Kolesteatoma: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

Bisa menyebabkan kehilangan pendengaran permanen

Kolesteatoma adalah pertumbuhan kulit abnormal nonkanker yang bisa berkembang di telinga tengah. Ini biasanya dimulai sebagai kumpulan sel kulit mati dan berkembang menjadi kantong seperti kista di belakang gendang telinga. Kondisi inisecara signifikan bisa mengganggu pendengaran dan keseimbangan, serta fungsi otot-otot wajah.

Kolesteatoma tidak umum, dengan bentuk didapat (acquired, bukan kondisi yang ada sejak lahir), dan memiliki insiden tahunan 9-12,6 dari 100.000 orang dewasa dan 3-15 dari 100.000 anak-anak. Kondisi ini lebih sering dialami anak laki-laki daripada anak perempuan, dan angkanya paling tinggi di antara ras Kaukasia, mengutip Medical News Today.

1. Penyebab

Kolesteatoma: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi kolesteatoma (healthdirect.gov.au)

Kolesteatoma bisa terjadi karena cacat lahir, tetapi paling sering disebabkan oleh infeksi telinga tengah yang terjadi secara berulang, mengutip Healthine. Selain itu, kondisi inijuga bisa disebabkan oleh saluran eustachius yang tidak berfungsi dengan baik. Saluran eustachius merupakan saluran yang menghubungkan bagian belakang hidung ke bagian tengah telinga.

Tuba eustachius memungkinkan udara mengalir melalui telinga dan menyamakan tekanan telinga. Ini mungkin tidak berfungsi dengan baik karena salah satu dari hal berikut:

  • Infeksi telinga kronis.
  • Infeksi sinus.
  • Alergi.
  • Pilek.

Jika tuba eustachius tidak berfungsi dengan baik, vakum parsial mungkin terjadi di telinga tengah. Hal ini bisa menyebabkan bagian gendang telinga tertarik ke telinga tengah, menciptakan kista yang bisa berubah menjadi kolesteatoma. Pertumbuhan kemudian membesar karena diisi sel-sel kulit tua, cairan, dan bahan limbah lainnya.

Dalam kasus yang sangat jarang, bayi mungkin lahir dengan kondisi ini. Ini dianggap sebagai cacat lahir. Kolesteatoma kongenital bisa terbentuk di telinga tengah atau di area telinga lainnya. Dalam kasus di mana anak-anak mendapatkan infeksi telinga berulang kali pada awal kehidupannya, ada kemungkinan kolesteatoma bisa berkembang sejak usia muda.

2. Tanda dan gejala

Kolesteatoma: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi pusing (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kolesteatoma biasanya menyebabkan gejala hanya pada satu telinga. Tanda dan gejalanya meliputi:

  • Telinga berdenging (tinitus).
  • Pusing atau vertigo.
  • Infeksi telinga.
  • Sakit telinga.
  • Sensasi 'penuh' di satu telinga.
  • Keluarnya cairan berbau tak sedap dari telinga.
  • Gangguan pendengaran di satu telinga.
  • Kelemahan di separuh wajah.

Jika kolesteatoma terjadi dalam waktu lama dan tidak diobati, maka bisa tumbuh ke area lain telinga, seperti bagian yang digunakan untuk keseimbangan, mengutip WebMD. Lebih parahnya lagi, ini bisa berubah menjadi infeksi di telinga bagian dalam atau bahkan di otak. Ini bisa menyebabkan pembengkakan berisi nanah di otak atau meningitis. Namun, kedua kondisi ini sangat langka.

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Kolesteatoma: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi telinga berdenging atau tinitus (freepik.com/stockking)

Tanpa pengobatan, kolesteatoma akan tumbuh membesar dan menyebabkan berbagai macam komplikasi, berkisar dari ringan hingga sangat parah.

Saat sel-sel kulit mati menumpuk di telinga, mereka menyediakan tempat yang ideal bagi bakteri dan jamur untuk berkembang. Dalam kasus ini, kista bisa terinfeksi, menyebabkan peradangan, dan drainase telinga terus-menerus.

Seiring waktu, kondisi ini bisa menghancurkan tulang di sekitarnya. Ini bisa merusak gendang telinga, tulang di dalam telinga, tulang di dekat otak, dan saraf wajah. 

Kehilangan pendengaran secara permanen bisa terjadi jika tulang di dalam telinga patah. Selain itu, kista bahkan bisa menyebar ke bagian wajah jika terus tumbuh dan menyebabkan kelemahan wajah. 

Dilansir Healthline, komplikasi potensial yang bisa terjadi mungkin termasuk:

  • Infeksi kronis pada telinga.
  • Pembengkakan telinga bagian dalam.
  • Kelumpuhan otot wajah.
  • Meningitis, yang merupakan infeksi otak yang bisa mengancam jiwa.
  • Abses otak atau kumpulan nanah di otak.

Baca Juga: Otitis Media: Jenis, Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

4. Diagnosis

Kolesteatoma: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi pemeriksaan telinga (earworx.com.au)

Untuk menentukan apakah pasien menderita kolesteatoma, dokter akan memeriksa bagian dalam telinganya dengan otoskop. Alat medis ini memungkinkan dokter untuk melihat apakah ada tanda-tanda kista tumbuh. Secara khusus, mereka akan mencari deposit sel kulit atau massa besar pembuluh darah di telinga.

Dokter kemungkinan perlu memesan CT scan jika tidak ada tanda-tanda kolesteatoma yang jelas. Selain itu, CT scan juga bisa dilakukan jika pasien memiliki gejala tertentu, seperti pusing atau kelemahan otot wajah.

Pemindaian memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam telinga dan tengkorak pasien. Ini bisa membantu dokter memvisualisasikan kista dengan lebih baik, atau menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala yang dimiliki pasien.

5. Pengobatan

Kolesteatoma: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi operasi atau pembedahan (pexels.com/ Павел Сорокин)

Jika kolesteatoma kecil dan berisi dan pasien bisa menangani prosedurnya, maka kemungkinan pembersihan rutin di klinik dokter sudah cukup. Namun, sebagian besar pasien perlu menjalani operasi. Ini karena pembedahan merupakan cara terbaik untuk menghilangkan kolesteatoma dan mencegah komplikasi.

Sebelum operasi, dokter akan mencoba membersihkan infeksi yang memengaruhi area tersebut. Dokter mungkin meresepkan terapi antibiotik untuk mengobati jaringan di sekitar pertumbuhan, untuk mengurangi peradangan menular.

Operasi biasanya merupakan prosedur rawat jalan, yang berarti pasien tidak perlu menginap di rumah sakit sesudahnya. Namun, pasien dengan kolesteatoma sangat besar atau mengalami infeksi serius kemungkinan perlu dirawat inap.

Operasi ini menghilangkan pertumbuhan di telinga dan mengatasi infeksi apa pun, serta membantu mengembalikan telinga ke kondisi yang sehat, stabil, dan berfungsi dengan baik. Operasi spesifik yang dilakukan ahli bedah tergantung pada lokasi kolesteatoma dan seberapa banyak pekerjaan perbaikan yang diperlukan.

Selain menghilangkan pertumbuhan, pembedahan juga diperlukan untuk:

  • Membangun kembali tulang pendengaran.
  • Memulihkan gendang telinga.
  • Menghilangkan cacat tulang dari belakang telinga.

Sebelum menjalani rekonstruksi tulang pendengaran, beberapa orang akan memerlukan operasi kedua untuk menghilangkan seluruh kolesteatoma. Jika perlu, dokter akan menjadwalkan operasi kedua 6-12 bulan setelah operasi pertama. Setelah operasi, pasien perlu melindungi area tersebut dengan:

  • Menghindari aktivitas berat selama beberapa minggu.
  • Menjaga telinga kering, yang berarti tidak mencuci rambut selama seminggu dan menyumbat telinga setelah itu.
  • Menghindari berenang dan perjalanan udara selama beberapa minggu.
  • Berhati-hati dengan janji tindak lanjut dan perawatan setelahnya untuk memastikan bahwa kolesteatoma tidak kembali.

Itulah deretan fakta seputar kolesteatoma. Prospek orang dengan kondisi ini umumnya positif. Meskipun pembedahan hampir selalu diperlukan untuk menghilangkan massa jinak ini sebelum komplikasi terjadi, tetapi prosedur biasanya berhasil.

Tindak lanjut penting setelah operasi karena kolesteatoma bisa tumbuh kembali setelah bertahun-tahun. Komplikasi jarang terjadi jika ahli bedah mengangkat kolesteatoma pada tahap awal. Namun, jika ukurannya sangat besar pada titik pengangkatan, masalah seperti gangguan pendengaran dan ketidakseimbangan mungkin tetap ada setelah operasi. Tanpa pengobatan, kolesteatoma yang parah bisa berakibat fatal.

Baca Juga: 7 Gangguan Telinga yang Sering Dialami Banyak Orang

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya