Sindrom Alport: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Kondisi ini menyerang mata, telinga, dan ginjal

Sindrom Alport adalah penyakit genetik langka yang ditandai dengan penyakit ginjal, gangguan pendengaran, dan masalah penglihatan.

Sindrom ini mengakibatkan penyakit ginjal dengan cara merusak glomeruli, yaitu saringan kecil di ginjal yang bertugas untuk menyaring darah. Dengan sindrom Alport, kolagen tipe IV yang ditemukan pada glomeruli, telinga bagian dalam, dan mata akan terpengaruh, sehingga tidak bisa berfungsi dengan normal.

Dilansir National Kidney Federation, sindrom Alport dinamai sesuai dengan nama dokter yang mengenali keluarga dengan sindrom ini pada tahun 1927, yaitu Dr. A. Cecil Alport.

1. Penyebab

Sindrom Alport: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Mengutip Verywell Health, sindrom Alport disebabkan oleh mutasi pada gen COL4A3, COL4A4, dan COL4A5. Ketiga gen tersebut bertanggung jawab untuk pembentukan bagian dari kolagen tipe IV.

Kolagen merupakan protein utama dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk memberi kekuatan dan juga dukungan pada jaringan ikat. Kolagen tipe IV ini, sangat penting untuk kerja glomeruli, dan mutasi pada gen ini mengakibatkan kolagen yang ditemukan pada glomeruli menjadi rusak. Pada akhirnya, hal ini akan merusak ginjal dan membuatnya tidak bisa membersihkan darah dengan benar.

Selain itu, kolagen tipe IV ini juga ditemukan pada telinga bagian dalam, dan kelainan di dalamnya bisa menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural. Kolagen tipe IV juga penting dalam menjaga bentuk lensa mata dan warna normal retina, dan kelainannya yang menyebabkan komplikasi yang terkait dengan sindrom Alport.

2. Sindrom Alport diturunkan dengan tiga cara yang berbeda

Sindrom Alport: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi sindrom Alport (alportsyndrome.org)

Sindrom Alport diturunkan dengan tiga cara yang berbeda, yaitu:

  • Pola X-Linked: Ini merupakan cara yang paling umum sindrom Alport diturunkan, dan sekitar 80 persen pasien memiliki bentuk ini. Bentuk ini disebabkan oleh mutasi pada gen COL4A5. Nah, yang dimaksud dengan pewarisan oleh ''pola terkait-X'' yaitu bahwa gen tersebut terletak pada kromosom X. Karena laki-laki hanya mempunyai satu kromosom X, maka satu mutasi gen pada kromosom tersebut cukup untuk menyebabkan penyakit ginjal, dan gejala parah lainnya pada kromosom, dan kondisi di dalamnya. Perempuan, di sisi lain mempunyai dua kromosom X, sehingga mutasi gen hanya pada salah satu kromosom. Ini biasanya tidak bisa menimbulkan komplikasi yang serius dari sindrom Alport. Oleh sebab itu, perempuan yang memiliki sindrom Alport terkait-X, biasanya hanya mengalami darah dalam urine mereka, dan terkadang hanya carrier. Selain itu, perempuan dengan sindrom Alport jarang mengembangkan komplikasi serius lainnya dari penyakit ini. Meski nantinya perempuan dengan sindrom Alport akan mengembangkan komplikasi, tetapi kondisinya lebih ringan dari laki-laki. Dengan pola pewarisan X-linked, ayah tidak bisa mewariskan kondisi tersebut kepada anak laki-lakinya, karena secara biologis, laki-laki tidak dapat menurunkan kromosom X kepada anak laki-lakinya. Di sisi lain, setiap anak mempunyai peluang sekitar 50 persen untuk mewarisi gen tersebut, jika ibunya mempunyai gen yang rusak pada salah satu kromosom X-nya. Anak laki-laki yang mewarisi gen yang rusak biasanya akan mengembangkan sindrom Alport selama hidupnya.

  • Pola dominan autosomal: merupakan bentuk warisan yang langka dan hanya diemukan pada sekitar 5 persen kasus sindrom Alport. Jenis mempunyai satu mutasi pada gen COL4A3 atau COL4A4, yang berarti hanya satu orang tua yang mempunyai gen abnormal dan mewariskannnya. Dengan bentuk sindrom Alport ini, perempuan dan laki-laki memiliki gejala yang sama pada tingkat keparahan yang sama.

  • Pola resesif autosomal: bentuk ini biasanya ditemukan pada sekitar 15 persen kasus sindrom Alport. Seorang anak akan mewarisi dengan cara ini, saat kedua orang tuanya adalah carrier dan masing-masing mempunyai salinan gen COL4A3 atau COL4A4 yang abnormal. Dengan bentuk ini, perempuan maupun laki-laki akan terpengaruh dengan cara yang sama.

Baca Juga: Hancurkan Batu Ginjal Tanpa Radiasi, Lebih Aman dengan Metode Baru Ini

3. Tanda dan gejala

Sindrom Alport: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi darah dalam urine atau hematuria (flickr.com/John Campbell)

Dilansir MedicineNet, seseorang dengan sindrom Alport akan mengalami fungsi ginjal secara progresif. Hampir seluruh orang yang terkena penyakit ini memiliki darah di urine (hematuria), yang menunjukkan bahwa fungsi ginjal tidak normal.

Selain itu, banyak pasien yang juga mengembangkan tingkat protein yang tinggi dalam urine (proteinuria). Akibatnya, ginjal menjadi kurang berfungsi ketika kondisi ini berlanjut, sehingga mengakibatkan penyakit ginjal stadium akhir.

Pasien juga sering mengalami gangguan pendengaran sensorineural yang disebabkan oleh kelainan telinga bagian dalam selama akhir masa kanak-kanak atau remaja awal.

Selain itu, pasien juga mungkin memiliki kecacatan pada lensa mata (lentikonus anterior) dan warna abnormal jaringan sensitif cahaya di bagian belakang mata (retina). Namun, kelainan mata ini jarang menyebabkan kehilangan penglihatan.

Gangguan pendengaran yang signifikan, kelainan mata, dan penyakit ginjal progresif lebih sering terjadi pada laki-laki dengan sindrom Alport.

4. Diagnosis

Sindrom Alport: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi tes genetik (unsplash.com/Emin BAYCAN)

Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien serta gejala yang dialami pasien. Selain itu, dokter juga mungkin akan menggunakan beberapa tes diagnostik untuk memastikan apakah pasien memiliki penyakit genetik ini, yaitu:

  • Biopsi ginjal atau kulit: Sepotong kecil ginjal atau kulit pasien akan diangkat dan diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Evaluasi mikroskopis yang cermat dari spesimen bisa menunjukkan temuan karakteristik sindrom Alport.
  • Tes genetik: Untuk memastikan apakah pasien memiliki gen yang bisa menyebabkan sindrom Alport. Ini juga digunakan untuk menentukan cara tertentu pasien dalam mewarisi gen.

Jenis tes lain kemungkinan juga penting untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain pada daftar diagnosis banding, menilai status pasien, atau mengembangkan kecurigaan awal terhadap sindrom Alport, meski ini bukan tes diagnostik. Ini termasuk:

  • Urinalisis: Tes urine akan digunakan untuk memeriksa isi dari urine untuk kehadiran sel-sel darah merah atau protein.
  • Tes eGFR: Merupakan pengujian fungsi ginjal dan ini bisa memperkirakan tingkat di mana glomeruli pasien menyaring limbah. Angka ini merupakan penanda kuat apakah pasien menderita penyakit ginjal atau tidak. Tes darah seperti tes nitrogen urea darah (BUN) dan kadar kreatinin akan membantu menentukan keadaan ginjal pasien tersebut.
  • Tes pendengaran: Digunakan untuk menentukan apakah pendengaran pasien terpengaruh dengan cara apa pun.
  • Tes penglihatan dan mata: Ini akan digunakan untuk melihat apakah penglihatan pasien terpengaruh atau menderita katarak. Mereka juga akan digunakan untuk memeriksa tanda-tanda sindrom Alport, seperti bintik-bintik putih di mata dan lensa berbentuk tidak normal, yang bisa mengindikasikan sindrom bintik.

5. Pengobatan

Sindrom Alport: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatanilustrasi operasi atau pembedahan (pexels.com/ Павел Сорокин)

Tidak ada pengobatan universal untuk sindrom Alport, karena setiap gejala dan komplikasi ditangani secara individual.

Untuk penyakit ginjal, mengelola dan memperlambat perkembangannya adalah pertimbangan pertama dan utama dalam mengobati sindrom Alport. Dokter kemungkinan akan meresepkan:

  • Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) atau penghambat reseptor angiotensin untuk menurunkan tekanan darah, berpotensi mengurangi protein dalam urine, dan memperlambat perkembangan penyakit ginjal.
  • Diet asupan garam yang terbatas.
  • Pil air, juga dikenal sebagai diuretik.
  • Pola makan rendah protein.

Dokter kemungkinan besar juga akan merujuk pasien ke ahli gizi untuk membantu pasien agar tetap pada batasan baru sambil tetap mempertahankan pola makan yang sehat. Namun, sering kali penyakit ginjal akan berkembang menjadi penyakit ginjal stadium akhir, yang mana pasien harus menjalani dialisis atau transplantasi ginjal. Meski begitu, pasien tidak perlu menjalani dialisis sebelum ia bisa mendapatkan transplantasi ginjal.

Untuk menangani tekanan darah tinggi, dokter akan meresepkan obat yang sesuai untuk membantu mengendalikan tekanan darah pasien. Beberapa obat yang akan diberikan berupa penghambat ACE, penghambat beta, dan penghambat saluran kalsium. Ini membantu mengurangi risiko pasien terkena penyakit jantung dan memperlambat perkembangan penyakit ginjal.

Untuk menangani masalah mata, dokter akan merujuk pasien ke dokter spesialis mata jika ada yang disebabkan oleh kelainan lensa. Ini dapat berupa mengganti resep kacamata atau operasi katarak. Bintik putih di mata sama sekali tidak memengaruhi penglihatan, sehingga biasanya tidak ada perhatian yang diberikan untuk mengobatinya.

Bila pasien mengalami gangguan pendengaran karena sindrom Alport, kemungkinan itu bersifat permanen. Namun, untungnya pasien bisa mendapatkan alat bantu dengar yang efektif untuk membantu mengatasi masalah ini.

Itulah fakta seputar sindrom Alport, penyakit genetik yang menyerang mata, telinga, dan ginjal. Jika memiliki gejala yang mengarah pada penyakit ini, segera periksa ke dokter. Diagnosis dini sangat penting karena komplikasinya umumnya termanifestasi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal. Bila tidak segera mendapat pengobatan, maka penyakit ginjal akan berakibat fatal pada awal masa dewasa.

Baca Juga: Kadar Kreatinin yang Tinggi Dapat Merusak Ginjal, Waspadai Ya!

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya