Keratitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Pemakaian lensa kontak adalah salah satu penyebabnya

Keratitis adalah istilah medis untuk peradangan pada kornea mata. Kornea adalah jaringan bening berbentuk kubah di bagian depan mata yang menutupi pupil dan iris, yang bertugas untuk membantu mata fokus sehingga kita bisa melihat objek dengan jelas dan memberikan penghalang terhadap kotoran, kuman, dan penyakit.

Keratitis mengakibatkan kornea meradang, sehingga menyebabkan masalah pada penglihatan dan membuat mata lebih peka terhadap cahaya.

Dalam kondisi ringan, keratitis bisa diobati secara efektif tanpa harus kehilangan penglihatan. Namun, jika tidak diobati atau infeksi menjadi lebih parah, maka bisa menyebabkan komplikasi serius hingga merusak penglihatan secara permanen.

1. Jenis

Keratitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi bakteri Staphylococcus aureus (flickr.com/NIAID)

Ada dua jenis keratitis tergantung penyebabnya. Keratitis mungkin diklasifikasikan infeksius (menular) atau non-infeksius (tidak menular), mengutip Healthline.

Keratitis infeksius

Keratitis infeksius disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

  • Bakteri. Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus adalah dua bakteri paling umum yang dapat menyebabkan keratitis bakterial. Jenis ini paling umum dialami oleh orang-orang yang tidak menggunakan lensa kontak secara benar. 
  • Jamur. Keratitis akibat jamur disebabkan oleh Aspergillus, Candida, atau Fusarium. Seperti keratitis bakteri, keratitis jamur paling mungkin memengaruhi orang-orang yang memakai lensa kontak. Akan tetapi, mungkin juga seseorang terpapar jamur ini di luar ruangan. 
  • Parasit. Organisme yang disebut Acanthamoeba telah menjadi lebih umum pada para pemakai lensa kontak, sebagai contoh di Amerika Serikat. Parasit ini hidup di luar ruangan dan seseorang bisa terekspos saat berenang di danau, beraktivitas di area hutan, atau terkena air yang terinfeksi pada lensa kontak. Jenis ini disebut keratitis Acanthamoeba.
  • Virus. Keratitis akibat virus umumnya disebabkan oleh virus herpes simpleks, yang berkembang dari konjugtivitis menjadi keratitis.

Keratitis non-infeksius

Penyebab paling umum dari keratitis non-infeksius dapat meliputi:

  • Cedera mata, seperti goresan.
  • Penggunaan lensa kontak yang terlalu lama.
  • Penggunaan lensa kontak tipe extended eye-wear (lensa kontak yang dipakai terus-menerus untuk periode pemakaian yang ditentukan, seperti mingguan atau bulanan).
  • Menggunakan lensa kontak saat berenang.
  • Hidup di area beriklim hangat, yang mana ini meningkatkan risiko material tanaman yang dapat merusak kornea.
  • Sistem imun yang lemah.
  • Paparan sinar matahari yang intens yang disebut sebagai fotokeratitis.

2. Penyebab dan faktor risiko

Keratitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi keratitis suppurativa yang disebabkan oleh B-Streptococci (flickr.com/Community Eye Health/Astrid Leck)

Dilansir Mayo Clinic, penyebab keratitis meliputi:

  • Cedera. Jika ada benda yang menggores atau melukai permukaan kornea, keratitis tidak menular dapat terjadi. Selain itu, cedera memungkinkan mikroorganisme untuk mengakses kornea yang rusak, menyebabkan keratitis menular.
  • Lensa kontak yang terkontaminasi. Bakteri, jamur atau parasit (terutama parasit mikroskopis acanthamoeba) dapat menghuni permukaan lensa kontak atau tempat penyimpanan lensa kontak. Kornea dapat terkontaminasi ketika lensa berada di mata, mengakibatkan keratitis menular. Mengenakan lensa kontak secara berlebihan dapat menyebabkan keratitis infeksius.
  • Virus. Virus herpes (herpes simpleks dan herpes zoster) dapat menyebabkan keratitis.
  • Bakteri. Bakteri yang menyebabkan gonore dapat menyebabkan keratitis.
  • Air yang terkontaminasi. Bakteri, jamur, dan parasit dalam air (terutama di lautan, sungai, danau, dan kolam air panas) dapat masuk ke mata saat berenang dan menyebabkan keratitis. Akan tetapi, bahkan kalau kamu terpapar bakteri, jamur, atau parasit ini, kornea yang sehat tidak mungkin terinfeksi kecuali jika ada kerusakan permukaan kornea sebelumnya (misalnya memakai lensa kontak terlalu lama).

Sementara itu, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko keratitis dapat termasuk:

  • Lensa kontak. Memakai lensa kontak, terutama saat tidur, meningkatkan risiko keratitis infeksius dan tidak infeksius. Risiko umumnya berasal dari pemakaian lensa kontak yang lebih lama daripada yang direkomendasikan, disinfeksi yang tidak tepat, atau memakai lensa kontak saat berenang. Keratitis lebih umum pada orang-orang yang menggunakan lensa kontak tipe extended eye-wear, atau menggunakan lensa kontak terus-menerus, dibanding mereka yang menggunakan lensa kontak sehari-hari dan mengeluarkannya di malam hari. Keratitis lebih sering terjadi pada orang yang menggunakan kontak pakaian yang diperpanjang, atau kontak yang terus menerus dipakai, daripada mereka yang menggunakan lensa kontak harian dan melepasnya pada malam hari.
  • Penurunan sistem imun. Kalau sistem kekebalan terganggu karena penyakit atau obat-obatan, seseorang berisiko lebih tinggi terkena keratitis.
  • Obat kortikosteroid. Penggunaan obat tetes mata kortikosteroid untuk mengobati gangguan mata dapat meningkatkan risiko keratitis infeksius atau memperburuk keratitis yang ada.
  • Cedera mata. Jika salah satu kornea pernah rusak karena cedera di masa lalu, ada peningkatan risiko keratitis.

Baca Juga: Floaters Mata: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan

3. Gejala

Keratitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi keratitis akibat jamur (flickr.com/Community Eye Health/P Garg & G N Rao)

Gejala keratitis dapat meliputi:

  • Mata merah.
  • Nyeri dan iritasi pada mata yang terkena.
  • Kepekaan terhadap cahaya.
  • Kotoran mata.
  • Perubahan penglihatan, seperti kabur atau ketidakmampuan untuk melihat.
  • Robekan berlebihan.
  • Ketidakmampuan untuk membuka mata.

Tanpa pengobatan, gejala keratitis akan berkembang dan menjadi makin parah. Kapan gejala muncul tergantung jenis keratitisnya. Contohnya seperti gejala keratitis bakterial yang bisa langsung muncul.

4. Komplikasi yang dapat ditimbulkan

Keratitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi gangguan penglihatan (unsplash.com/Josh Calabrese)

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat keratitis di antaranya:

  • Peradangan dan jaringan parut kornea kronis.
  • Infeksi virus kronis atau berulang pada kornea.
  • Luka terbuka pada kornea (ulkus kornea).
  • Pengurangan penglihatan sementara atau permanen.
  • Kebutaan.

5. Diagnosis

Keratitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pemeriksaan mata (unsplash.com/Brands&People)

Diagnosis keratitis biasanya melibatkan pemeriksaan berikut ini:

  • Pemeriksaan mata. Meskipun mungkin tidak nyaman untuk membuka mata untuk pemeriksaan, tetapi penting bagi dokter untuk memeriksa mata. Pengujian akan mencakup seberapa baik pasien dapat melihat (ketajaman visual).
  • Pengujian mata dengan penlight. Dokter mungkin memeriksa mata menggunakan senter untuk memeriksa reaksi pupil, ukuran, dan faktor lainnya. Dokter mungkin mengaplikasikan noda pada permukaan mata untuk membantu mengidentifikasi tingkat dan karakter ketidakteraturan permukaan dan ulkus pada kornea.
  • Pemeriksaan slit lamp. Ini memberikan sumber cahaya dan pembesaran yang terang untuk mendeteksi karakter dan tingkat keratitis, serta efeknya pada struktur mata lainnya.
  • Analisis laboratorium. Dokter mungkin mengambil sampel air mata atau beberapa sel dari kornea untuk dianalisis di laboratorium. Ini bertujuan untuk menentukan penyebab keratitis dan untuk membantu mengembangkan rencana perawatan untuk kondisi pasien.

6. Pengobatan

Keratitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Setelah keratitis terdiagnosis, dokter akan merawat pasien sesuai dengan penyebabnya. Jika terdapat infeksi, maka pasien akan diresepkan obat. Dokter kemungkinan akan meresepkan obat tetes mata, obat oral, atau mungkin keduanya. Ini termasuk:

  • Antibiotik untuk infeksi bakteri.
  • Biopsida untuk infeksi parasit.
  • Antijamur untuk infeksi jamur.
  • Antivirus untuk infeksi virus.

Namun, tidak semua bentuk keratitis bisa merespons pengobatan dengan cara yang sama. Misalnya, keratitis Acanthamoeba kadang bisa kebal dengan antibiotik, sehingga dokter mungkin perlu melihat mata pasen lagi jika infeksinya tidak sembuh.

Selain itu, obat antivirus kemungkinan tidak sepenuhnya bisa menghilangkan virus yang menyebabkan keratitis pasien, sehingga pasien harus mewaspadai infeksi berulang sebagai dampaknya. Penutup mata bisa digunakan untuk membantu melindungi area yang terkena dan membantu proses penyembuhan.

7. Pencegahan

Keratitis: Jenis, Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi lensa kontak (pixabay.com/Gedesby1989)

Ada beberapa cara untuk mencegah keratitis. Jika kamu adalah pengguna lensa kontak, penggunaan yang benar, pembersihan, dan disinfeksi akan sangat membantu mencegah kondisi mata ini. Inilah beberapa tips yang bisa kamu terapkan:

  • Gunakan lensa kontak harian dan lepaskan lensa kontak sebelum tidur.
  • Cuci tangan dan keringkan tangan dengan benar sebelum memegang lensa kontak.
  • Ikuti rekomendasi dokter untuk merawat lensa kontak.
  • Hanya menggunakan produk steril yang dibuat khusus untuk perawatan lensa kontak, dan gunakan produk perawatan yang dibuat khusus untuk lensa kontak yang kamu gunakan.
  • Gosok lensa dengan lembut selama pembersihan untuk meningkatkan kinerja pembersihan larutan lensa kontak. Jangan membersihkan atau menggosoknya dengan kasar yang dapat menyebabkan lensa tergores.
  • Ganti lensa kontak seperti yang direkomendasikan.
  • Ganti tempat atau wadah penyimpanan lensa kontak setiap tiga hingga enam bulan.
  • Buang larutan dalam wadah lensa kontak setiap kali kamu mendisinfeksi lensa kontak. Jangan mencampurnya dengan larutan baru dengan larutan lama yang sudah ada di dalam wadah penyimpanan.
  • Jangan menggunakan lensa kontak saat berenang.

Mencegah penularan

Beberapa jenis keratitis virus tidak dapat sepenuhnya dihilangkan. Akan tetapi, langkah-langkah berikut dapat mengontrol kemunculan keratitis virus:

  • Jika terdapat lesi atau lepuhan pada kulit yang muncul di wajah (cold sore) atau terdapat lepuh herpes, hindari menyentuh wajah, kelopak mata, dan kulit di sekitar mata sebelum mencuci tangan hingga bersih.
  • Hanya menggunakan tetes mata yang telah diresepkan oleh dokter mata.
  • Cuci tangan sesering mungkin untuk mencegah wabah virus.

Itulah penjelasan mengenai keratitis. Apabila kamu mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini, atau gangguan apa pun pada mata maupun penglihatan, segeralah periksakan diri ke dokter sebelum kondisinya memburuk. Makin cepat diobati, maka makin besar peluang kesembuhan dan terhindar dari komplikasi berbahaya.

Baca Juga: Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kerusakan Mata

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya