Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

Sindrom nefrotik bisa menyebabkan gagal ginjal akut

Sindrom nefrotik atau nephrotic syndrome adalah kondisi ketika kerusakan ginjal menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak protein dalam urine. Ini bukan penyakit, melainkan sekumpulan gejala yang muncul saat ginjal tak lagi berfungsi dengan baik.

Sindrom nefrotik ditandai dengan kadar protein tinggi dalam urine (albuminuria), tingkat rendah albumin dalam darah (hipoalbumenia), dan peningkatan kadar lemak dan kolesterol dalam darah (hiperlipidemia).

Hilangnya protein dari darah dan kerusakan ginjal bisa menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penyakit ginjal kronis dan tekanan darah tinggi yang bisa mengancam nyawa.

Bisa dialami dewasa maupun anak-anak dan bukan kondisi yang bisa dianggap remeh, inilah informasi seputar sindrom nefrotik yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi sindrom nefrotik (medicalnewstoday.com)

Dilansir Healthline, sindrom nefrotik terjadi ketika pembuluh darah kecil di ginjal, yaitu glomeruli, mengalami kerusakan dan tidak bisa menyaring darah dengan baik. Kerusakan pembuluh darah ini bisa menyebabkan protein bocor ke urine.

Albumin merupakan salah satu protein yang hilang dalam urine. Protein ini membantu menarik cairan ekstra dari tubuh ke ginjal, dan kemudian mengeluarkan cairan ini melalui urine. Tanpa albumin, tubuh akan menahan cairan ekstra dan menyebabkan pembengkakan (edema) pada wajah, tungkai, kaki, dan pergelangan kaki.

Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan sindrom nefrotik hanya memengaruhi ginjal. Ini disebut penyebab utama sindrom nefrotik atau sindrom nefrotik primer. Penyebab sindrom nefrotik primer yaitu:

  • Glomerulosklerosis segmental fokal (FSGS): kondisi saat glomeruli menjadi luka karena penyakit, cacat genetik, atau penyebab yang tidak diketahui.
  • Nefropati membranosa: selaput pada glomeruli jadi menebal. Namun, penyebab penebalan tidak diketahui. Meski begitu, ini bisa terjadi bersamaan dengan hepatitis B, lupus, malaria, atau kanker.
  • Minimal change disease (MCD): untuk penderita penyakit ini, jaringan ginjal akan terlihat normal di bawah mikroskop. Namun, untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, itu tidak bisa memfilter dengan benar.
  • Trombosis vena ginjal: pada kelainan ini, gumpalan darah menghalangi pembuluh darah yang mengalirkan darah keluar dari ginjal.

Beberapa penyakit lain yang menyebabkan sindrom nefrotik bisa memengaruhi seluruh tubuh. Ini disebut penyebab sekunder sindrom nefrotik atau sindrom nefrotik sekunder. Penyebab sekunder sindrom nefrotik yaitu:

  • Diabetes: gula darah yang tidak terkontrol bisa merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk ginjal.
  • Lupus: merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan pada persendian, ginjal, dan organ lainnya. 
  • Amiloidosis: penyakit langka ini terjadi karena penumpukan protein amiloid di organ tubuh. Protein amiloid bisa menumpuk di ginjal dan kemungkinan bisa menyebabkan kerusakan ginjal. 

Beberapa obat seperti obat pelawan infeksi dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), juga dikaitkan sebagai penyebab sindrom nefrotik.

Menurut data dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), diabetes merupakan penyakit sistemis yang paling sering menyebabkan sindrom nefrotik, sedangkan FSGS merupakan kondisi terkait ginjal yang paling mungkin menyebabkan sindrom ini.

Sindrom nefrotik primer merupakan jenis yang paling umum pada anak-anak. Selain itu, beberapa anak kemungkinan juga bisa mengalami sindrom nefrotik kongenital, yang biasa terjadi dalam 3 bulan pertama kehidupan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh cacat genetik yang diturunkan atau infeksi segera setelah lahir. Anak-anak dengan kondisi ini nantinya kemungkinan membutuhkan transplantasi ginjal.

Sama halnya seperti anak-anak, sindrom nefrotik pada orang dewasa juga disebabkan oleh penyebab primer dan sekunder. Penyebab utama paling umum dari sindrom nefrotik pada orang dewasa yaitu FSGS. Kondisi ini dikaitkan dengan harapan yang lebih buruk. Sekitar 50 persen dari orang dengan FSGS dan sindrom nefrotik akan mengembangkan penyakit ginjal stadium akhir dalam waktu 5 hingga 10 tahun.

2. Gejala

Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi edema di kaki (health.clevelandclinic.org)

Mengutip Medical News Today, penderita sindrom nefrotik kemungkinan pertama kali akan mengalami pembengkakan atau edema di kaki setelah berdiri lama atau bengkak di sekitar mata setelah bangun tidur.

Seiring perkembangan kondisi, pasien kemungkinan menemukan bahwa kaki mereka selalu bengkak atau mengalami pembengkakan di bagian tubuh lainnya.

Selain itu, penderita sindrom nefrotik juga kemungkinan akan mengalami gejala lainnya seperti:

  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Pertambahan berat badan dari penumpukan cairan di tubuh
  • Urine berbusa

Busa tersebut merupakan akibat adanya protein dalam urine, berbeda dengan gelembung yang kemungkinan terlihat pada urine normal. Menurut laporan dalam Clinical Journal of American Society of Nephrology tahun 2019, busa muncul sebagai lapisan gelembung kecil hingga sedang, yang tidak mudah menyebar. Sebaliknya, urine normal kemungkinan mengandung satu lapisan gelembung yang lebih besar yang akan segera menghilang.

Gejala yang sering muncul pada anak-anak yaitu:

  • Demam, kelelahan, mudah tersinggung, dan tanda-tanda infeksi lainnya
  • Kehilangan selera makan
  • Darah dalam urine
  • Diare
  • Tekanan darah tinggi

Anak-anak yang menderita sindrom nefrotik mendapatkan lebih banyak infeksi dari biasanya. Ini terjadi karena protein yang biasanya melindungi mereka dari infeksi, hilang dalam urine mereka. Mereka kemungkinan juga akan memiliki kolesterol dan darah tinggi.

Baca Juga: Hidup dengan Satu Ginjal, Apa Pengaruhnya terhadap Kesehatan?

3. Komplikasi yang bisa terjadi

Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi ginjal (unsplash.com/averey)

Sindrom nefrotik yang berlangsung lama bisa menimbulkan berbagai macam komplikasi. Komplikasi yang mungkin akan dialami yaitu:

  • Gumpalan darah: protein yang mencegah pembekuan darah bisa hilang dari darah, dan meningkatkan risiko penggumpalan darah.
  • Kolesterol dan trigliserida tinggi: lebih banyak kolesterol dan trigliserida bisa dilepaskan ke dalam darah. Hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Tekanan darah tinggi: kerusakan ginjal bisa meningkatkan jumlah produk limbah dalam darah. Hal ini dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Malnutrisi: kehilangan protein dalam darah bisa menyebabkan penurunan berat badan yang kemungkinan ditutupi oleh edema.
  • Anemia: kondisi ketika kekurangan sel darah merah untuk membawa oksigen ke organ dan jaringan tubuh.
  • Penyakit ginjal kronis: ginjal kemungkinan akan kehilangan fungsinya seiring waktu, sehingga membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal.
  • Gagal ginjal akut: kerusakan ginjal bisa menyebabkan ginjal berhenti menyaring limbah, yang membutuhkan intervensi darurat melalui dialisis.
  • Infeksi: penderita sindrom nefrotik memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi seperti meningitis dan pneumonia.
  • Kelenjar tiroid kurang aktif (hipotiroidisme): tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid.
  • Penyakit arteri koroner: penyempitan pembuluh darah membatasi aliran darah ke jantung.

4. Diagnosis

Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi tes sampel urine (freepik.com/drobotdean)

Dalam proses diagnosis, dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien terlebih dahulu. Setelah itu, dokter akan menanyakan gejala yang dialami, obat apa pun yang sedang dikonsumsi, dan apakah pasien memiliki kondisi kesehatan yang mendasari.

Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti mengukur tekanan darah dan mendengarkan detak jantung pasien. 

Beberapa tes juga akan digunakan untuk membantu proses diagnosis sindrom nefrotik, yang bisa mencakup:

  • Tes urine: untuk menentukan apakah pasien memiliki jumlah protein yang tinggi dalam urine. Dalam beberapa kasus, pasien kemungkinan diminta untuk mengumpulkan urine selama 24 jam.
  • Tes darah: sampel darah bisa dianalisis untuk memeriksa penanda darah dari fungsi ginjal secara keseluruhan, kadar albumin dalam darah, dan kadar kolesterol serta trigliserida.
  • USG: untuk mengevaluasi struktur ginjal pasien.
  • Biopsi: bisa membantu menentukan penyebab kondisi pasien.

5. Pengobatan

Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan memberikan pengobatan tergantung penyebabnya. Namun, biasanya dokter akan memberikan obat untuk mengobati penyebab yang mendasari dan perubahan pola makan.

Beberapa obat yang kemungkinan akan diberikan dokter bisa berupa:

  • Steroid: untuk mengobati penyakit perubahan minimal (MCD) pada anak-anak atau orang dewasa.
  • Diuretik: membantu tubuh untuk mengeluarkan kelebihan cairan dan mengurangi pembengkakan.
  • Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE) atau penghambat reseptor angiotensin: membantu mengontrol tekanan darah dan bisa mengurangi protein dalam urine.
  • Obat imunosupresif: membantu pada kondisi seperti FSGS, di mana sistem kekebalan seseorang menyerang glomeruli.
  • Statin: untuk menurunkan kadar kolesterol.

Untuk mengurangi risiko infeksi, dokter kemungkinan menyarankan pasien mendapatkan vaksin pneumokokus dan vaksinasi flu tahunan. Dokter juga akan menyarankan perubahan pola makan yang mungkin bisa membantu mengobati sindrom nefrotik. Perubahan pola makan yaitu meliputi:

  • Membatasi natrium
  • Makan lebih sedikit protein
  • Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol

6. Prognosis

Sindrom Nefrotik: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi pasien dengan sindrom nefrotik (freepik.com/tirachardz)

Menurut keterangan dari NIDDK, sindrom nefrotik bisa sembuh setelah penderitanya mengobati penyebab yang mendasari kondisinya. Misalnya seperti MCD yang jarang menyebabkan gagal ginjal, dan kebanyakan orang bisa pulih dan mencegah kekambuhan.

Namun, beberapa kondisi lain yang menyebabkan sindrom nefrotik bersifat kronis dan bisa berkembang seiring waktu, seperti diabetes. Selain itu, gagal ginjal juga bisa terjadi meski penderitanya telah melakukan pengobatan. Jika gagal ginjal terjadi, dialisis dan transplantasi ginjal kemungkinan akan dibutuhkan.

Itulah informasi seputar sindrom nefrotik, mulai dari penyebab, gejala, risiko komplikasi, dan pengobatannya. Jika mengalami gejala-gejalanya, sebaiknya segera periksa ke dokter. Diagnosis dini dan perawatan yang tepat bisa meningkatkan peluang kesembuhan dan terhindar dari risiko komplikasi berbahaya.

Baca Juga: 5 Gejala Medis yang Mengindikasikan Ginjal Kamu Bermasalah, Apa Saja?

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

'Menulislah dengan hati, maka kamu akan mendapatkan apresiasi yang lebih berarti'

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya