni merupakan tanda dari suatu kondisi yang perlu perhatian medis.

Apabila kamu memiliki benjolan di area vagina dan bertanya-tanya tentang benjolan ini, kamu tidak sendirian.

Ada banyak faktor yang menyebabkan munculnya benjolan di vagina, beberapa tidak serius, sebagian lainnya mungkin memerlukan intervensi medis. Baca sampai selesai untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa saja penyebab benjolan di vagina dan kapan harus menemui dokter.

1. Penyumbatan folikel rambut

7 Penyebab Benjolan di Vagina, Kapan Perlu Khawatir?ilustrasi folikulitis (wikipedia.org/Da pacem Domine)

Folikel rambut dapat tersumbat atau terinfeksi, yang selanjutnya dikenal sebagai folikulitis. Folikulitis ditandai dengan adanya benjolan yang berwarna merah, mirip jerawat.

Diterangkan dalam laman Health, penyebab paling umum dari folikulitis adalah infeksi bakteri Staphylococcus. Bakteri ini dapat berkembang biak dan menyumbat pori-pori saat kamu bercukur, waxing, atau mengenakan pakaian yang ketat dan lembap. Jamur dan virus juga dapat menyebabkan folikulitis.

Sering kali, folikulitis dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, kompres hangat bisa membantu. Dokter dapat meresepkan antibiotik atau antijamur untuk mengobatinya.

2. Kista vagina

Kista vagina merupakan benjolan keras pada dinding vagina. Biasanya berukuran sebesar kacang polong atau lebih kecil.

Kista vagina terbagi menjadi beberapa jenis, dan inklusi vagina merupakan jenis kista yang paling umum terjadi. Mengutip dari Healthline, kista vagina kadang terbentuk setelah melahirkan atau setelah mengalami cedera pada vagina.

Kista vagina biasanya tidak diiringi rasa sakit. Kista vagina jarang menjadi perhatian kecuali menyebabkan ketidaknyamanan saat berhubungan seks. 

3. Moluskum kontagiosum

7 Penyebab Benjolan di Vagina, Kapan Perlu Khawatir?ilustrasi moluskum kontagiosum (commons.wikimedia.org/Gzzz)

Moluskum kontagiosum adalah infeksi virus yang dapat menyebabkan papula kecil dan menonjol yang tumbuh di mana saja di tubuh. Mungkin hanya ada satu atau berupa klaster. Kondisi ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi bisa menjadi sangat gatal.

Benjolan moluskum kontagiosum cenderung halus dan kencang dengan lesung pipit di tengahnya. Penampilannya bisa berwarna merah muda, putih, atau berwarna daging. 

Dilansir Verywell Health, infeksi moluskum kontagiosum menyebar melalui kontak kulit ke kulit secara seksual atau non seksual. Kondisi ini paling sering dialami anak-anak, orang dewasa yang aktif secara seksual, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Baca Juga: 11 Penyebab Nyeri Vagina saat Hamil, Ketahui Mana yang Serius

4. Kutil kelamin

Human papillomavirus (HPV) adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum di seluruh dunia. Ada ratusan jenis HPV dan sebagian besar dianggap relatif tidak berbahaya. 

Salah satu dampak dari infeksi HPV adalah munculnya kutil kelamin. Setelah seseorang terinfeksi HPV, kutil mungkin tidak akan berkembang selama beberapa bulan. Dalam beberapa kasus, penyakit ini berkembang bertahun-tahun kemudian.

Kutil kelamin bisa memiliki tekstur yang terangkat atau rata, halus atau seperti kembang kol. Kutil bisa berwarna daging, lebih terang, ungu tua, atau cokelat. Kutil mungkin tumbuh sebagai individu atau berkelompok. Beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun, ada pula yang mengalami kutil yang gatal atau berdarah.

5. Dermatitis kontak

7 Penyebab Benjolan di Vagina, Kapan Perlu Khawatir?ilustrasi eksim atau dermatitis kontak (flickr.com/Care_SMC)

Dermatitis kontak atau eksim ditandai dengan benjolan yang muncul secara berkelompok, gatal, dan terkadang berair. Eksim biasanya terjadi karena kulit sensitif terhadap bahan iritan, seperti detergen baru atau sabun mandi. 

Mengidentifikasi jenis iritan penyebab eksim dan menghindarinya dapat membantu mengobati eksim. Terkadang, eksim dapat hilang dengan sendirinya. Namun, krim pelembap dapat membantu meringankan atau mencegahnya kambuh.

6. Kanker

Kanker pada vulva atau vagina jarang terjadi. Namun, jika terjadi, prakanker dan kanker vulva dan vagina mungkin dapat menyebabkan gejala, berupa:

  • Perdarahan tidak normal.
  • Keputihan yang tidak biasa.
  • Benjolan kulit.
  • Nyeri saat berhubungan seks.

Untuk mendiagnosis kanker vulva dan vagina, dokter akan mengambil sampel jaringan dan memeriksanya di bawah mikroskop.

7. Kista Bartholin

7 Penyebab Benjolan di Vagina, Kapan Perlu Khawatir?ilustrasi vagina (freepik.com/pikisuperstar)

Kista Bartholin adalah jenis kista lain yang bisa berkembang di vagina. Kista ini terbentuk di dua kelenjar kecil, yang disebut kelenjar Bartholin, di kedua sisi lubang yang mengeluarkan lendir untuk melumasi vagina. Cairan dapat menumpuk di kelenjar Bartholin, yang menyebabkan penyumbatan.

Kista Bartholin bisa menjadi bengkak dan nyeri. Jadi, benjolan mungkin perlu dipotong dan dikeringkan. Selain itu, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. 

Ada beberapa penyebab benjolan di vagina yang paling umum. Buatlah janji temu dengan dokter jika kamu memiliki benjolan di sekitar area vagina. Meskipun banyak benjolan tidak memerlukan pengobatan, penting untuk mengetahui penyebabnya dan memahami risiko penularannya kepada orang lain.

Baca Juga: Kenali 8 Penyebab Kista pada Penis, Apakah Berbahaya?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya