Stroke Kriptogenik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

Stroke yang penyebabnya tidak diketahui

Stroke adalah kondisi saat otak tidak menerima aliran darah yang cukup. Hal ini bisa disebabkan oleh bekuan darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Jenis stroke iskemik bertanggung jawab atas 85 persen dari seluruh stroke secara global. Namun, penyebab dari sekitar seperempat stroke iskemik tidak dapat ditentukan, hal ini disebut stroke kriptogenik. Jenis stroke ini menyerang populasi muda (Indonesian Journal of Cardiology, 2021).

Dokter mengklasifikasikan stroke sebagai kriptogenik karena alasan-alasan berikut:

  • Tidak bisa menemukan penyebab stroke tersebut.
  • Stroke memiliki dua atau lebih kemungkinan penyebab.
  • Penyebab stroke belum sepenuhnya dievaluasi.

Untuk memahami lebih jauh seputar stroke kriptogenik, berikut deretan faktanya yang perlu kamu ketahui.

1. Penyebab

Stroke Kriptogenik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi stroke (freepik.com/brgfx)

Jenis stroke paling umum adalah stroke iskemik. Namun, terkadang setelah pengujian penyebab stroke tidak dapat diidentifikasi. Ini disebut dengan stroke kriptogenik, yang diperkirakan terjadi pada sekitar 25–40 persen stroke iskemik (BMC Neurology, 2023).

Menurut American Stroke Association, beberapa kemungkinan penyebab stroke kriptogenik meliputi:

  • Paten foramen ovale, yaitu lubang di dinding yang memisahkan dua ruang atas jantung (atrium).
  • Fibrilasi atrium, yakni irama jantung yang tidak teratur. Ini meningkatkan risiko stroke lebih dari lima kali lipat.
  • Penumpukan lemak plak di dalam aorta.
  • Kecenderungan untuk membentuk bekuan darah (kondisi hiperkoagulasi).

Dalam beberapa kasus, stroke kriptogenik bisa disebabkan oleh infeksi seperti endokarditis, kanker, atau robekan pada dinding salah satu arteri. Namun, ini lebih jarang terjadi.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa orang keturunan Afrika-Amerika dua kali lebih mungkin dan orang Amerika Hispanik sekitar 46 persen lebih mungkin terkena stroke kriptogenik.

2. Gejala

Stroke Kriptogenik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi sakit kepala (freepik.com/freepik)

Gejala stroke bisa berbeda-beda tergantung area otak mana yang terkena. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, gejala umum meliputi:

  • Sakit kepala parah.
  • Pusing.
  • Kehilangan keseimbangan.
  • Berkurangnya koordinasi tubuh.
  • Perubahan penglihatan atau kesulitan melihat.
  • Kebingungan tiba-tiba.
  • Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan secara tiba-tiba.
  • Kelumpuhan, mati rasa, atau kelemahan pada satu sisi tubuh secara tiba-tiba, termasuk di wajah, lengan, dan kaki.

Baca Juga: Kenali Gejala Stroke Ringan, kalau Dibiarkan Bisa Jadi Stroke!

3. Diagnosis

Stroke Kriptogenik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi dokter berbicara dengan pasien (freepik.com/pressfoto)

Menegakkan diagnosis stroke kriptogenik bisa sulit dan rumit. Saat pasien diduga menderita stroke, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan kemudian melakukan pemeriksaan fisik.

Selain itu, dokter juga akan memesan tes pencitraan seperti MRI atau CT scan. Keduanya mencari bukti adanya gangguan aliran darah ke otak, seperti bekuan darah atau pendarahan. Jika hasil tes negatif, dokter mungkin akan melihat konduktivitas listrik dan struktur jantung.

Tes laboratorium dan studi pencitraan pembuluh darah pasien juga bisa memberikan petunjuk penyebab stroke.

Namun, jika dokter masih tidak menemukan penyebabnya, kemungkinan dokter akan menyimpulkannya sebagai stroke kriptogenik.

4. Pengobatan

Stroke Kriptogenik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi memegang obat dan gelas berisi air (freepik.com/freepik)

Tujuan pengobatan stroke adalah mengidentifikasi dan mengobati sumbernya dengan cepat. Namun, pada kasus stroke kriptogenik yang penyebabnya tidak diketahui, maka pengobatan berfokus pada pengurangan risiko pengumpalan darah di masa mendatang dan kemungkinan faktor risikonya.

Pengobatan bisa termasuk:

  • Obat-obatan untuk mencegah penggumpalan darah seperti terapi antiplatelet atau antikoagulasi. 
  • Mengelola tekanan darah tinggi.
  • Mengelola diabetes.
  • Mengelola kolesterol.
  • Mempertahankan berat badan sedang.
  • Menghindari atau berhenti merokok.
  • Meningkatkan aktivitas fisik jika dibutuhkan.

Proses pemulihan sesudah stroke kriptogenik tergantung pada tingkat keparahan stroke dan kesehatan pasien secara keseluruhan.

Beberapa pasien kemungkinan mengalami sedikit mati rasa atau kelemahan pada satu sisi tubuh, sementara yang lain bisa mengalami kelumpuhan total pada sisi tubuh dan kesulitan lain seperti menelan, kandung kemih, hingga kontrol usus, mengutip healthgrades.

Dokter kemungkinan merekomendasikan beberapa terapi untuk rehabilitasi. Terapis akan membantu pasien untuk pulih semaksimal mungkin. Terapis juga bisa mengajari cara-cara yang dimodifikasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

5. Pencegahan

Stroke Kriptogenik: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatanilustrasi olahraga pagi (freepik.com/freepik)

Meskipun stroke kriptogenik tidak bisa dicegah sepenuhnya, tetapi hal-hal ini bisa membantu menurunkan risikonya:

  • Mengendalikan tekanan darah dan kolesterol.
  • Mengelola penyakit jantung dan diabetes.
  • Berhenti merokok.
  • Memperbanyak konsumsi makanan bergizi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan serat.
  • Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan trans, serta kolesterol.
  • Olahraga yang rutin.
  • Tidur yang berkualitas.
  • Mempertahankan berat badan sedang.
  • Membatasi asupan alkohol.

Tingkat kekambuhan stroke kriptogenik dalam jangka waktu dua tahun cukup tinggi, yaitu sekitar 14 hingga 20 persen (Circulation Research, 2017). Perubahan gaya hidup di atas juga bisa mengurangi risiko stroke kambuh. 

Risiko stroke terjadi lagi juga bisa dikurangi dengan mengelola kondisi kesehatan mendasar lainnya jika mengidapnya, seperti:

  • Diabetes.
  • Penyakit arteri koroner.
  • Fibrilasi atrium.
  • Hipertensi.
  • Kolesterol tinggi.

Segera ke rumah sakit terdekat jika kamu atau orang di sekitarmu mengalami gejala stroke, karena ini merupakan kondisi darurat medis. Perawatan yang lebih dini akan memberikan peluang pemulihan yang lebih besar, kemungkinan cacat permanen yang lebih kecil, dan kebutuhan rehabilitasi ekstensif yang lebih sedikit.

Baca Juga: Kenali Gejala dan Tanda Stroke, Ingat Selalu 'SeGeRa Ke RS'

Eliza Ustman Photo Verified Writer Eliza Ustman

Hobi nulis dan travelling

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya