7 Risiko Operasi Sedot Lemak, Ketahui Bahayanya

Pertimbangkan sebelum menjalani prosedur ini

Intinya Sih...

  • Sebelum memutuskan untuk menjalani sedot lemak, di luar dari manfaatnya, penting untuk memahami risiko-risiko yang mungkin ditimbulkan dan mempertimbangkannya.
  • Sedot lemak adalah prosedur operasi yang menghilangkan kelebihan lemak pada area tubuh tertentu.
  • Komplikasi sedot lemak meliputi kelainan bentuk kontur, toksisitas lidokain, pembengkakan dan memar, emboli lemak, dan infeksi.

Sedot lemak adalah prosedur operasi yang bertujuan menghilangkan kelebihan lemak pada area tubuh tertentu. Sedot lemak banyak dipilih oleh orang-orang yang sudah konsisten diet dan berolahraga, tapi masih memiliki lemak membandel di beberapa area tubuh.

Sedot lemak dapat dilakukan di banyak area tubuh, seperti perut, paha, pinggul, pantat, lengan, dan leher. Penting diingat bahwa sedot lemak bukanlah prosedur penurunan berat badan dan tidak boleh digunakan sebagai pengganti gaya hidup sehat.

Sebelum memutuskan untuk menjalani sedot lemak, di luar dari manfaatnya, penting untuk memahami risiko-risiko yang mungkin ditimbulkan dan mempertimbangkannya. Mari kita bahas apa saja risiko operasi sedot lemak.

1. Deformitas kontur

Komplikasi sedot lemak yang paling umum adalah kelainan bentuk kontur. Sebanyak 9 persen pasien mungkin melaporkan depresi kulit atau peninggian jaringan lunak, panniculus kulit (kelebihan kulit dan lemak yang tergantung dari perut di bawah garis pinggang), lipatan, atau kerutan.

Deformitas kontur dapat disebabkan penghilangan lemak yang tidak merata, elastisitas kulit yang buruk, atau penyembuhan yang tidak biasa, yang menyebabkan kulit terlihat bergelombang. Kerusakan di bawah kulit akibat tabung yang digunakan selama prosedur sedot lemak juga dapat menyebabkan kulit tampak berbintik permanen.

Deformitas kontur dapat dicegah dengan penggunaan kanula berdiameter lebih kecil, menghindari penyedotan dari lapisan superfisial, menggunakan teknik silang, dan memberikan sedikit koreksi pada lisis lemak pascaoperasi.

2. Toksisitas lidokain

7 Risiko Operasi Sedot Lemak, Ketahui Bahayanyailustrasi steroid anabolik (pexels.com/cottonbro)

Operasi sedot lemak melibatkan penggunaan lidokain, yaitu obat yang bertujuan membantu mengatasi rasa sakit. Obat ini biasanya diberikan dengan cairan yang disuntikkan selama sedot lemak. 

Pemberian lidokain biasanya aman. Namun, toksisitas lidokain terkadang dapat terjadi, yang dapat menyebabkan masalah serius pada jantung dan sistem saraf pusat.

3. Bengkak dan memar

Pembengkakan dan memar juga terjadi pada kebanyakan pasien sedot lemak, yang biasanya paling parah terjadi pada beberapa hari pertama setelah prosedur. Namun, bisa juga menetap selama beberapa minggu. Memar terjadi akibat trauma selama prosedur sedot lemak, yang memicu respons peradangan alami tubuh.

Memar yang sangat parah dan terus-menerus mungkin berhubungan dengan kebiasaan merokok kronis, penggunaan obat pengencer darah, dan masalah pembekuan darah.

Untuk itu, sebelum menjalani prosedur sedot lemak, perokok harus berhenti merokok sepenuhnya setidaknya selama tiga minggu, pengencer darah dihentikan setidaknya seminggu sebelumnya, dan gangguan pembekuan abnormal dikoreksi dengan suntikan vitamin K.

Baca Juga: Operasi Sedot Lemak: Prosedur, Indikasi, dan Komplikasinya

4. Emboli lemak

7 Risiko Operasi Sedot Lemak, Ketahui Bahayanyailustrasi operasi sedot lemak (unsplash.com/natanaelmelchore)

Meskipun emboli lemak jarang terjadi, tetapi angka kematiannya sebesar 10 hingga 15 persen. Karenanya, ini memerlukan pemantauan pascaoperasi yang cermat untuk deteksi dan pengobatan yang cepat, dan telah dilaporkan terjadi dalam waktu 12 hingga 72 jam setelah operasi. 

Transfer lemak gluteal adalah prosedur dengan risiko emboli lemak fatal yang lebih tinggi. Ini masih dianggap memiliki angka kematian tertinggi dibandingkan dengan prosedur estetika mana pun. 

5. Infeksi

Kasus infeksi setelah sedot lemak sangat jarang terjadi, kejadiannya dilaporkan kurang dari 1 persen. Sebuah studi melaporkan kejadian infeksi pada pasien sedot lemak adalah 0,3 persen.

Dalam kasus tersebut, pasien mengalami abses kecil dan bercak nekrosis kulit dengan ketebalan penuh di daerah sekitarnya. Penyebab lokal paling umum dari infeksi tersebut adalah adanya hematoma pada jaringan subkutan dengan kontaminasi bakteri sekunder.

Penyebab infeksi sistemik yang paling umum adalah diabetes yang tidak terkontrol. Karenanya, sebelum prosedur dimulai, perlu dilakukan pemeriksaan kadar gula darah, terutama pada pasien berusia di atas 30 tahun atau memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.

6. Kulit kendur

7 Risiko Operasi Sedot Lemak, Ketahui Bahayanyailustrasi kulit kendur (pexels.com/Karolina Grabowska)

Risiko kulit kendur setelah operasi sedot lemak sebenarnya sangat kecil. Ini lebih mungkin terjadi saat lemak dihilangkan dalam jumlah yang sangat besar pada pasien yang memiliki tingkat kelemahan kulit yang sudah ada sebelumnya, khususnya di daerah perut. 

Solusinya, sedot lemak perlu dikombinasikan dengan prosedur eksisi kulit, seperti operasi abdominoplasti untuk memungkinkan pengobatan yang lebih efektif pada kulit yang kendur.

Pasien lebih mungkin mengalami kulit kendur setelah mengalami penurunan berat badan secara dramatis atau setelah kehamilan. Faktor lain yang memengaruhi tingkat keparahan kulit kendur meliputi usia, jenis kulit, dan teknik pembedahan.

7. Ketidakseimbangan cairan

Jika prosedur sedot lemak melibatkan penyuntikan banyak cairan, ini dapat memicu ketidakseimbangan cairan. Kelebihan cairan ini dapat memicu masalah jantung, paru-paru, dan ginjal.

Ketidakseimbangan cairan ini mungkin perlu dikuras menggunakan jarum. Risiko ini dapat diperburuk jika area yang dioperasi luas dan lemak yang dihilangkan banyak.

Sebelum menjalani operasi sedot lemak, pastikan kamu berkonsultasi dengan ahlinya untuk mendapatkan semua informasi penting, mulai dari ekspektasi, manfaat, termasuk risikonya.

Baca Juga: Apakah Boleh Sedot Lemak setelah Melahirkan?

Referensi

Mayo Clinic. Diakses pada Mei 2024. Liposuction.
Klein, J. A., & Jeske, D. R. (2016). Estimated maximal safe dosages of tumescent lidocaine. Anesthesia and Analgesia/Anesthesia & Analgesia, 122(5), 1350–1359. https://doi.org/10.1213/ane.0000000000001119
Dixit, V., & Wagh, M. S. (2013). Unfavourable outcomes of liposuction and their management. Indian Journal of Plastic Surgery/Indian Journal of Plastic Surgery, 46(2), 377. https://doi.org/10.4103/0970-0358.118617
Cleveland Clinic. Diakses pada Diakses pada Mei 2024. Liposuction: Common Techniques and Complications.
Centre for Surgery. Diakses pada Mei 2024. Can Liposuction Cause Loose Skin?

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya