Pneumonia Aspirasi: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Bisa mengakibatkan gagal napas hingga kematian

Pneumonia merupakan infeksi yang disebabkan oleh kuman yang masuk ke paru-paru dan saluran udara. Sementara itu, pneumonia aspirasi terjadi ketika makanan atau cairan dihirup ke dalam saluran udara atau paru-paru, bukannya ditelan.

Zat non-udara yang terhirup dalam saluran pernapasan ini dapat mencakup makanan, cairan, air liur, isi perut, racun, atau bahkan benda asing kecil.

Paru-paru yang sehat biasanya bisa menangani bakteri dari insiden ini dan membuangnya sebanyak mungkin lewat batuk. Namun, pada orang yang kesulitan batuk, sudah sakit, atau mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah, mereka lebih rentan mengalami pneumonia aspirasi.

Dilansir Cleveland Clinic, pneumonia aspirasi paling sering terjadi lansia (65 tahun ke atas) dan anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kondisi ini juga paling sering terjadi pada orang-orang yang tinggal di panti jompo, meskipun pada dasarnya pneumonia aspirasi bisa menyerang siapa pun.

1. Penyebab

Pneumonia Aspirasi: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pneumonia aspirasi (commons.wikimedia.org/melvil)

Pneumonia aspirasi terjadi saat pertahanan tubuh terganggu dan substansi yang dihirup mengandung sejumlah besar bakteri berbahaya. Seseorang bisa menghirup sesuati dan mengembangkan pneumonia jika makanan atau minumannya "berjalan ke arah yang salah", mengutip Healthline.

Ini kemungkinan terjadi bahkan jika seseorang bisa menelan secara normal dan mempunyai refleks muntah yang teratur. Dalam hal ini, sebagian besar kasus bisa dicegah dengan batuk. Namun, orang dengan gangguan kemampuan batuk kemungkinan tidak bisa melakukannya. Gangguan ini kemungkinan disebabkan oleh:

  • Gangguan esofagus.
  • Kanker tenggorokan.
  • Kelainan saraf.
  • Penggunaan alkohol atau resep atau obat-obatan terlarang secara berlebihan.
  • Penggunaan obat penenang atau anestesi.
  • Sistem kekebalan yang melemah.
  • Masalah gigi yang mengganggu kemampuan mengunyah atau menelan.
  • Kondisi medis seperti Parkinson dan myasthenia gravis.

Faktor risiko pneumonia aspirasi termasuk orang dengan:

  • Stroke.
  • Gangguan menelan.
  • Kesadaran terganggu.
  • Penyakit paru-paru.
  • Masalah gigi.
  • Terapi radiasi ke kepala dan leher.
  • Gangguan status mental.
  • Penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
  • Penyakit neurologis tertentu.

2. Gejala

Pneumonia Aspirasi: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pneumonia aspirasi (bidmc.org)

Seseorang dengan pneumonia aspirasi kemungkinan menunjukkan gejala kebersihan mulut yang buruk dan berdeham (membersihkan tenggorokan) atau batuk basah sesudah makan.

Gejala aspirasi (menghirup sesuatu seperti sekret) dimulai dengan sangat cepat, bahkan satu hingga dua jam, sesudah menghirup sesuatu yang seharusnya tidak dihirup. Kemungkinan perlu satu atau dua hari untuk mengembangkan pneumonia. 

Gejala lain dari pneumonia aspirasi yaitu meliputi:

  • Sakit dada.
  • Sesak napas.
  • Mengi.
  • Kelelahan.
  • Kesulitan menelan.
  • Bau mulut.
  • Keringat berlebih.
  • Perubahan warna biru pada kulit.
  • Batuk, kemungkinan dengan dahak hijau, darah, atau bau busuk.

Siapa pun dengan gejala-gejala di atas harus segera menghubungi dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Beri tahu bahwa jika baru saja menghirup makanan atau cairan apa pun.

Sangat penting untuk diketahui bahwa anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun atau orang dewasa di atas 65 tahun harus mendapatkan perhatian medis dan diagnosis dengan cepat. Tanda-tanda seperti dahak berwarna dan demam tinggi pada anak-anak atau lansia merupakan tanda bahwa mereka butuh perawatan darurat.

Selain gejala yang disebutkan di atas, jangan ragu untuk pergi ke dokter jika batuk dengan dahak berwarna atau mengalami demam berkepanjangan di atas 38 derajat Celcius. Sebab, bisa saja itu merupakan salah satu tanda pneumonia aspirasi.

Baca Juga: Mengapa Penderita Pneumonia Mengalami Sesak Napas?

3. Komplikasi yang bisa ditimbulkan

Pneumonia Aspirasi: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi paru-paru (unsplash.com/averey)

Mengutip Verywell Health, pneumonia aspirasi terkadang bisa mengakibatkan komplikasi yang parah dan berpotensi mengancam jiwa jika tidak segera ditangani. Komplikasi pneumonia aspirasi dapat meliputi:

  • Efusi parapneumonik, yang merupakan penumpukan cairan di lobus bawah paru-paru.
  • Empiema, yaitu pengumpulan nanah di paru-paru.
  • Abses paru-paru, yakni rongga berisi nanah di paru-paru.
  • Suprainfeksi, yaitu munculnya infeksi sekunder bahkan sesudah yang pertama diobati.
  • Fistula bronkopleural, yaitu pembukaan abnormal antara saluran udara paru-paru dan ruang di sekitar paru-paru (rongga pleura).

Jika pneumonia aspirasi tidak segera ditangani secara agresif dan tepat waktu, maka komplikasinya bisa berupa gagal napas dan kematian. Menurut penelitian di North Shore University Hospital, Amerika Serikat, kondisi seperti fistula bronkopleural bisa membawa risiko kematian dari 18 persen hingga 67 persen.

4. Diagnosis

Pneumonia Aspirasi: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi dokter membuat diagnosis (pexels.com/cottonbro)

Dalam menegakkan diagnosis pneumonia aspirasi, dokter pertama-tama akan melakukan pemeriksaan fisik dan mengevaluasi riwayat medis lengkap pasien. Setelah itu, dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dimiliki.

Satu hal yang sedikit rumit tentang pneumonia aspirasi yaitu sering kali tidak ada yang benar-benar melihat pasien menghirup suatu benda, makanan, atau air liur.

Setelah mencatat gejala dan riwayat kesehatan pasien, dokter akan memesan tes seperti:

  • Rontgen dada dan/atau pemindaian computed tomography (CT): Pada kasus pneumonia aspirasi, peradangan sering terlihat di bagian bawah paru-paru pasien.
  • Tes darah: Kemungkinan termasuk hitung darah lengkap.
  • Tes dahak: Dahak merupakan campuran air liur dan lendir yang dihasilkan ketika batuk.
  • Bronkoskopi: Terkadang, pasien mungkin butuh bronkoskopi, yaitu tes yang dengan bronkoskop untuk melihat ke dalam paru-paru pasien.

5. Pengobatan

Pneumonia Aspirasi: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi minum obat (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Perawatan untuk pneumonia aspirasi akan bervariasi tergantung kesehatan pasien secara keseluruhan dan tingkat keparahan gejalanya. Antibiotik biasanya digunakan untuk membantu membersihkan infeksi dan menghindari komplikasi serius, mengutip Medical News Today.

Dokter mungkin perlu menunggu hingga hasil tes kembali untuk menentukan pemberian antibiotik, karena beberapa bakteri resistan terhadap antibiotik tertentu. Beberapa pasien mungkin perlu dirawat inap.

Jika pasien sulit bernapas, ventilator mungkin dibutuhkan. Apabila pasien mengalami kesulitan menelan, dokter kemungkinan akan merekomendasikan metode pemberian makanan yang dibantu atau perubahan kebiasaan makan untuk menghindari aspirasi lebih lanjut.

6. Prognosis

Pneumonia Aspirasi: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi pneumonia aspirasi (hshs.org)

Prospek orang dengan pneumonia aspirasi bervariasi, tergantung pada beberapa faktor penting seperti seberapa cepat memeriksakan diri ke dokter dengan gejala yang dimilikinya, seberapa jauh gejalanya berkembang, dan kondisi kesehatan umum sebelum terkena pneumonia.

Selain itu, jenis benda yang dihirup dan jenis infeksi bakteri juga bisa berperan dalam masa pemulihan.

Pneumonia aspirasi tampaknya lebih parah dibandingkan bentuk umum pneumonia. Dalam sebuah penelitian, para peneliti mencatat bahwa orang dengan pneumonia aspirasi jauh lebih mungkin untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, mendapat perawatan intensif, atau meninggal dunia dibanding orang-orang dengan pneumonia yang didapat dari komunitas.

Kabarnya kebanyakan orang selamat dari pneumonia aspirasi, tetapi pemulihan penuh bisa memakan waktu. Dokter akan hati-hati untuk memantau pasien lansia atau pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah untuk menghindari komplikasi yang mengancam nyawa.

Sangat penting untuk mengikuti rencana perawatan dokter demi memberikan tubuh peluang terbaik untuk pemulihan. Kecuali dinyatakan sebaliknya oleh dokter, selalu selesaikan pengobatan antibiotik secara lengkap bahkan jika gejalanya hilang atau sudah merasa lebih baik.

Perubahan gaya hidup seperti meningkatkan kebersihan mulut dan berhenti menggunakan obat-obatan atau alkohol juga bisa membantu mencegah pneumonia aspirasi.

Baca Juga: 10 Cara Meredakan Gejala Pneumonia secara Alami, Mudah dan Ampuh

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya