Karsinoma Duktal Invasif: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Jenis kanker payudara yang paling umum

Karsinoma duktal invasif atau invasive ductal carcinoma (IDC) atau yang juga biasa disebut karsinoma duktal infiltratif adalah bentuk paling umum dari kanker payudara.

Mengutip Cleveland Clinic, IDC menyumbang sekitar 80 oersen dari seluruh kasus kanker payudara. IDC juga merupakan jenis kanker payudara yang paling umum pada pria.

Istilah "invasif" atau "infiltratif" menggambarkan bahwa kanker telah menyebar ke luar tempat asalnya, sedangkan istilah "duktal" mengacu pada tempat kanker dimulai, yaitu di saluran susu.

Sementara itu, karsinoma mengacu pada kanker yang dimulai pada sel-sel kulit atau jaringan yang melapisi organ dalam. Sebagian besar kanker payudara dimulai di saluran atau tubulus.

Dalam kasus IDC, sel kanker mulai tumbuh di saluran susu payudara. Saat tumor tumbuh, ia bisa menyebar di luar saluran ke jaringan di sekitarnya. Setelah sel kanker mencapai sistem getah bening atau pembuluh darah, mereka bisa bermetastasis (menyebar ke bagian tubuh lainnya).

1. Penyebab dan faktor risiko

Karsinoma Duktal Invasif: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi karsinoma duktal invasif (pexels.com/Klaus Nielsen)

Perubahan DNA (mutasi) merupakan penyebab kanker payudara, termasuk IDC, mengutip Healthline. Mutasi pada DNA sel payudara menyebabkan sel tumbuh dan membelah terlalu cepat. Sel-sel abnormal menggumpal dan membentuk gumpalan yang mungkin bisa dirasakan oleh penderita kanker ini. Namun, penyebab pasti dari mutasi DNA masih belum diketahui. Faktor genetik dan lingkungan kemungkinan berperan dalam perkembangan kanker ini.

Beberapa faktor bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara termasuk IDC. Ini mencakup:

  • Usia: Kebanyakan orang didiagnosis menderita IDC pada usia 50 tahun.
  • Genetika: Mutasi gen seperti mutasi BRCA1 dab BRCA2 mengakibatkan 5 hingga 10 persen dari seluruh kasus IDC.
  • Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium: Jika kerabat tingkat pertama (orang tua, saudara kandung, atau anak) atau beberapa kerabat di satu sisi keluarga pernah menderita kanker payudara atau ovarium, maka risiko terkena kanker payudara akan lebih tinggi.
  • Riwayat pribadi kanker payudara: Jika seseorang pernah menderita kanker payudara sebelumnya, maka ia 3 hingga 4 kali lebih berisiko untuk mengembangkannya lagi.
  • Riwayat reproduksi: Tidak pernah memiliki anak sampai cukup bulan untuk dilahirkan atau memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun, meningkatkan risiko seseorang mengembangkan kanker payudara.
  • Radiasi: Jika seseorang menjalani radiasi ke dada untuk mengobati kanker yang berbeda sebelum usia 30 tahun, maka ia berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
  • Terapi hormon: Penggunaan terapi hormon jangka panjang yang mencakup estrogen atau progesteron bisa meningkatkan risiko kanker payudara.
  • Payudara padat: Perempuan dengan jaringan payudara padat, dua kali lebih mungkin mengembangkan kanker. Ini juga lebih sulit untuk menemukan potensi kanker melalui mamografi.

Faktor gaya hidup tertentu juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker payudara, termasuk IDC. Ini mencakup:

  • Merokok.
  • Minum alkohol.
  • Kurangnya aktivitas fisik.
  • Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Bekerja shift malam hari atau memiliki paparan cahaya yang tinggi di malam hari.

2. Gejala

Karsinoma Duktal Invasif: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi nyeri payudara (freepik.com/cookie_studio)

IDC sering bisa dideteksi melalui benjolan kecil di payudara. Selain itu, terdapat beberapa gejala lain yang kemungkinan merupakan gejala awal dari IDC, yang meliputi:

  • Pembengkakan payudara.
  • Peau d'orange (istilah medis untuk payudara yang berkerut seperti kulit jeruk).
  • Penebalan kulit payudara.
  • Kulit bersisik pada puting atau payudara.
  • Iritasi kulit.
  • Retraksi puting.
  • Keluarnya cairan dari puting susu selain ASI.
  • Nyeri payudara atau puting yang persisten.

Namun, banyak juga penderita IDC yang tidak memiliki gejala apa pun. Mereka kemungkinan tidak mencurigai apa pun hingga dokter menemukan sesuatu saat mereka melakukan pemeriksaan payudara dengan mamografi. Skrining dengan memografi secara teratur sangat penting untuk mendeteksi kanker pada tahap awal.

3. Diagnosis

Karsinoma Duktal Invasif: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi diagnosis karsinoma duktal invasif (fda.gov)

Dokter kemungkinan akan melakukan beberapa tes untuk menegakkan diagnosis IDC. Ini mencakup:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa payudara pasien secara manual untuk menentukan ada tidaknya benjolan atau penebalan.
  • Mamografi: Mamografi merupakan rontgen payudara yang bisa mendeteksi kanker.
  • Biopsi: Dokter akan mengirimkan sampel jaringan payudara pasien ke laboratorium untuk diperiksa. Biopsi payudara bisa membantu menentukan apakah benjolan di payudara bersifat kanker atau jinak.
  • MRI: Pencitraan resonansi magnetik (MRI) bisa mendeteksi lesi kecil pada payudara. Dokter menggunakan MRI payudara untuk menyaring orang yang mempunyai risiko tinggi menderita kanker payudara.
  • Ultrasound (USG): USG payudara menggunakan gelombang suara untuk memberikan gambaran rinci tentang jaringan payudara dan aliran darah. Ini tidak menggunakan radiasi dan aman untuk ibu hamil.

Baca Juga: Karsinoma Adrenokortikal: Penyebab, Jenis, Gejala, Pengobatan

4. Pengobatan

Karsinoma Duktal Invasif: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi prosedur operasi kanker payudara karsinoma duktal invasif (frpsclinics.org)

Tujuan dari pengobatan kanker payudara adalah untuk menghilangkan sel kanker dan mencegah kanker muncul kembali (kekambuhan). Terdapat beberapa jenis pengobatan untuk mengobati kanker payudara yang bisa digunakan dengan kombinasi berbeda. Para peneliti masih terus mempelajari kombinasi pengobatan yang paling efektif untuk IDC.

Dilansir Verywell Health, berikut pilihan pengobatan untuk kanker payudara:

  • Pembedahan: Lumpektomi melibatkan pengangkatan kanker dan area kecil jaringan sehat di sekitarnya, sedangkan mastektomi mengangkat seluruh payudara.
  • Radiasi: Terapi radiasi untuk kanker payudara biasanya menggunakan sinar-X eksternal untuk membunuh sel kanker. Radiasi bisa digunakan sebelum operasi, setelah operasi, atau sebagai satu-satunya pengobatan.
  • Kemoterapi: Obat kemoterapi bisa digunakan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor. Selain itu, ini bisa diberikan setelah operasi untuk mencegah sel kanker kembali.
  • Terapi hormon: Obat-obatan tertentu bisa diberikan jika sel kanker mempunyai reseptor hormon tertentu. Misalnya sel kanker HER2  diobati dengan obat terapi yang ditargetkan, seperti Herceptin (trastuzumab). Selain itu, banyak obat yang mengobati berbagai jenis kanker payudara yang sensitif terhadap hormon.

Pasien yang menjalani operasi untuk IDC, biasanya pulih dalam waktu sekitar dua hingga empat minggu. Namun, penyembuhan kemungkinan memakan waktu lebih lama jika kelenjar getah bening diangkat atau jika pasien memilih untuk menjalani rekonstruksi payudara.

Pemulihan sesudah kemoterapi, terapi radiasi, terapi bertarget, atau imunoterapi, bisa memakan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan, tergantung lokasi dan stadium tumor, mengutip Cleveland Clinic.

5. Prognosis

Karsinoma Duktal Invasif: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pasien karsinoma duktal invasif (thewaterford.net)

Prognosis kanker payudara tergantung pada beberapa faktor. Ini mencakup:

  • Usia ketika didiagosis.
  • Stadium ketika didiagnosis.
  • Status HR ( status reseptor hormon) dan status HER2 (status reseptor faktor pertumbuhan epidermal manusia 2).

Stadium kanker ketika didiagnosis penting untuk prognosis pasien. Mengutip Healthline, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk kanker payudara yang masih terlokalisir setidaknya 91 persen untuk setiap subtipe hormonal. Namun, jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening atau jaringan di sekitarnya, maka tingkat kelangsungan hidup 5 tahun yaitu berkisar antara 65 persen dan 90 persen, tergantung pada subtipe.Untuk kanker yang telah bermetastasis, kisaran tersebut turun menjadi 12 persen hingga 38 persen. Dengan begitu banyak variabel, maka prognosis setiap pasien berbeda-beda.

6. Pencegahan

Karsinoma Duktal Invasif: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi pencegahan karsinoma duktal invasif (brainsway.com)

IDC tidak bisa dicegah. Namun, ada beberapa faktor tertentu yang bisa menurunkan risiko seseorang terkena kanker ini. Ini termasuk:

  • Menjaga berat badan yang sehat.
  • Berhenti merokok.
  • Menghindari alkohol atau membatasi diri dengan hanya satu minuman per hari.
  • Menyusui selama beberapa bulan sesudah melahirkan.

Jika risiko seseorang terkena IDC tinggi, maka dokter kemungkinan akan meresepkan obat yang bisa membantu menurunkan risikonya. Ini disebut dengan kemoprevensi. Obat-obatan yang digunakan untuk kemoprevensi mencakup:

  • Anastrozol (Arimidex).
  • Exemestane (Aromasin).
  • Tamoxifen (Nolvadex, Soltamox).
  • Raloksifen (Evista).

Namun obat-obatan di atas kemungkinan mempunyai efek samping yang signifikan. Sebaiknya bicarakan dahulu dengan dokter tentang risiko efek samping terhadap risiko kanker payudara.

Itulah deretan fakta seputar karsinoma duktal invasif. Jika memiliki tanda atau gejala yang mengarah pada kondisi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Makin cepat penyakit ini didiagnosis dan mendapat perawatan yang tepat, maka makin besar juga peluang kesembuhannya.

Baca Juga: Karsinoma Sel Renal: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya