7 Makanan yang Harus Dihindari saat Minum Antibiotik

Bisa memengaruhi kerja antibiotik

Intinya Sih...

  • Ada makanan dan minuman tertentu yang harus dihindari saat mengonsumsi antibiotik karena dapat menyebabkan efek samping berbahaya.
  • Jika kamu diresepkan antibiotik oleh dokter, sebaiknya hindari mengonsumsi produk susu, alkohol, makanan asam, makanan olahan berpemanis, suplemen kalsium, minuman berenergi, dan makanan berserat tinggi.

Salah satu penemuan terbesar dalam pengobatan modern adalah antibiotik. Antibiotik berperan penting dalam membantu melawan bakteri dan membantu menyembuhkan penyakit yang mengancam jiwa, seperti pneumonia, yang sebelumnya tidak memiliki pengobatan yang efektif.

Walaupun begitu, penggunaan antibiotik yang tidak tepat justru bisa menjadi bumerang. Untuk alasan ini, penting untuk menggunakan antibiotik dengan hati-hati dan harus dikonsumsi sesuai arahan dokter.

Beberapa orang tidak tahu bahwa ada makanan tertentu yang harus dihindari saat mengonsumsi antibiotik karena dapat menyebabkan efek samping obat. Inilah sejumlah makanan yang perlu dihindari saat sedang mengonsumsi antibiotik.

1. Alkohol

7 Makanan yang Harus Dihindari saat Minum Antibiotikilustrasi bir (unsplash.com/Gerrie van der Walt)

Antibiotik dan alkohol dapat menyebabkan efek samping serupa, seperti sakit perut, pusing, dan kantuk. Menggabungkan antibiotik dan alkohol dapat meningkatkan efek samping ini.

Beberapa antibiotik—seperti metronidazole, tinidazole, dan sulfamethoxazole serta trimethoprim—tidak boleh diminum dengan alkohol karena bisa mengakibatkan reaksi yang lebih parah.

Minum alkohol dalam jumlah berapa pun dengan obat-obatan tersebut dapat menyebabkan efek samping seperti kulit memerah, sakit kepala, mual dan muntah, serta detak jantung cepat.

Selain itu, antibiotik linezolid berinteraksi dengan minuman beralkohol tertentu, termasuk wine dan bir. Meminum minuman ini dengan antibiotik ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya.

Perlu diingat bahwa beberapa obat flu dan obat kumur juga mengandung alkohol. Jadi, periksalah labelnya dan hindari produk tersebut saat mengonsumsi antibiotik ini.

Meskipun penggunaan alkohol dalam jumlah sedikit tidak mengurangi efektivitas sebagian besar antibiotik, tetapi ini bisa mengurangi energi kamu dan menunda seberapa cepat kamu pulih dari penyakit. Jadi, ada baiknya kamu menghindari alkohol sampai kamu menghabiskan antibiotik dan merasa lebih baik.

2. Makanan asam

7 Makanan yang Harus Dihindari saat Minum Antibiotikilustrasi grapefruit atau jeruk limau gedang (pixabay.com/ExplorerBob)

Tingkat keasaman memengaruhi penyerapan obat di saluran pencernaan. Saat kamu mengonsumsi makanan yang sangat asam, obat-obatan tertentu mungkin tidak dapat diserap dengan baik.

Untuk memastikan pengobatan kamu seefektif mungkin, menghindari atau membatasi soda, saus tomat, jeruk, dan produk lain dengan tingkat keasaman lebih tinggi dapat membantu. Makanan ini juga bisa dikaitkan dengan sakit perut dan gangguan pencernaan.

3. Suplemen kalsium

7 Makanan yang Harus Dihindari saat Minum Antibiotikilustrasi konsumsi obat-obatan (unsplash.com/Laurynas Mereckas)

Kalsium penting untuk pertumbuhan tulang dan bagi individu dengan masalah tulang, seperti osteoporosis. Akan tetapi, saat kamu sedang minum obat antibiotik, kamu mungkin perlu menghentikan konsumsi suplemen kalsium.

Suplemen kalsium dapat menurunkan penyerapan antibiotik tertentu, termasuk tetrasiklin, ciprofloxacin, levofloxacin, dan norfloxacin. Mengonsumsi antibiotik ini setidaknya 2 jam sebelum atau 6 jam setelah suplemen kalsium akan membantu, tetapi sebaiknya bicarakan dengan dokter yang meresepkan atau apoteker untuk mendapatkan petunjuk spesifik.

Baca Juga: Apakah Antibiotik Bisa Dibeli Tanpa Resep Dokter?

4. Makanan olahan dan berpemanis

7 Makanan yang Harus Dihindari saat Minum Antibiotikilustrasi makanan kemasan (unsplash.com/Denny Müller)

Mengonsumsi lebih banyak makanan olahan dan makanan dengan tambahan gula dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Kadar gula darah yang tinggi dapat mengganggu fungsi sel kekebalan tubuh dan berpotensi meningkatkan kemungkinan infeksi sekunder, seperti infeksi jamur.

Makanan yang banyak diproses juga kurang padat nutrisi dibandingkan banyak makanan alternatif lainnya. Ketika makanan diproses, makanan tersebut dapat kehilangan banyak nutrisi bermanfaat yang dibutuhkan tubuh untuk mendukung respons kekebalan dan melawan infeksi.

5. Susu dan produk susu

7 Makanan yang Harus Dihindari saat Minum Antibiotikilustrasi susu (unsplash.com/Nikolai Chernichenko)

Kekhawatiran terhadap produk susu terutama disebabkan oleh kandungan kalsiumnya, yang juga berlaku pada makanan atau suplemen yang diperkaya kalsium.

Ketika kalsium berada di lambung dan usus bersamaan dengan antibiotik tertentu, kalsium dapat menempel pada obat-obatan tersebut dan mencegah penyerapannya. Jika lebih sedikit obat yang diserap, maka efektivitas obat tersebut akan berkurang.

Berkurangnya penyerapan ini disebabkan oleh obat atau golongan tertentu, sehingga menimbulkan kekhawatiran lebih besar terhadap obat-obatan dari golongan seperti tetrasiklin (misalnya doksisiklin) dan fluoroquinolon (misalnya ciprofloxacin).

Kamu mungkin masih bisa mengonsumsi suplemen kalsium atau menikmati segelas susu, asalkan suplemen tersebut tidak berada di perut atau usus bersamaan dengan antibiotik. Untuk memastikannya, kamu disarankan mengonsumsi produk tinggi kalsium setidaknya 2 jam sebelum atau 6 jam setelah mengonsumsi antibiotik.

Apabila kamu tidak yakin apakah pengobatan kamu bisa terdampak oleh kandungan kalsium dalam makanan, dokter atau apoteker dapat memberikan informasi lebih lanjut.

6. Minuman berkafein

7 Makanan yang Harus Dihindari saat Minum Antibiotikilustrasi minuman berenergi (unsplash.com/Alexander Sinn)

Seperti obat-obatan, tubuh memecah atau memetabolisme kafein seiring waktu. Dalam beberapa kasus, obat-obatan seperti antibiotik memiliki cara yang sangat mirip dengan cara tubuh memprosesnya, sehingga memengaruhi cara penguraian salah satu zat tersebut.

Misalnya, ciprofloxacin telah terbukti meningkatkan kadar kafein seiring waktu, yang dapat menyebabkan lebih banyak efek samping stimulan.

Penelitian yang ada masih terbatas, tetapi ada juga kekhawatiran mengenai apakah kafein dapat menyebabkan antibiotik menjadi kurang efektif.

Bagi sebagian orang, menghindari kafein sama sekali mungkin sulit, tetapi mengurangi dan menghindari produk dengan kadar kafein tinggi, seperti minuman energi, mungkin bermanfaat.

7. Makanan berserat tinggi

7 Makanan yang Harus Dihindari saat Minum Antibiotikilustrasi roti gandum dan alpukat (unsplash.com/Wesual Click)

Saat mempertimbangkan makanan tinggi serat, timing sangat penting. Jika kamu sedang minum antibiotik, makanan seperti lentil, polong-polongan, dan biji-bijian utuh perlu dibatasi karena serat dapat memengaruhi penyerapan antibiotik. Jika tidak terserap dengan baik, maka obat tersebut tidak akan bekerja dengan baik.

Akan tetapi, setelah minum antibiotik, makanan tinggi serat menjadi bermanfaat. Pada dasarnya antibiotik juga turut membunuh bakteri baik di usus. Nah, serat merupakan sumber makanan bagi bakteri di saluran pencernaan dan dapat membantu mengembalikan keseimbangan bakteri usus.

Antibiotik dapat berinteraksi dengan tubuh melalui berbagai cara. Jika kamu diresepkan antibiotik oleh dokter, sebaiknya hindari mengonsumsi produk susu, alkohol, makanan asam, makanan olahan berpemanis, suplemen kalsium, minuman berenergi, dan makanan berserat tinggi.

Apabila kamu tidak yakin apakah makanan atau minuman, obat bebas, dan suplemen yang kamu konsumsi sehari-hari dapat memengaruhi antibiotik, tanyakan kepada dokter yang meresepkan obat atau apoteker untuk informasi lebih lengkap.

Baca Juga: Apakah Antibiotik Bisa Dibeli Tanpa Resep Dokter?

Referensi

Mayo Clinic. Diakses pada April 2024. What are the effects of drinking alcohol while taking antibiotics?
Healthnews. Diakses pada April 2024. The No-Go List: Foods to Avoid When Taking Antibiotics.
Institute for Safe Medication Practices. Diakses pada April 2024. Calcium Supplements and Certain Medicines Should Be Taken a Few Hours Apart.
Shomali, N., Mahmoudi, J., Mahmoodpoor, A., Zamiri, R., Akbari, M., Xu, H., & Shotorbani, S. S. (2020). Harmful effects of high amounts of glucose on the immune system: An updated review. Biotechnology and Applied Biochemistry Online/Biotechnology and Applied Biochemistry, 68(2), 404–410. https://doi.org/10.1002/bab.1938
Healy, D. P., Polk, R. E., Kanawati, L., Rock, D. T., & Mooney, M. L. (1989). Interaction between oral ciprofloxacin and caffeine in normal volunteers. Antimicrobial Agents and Chemotherapy, 33(4), 474–478. https://doi.org/10.1128/aac.33.4.474
Olajuyigbe, O. O., Adeoye-Isijola, M. O., Okon, V., Adedayo, O., & Coopoosamy, R. M. (2017). In vitro pharmacological interaction of caffeine and first-line antibiotics is antagonistic against clinically important bacterial pathogens. Acta Biochimica Polonica, 64(2). https://doi.org/10.18388/abp.2016_1327

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya