Penyakit Mata karena Usia, Kenali 6 Fakta AMD Basah

AMD basah dapat berujung pada kebutaan

Penyakit age-related macular degeneration atau degenerasi makula terkait usia (AMD) merupakan penyakit yang menyerang makula karena usia tua. Dokter spesialis mata sekaligus Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) cabang DKI Jakarta, dr. Elvioza, SpM(K), menjelaskan bahwa AMD menyerang sekitar 8,7 persen populasi penduduk dunia yang berusia lebih dari 50 tahun.

Menurut Khalid Ibrahim, ketua Novartis Indonesia, AMD merupakan masalah kesehatan global penyebab kebutaan terbanyak ketiga di seluruh dunia. Kemudian, 90 persen dari kasus kebutaan yang terjadi pada kasus AMD disebabkan oleh AMD basah. Saat ini, diperkirakan terdapat sekitar 20 juta orang di dunia mengalami penyakit mata ini.

AMD memiliki dua tipe, yakni tipe dry AMD (AMD kering) dan wet AMD (AMD Basah). Tipe AMD basah merupakan tipe yang lebih jarang, tetapi lebih berbahaya karena bisa menyebabkan kebutaan. Sementara itu, tipe AMD kering jarang menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan.

1. Apa itu AMD basah dan bedanya dengan AMD kering

Penyakit Mata karena Usia, Kenali 6 Fakta AMD BasahPenjelasan perbedaan tipe AMD oleh dr. Elvioza, SpM(K) (IDN Times/Enrico Gary Himawan)

Penyebab pasti dari penyakit AMD basah belum diketahui secara pasti. Namun, hampir semua pengidapnya adalah lanjut usia (lansia) berusia 50 tahun ke atas. AMD basah merupakan perkembangan atau tingkat lanjut dari AMD kering. Tidak seperti AMD kering yang bersifat jinak, AMD basah merupakan tipe berbahaya karena bisa menyebabkan hilangnya penglihatan.

“Berbeda dengan AMD tipe basah atau wet AMD, ini peluangnya menyebabkan kebutaan apabila seseorang mendapatkannya, peluang dia mengalami kebutaan itu 80-90 persen. Akan terjadi kebutaan dalam waktu satu tahun apabila tidak diobati,” ucap dr. Elvioza lewat media briefing via Zoom yang diselenggarakan oleh Novartis Indonesia pada hari Kamis (12/8/2021).

Penyakit AMD basah terjadi karena terbentuknya pembuluh darah baru (neovaskularisasi) di belakang retina, yakni di makula. Adapun makula memiliki fungsi sebagai pusat penglihatan. Pembentukan pembuluh darah ini didorong oleh suatu protein yang disebut VEGF. Pembuluh darah yang terbentuk di makula dapat menyebabkan kebocoran cairan atau darah pada mata. Hal inilah yang menyebabkan kehilangan penglihatan atau kebutaan.

2. Faktor risiko AMD basah

Penyakit Mata karena Usia, Kenali 6 Fakta AMD Basahilustrasi lansia (unsplash.com/JD Mason)

Meskipun penyebab pasti AMD belum diketahui, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang seseorang mengembangkan penyakit mata ini.

“Apakah semua orang tua yang di atas usia 50 tahun akan menjadi (terkena) wet AMD. Ya, belum tentu juga. Jadi, ada faktor-faktor risiko yang dikatakan apabila kita memiliki faktor risiko ini kita berpeluang lebih besar menderita wet AMD,” ungkap dr. Elvioza

Beberapa faktor risiko menurut dr. Elvioza adalah:

  • Pertambahan usia: semua orang di atas usia 50 tahun berisiko terkena AMD basah.
  • Perempuan: menurut statistik, perempuan lebih berisiko terkena AMD basah.
  • Merokok: perokok memiliki risiko yang lebih besar.
  • Gaya hidup yang buruk: kurangnya olahraga serta memiliki pola makan yang buruk seperti kurang vitamin, sayur, dan buah.
  • Genetik: bawaan keturunan pada orang-orang yang keluarganya memiliki AMD basah.
  • Paparan sinar matahari: orang-orang yang kerja di lapangan memiliki risiko AMD basah yang lebih besar karena sering terpapar sinar ultraviolet (UV).

Di samping itu, melansir Mayo Clinic, ada juga beberapa faktor risiko lain seperti kegemukan, obesitas, dan memiliki penyakit kardiovaskular.

Baca Juga: Penumpukan Lemak di Mata, Kenali 5 Fakta Xantelesma 

3. Gejala AMD basah

Penyakit Mata karena Usia, Kenali 6 Fakta AMD Basahilustrasi penglihatan kabur (unsplash.com/twentyonekoalas)

Gejala-gejala AMD basah biasanya dapat muncul secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Beberapa gejala tersebut antara lain:

  • Penglihatan buram.
  • Titik hitam di pusat penglihatan (skotoma) atau objek yang dilihat hilang sebagian.
  • Penurunan sensitivitas kontras atau kecerahan warna.
  • Penglihatan bergelombang (metamorfopsia) atau distorsi visual seperti garis lurus yang menjadi tampak bengkok.
  • Pengurangan penglihatan sentral pada satu atau kedua mata.
  • Kebutuhan akan cahaya yang lebih terang saat membaca atau melakukan pekerjaan jarak dekat.
  • Meningkatnya kesulitan beradaptasi dengan tingkat cahaya rendah atau sulit melihat dalam keadaan remang-remang.
  • Kesulitan mengenali wajah.

“Sayangnya, banyak pasien yang baru memeriksakan matanya setelah kondisinya memburuk. Untuk itu, penting mengenali gejala awal wet AMD, sehingga pemeriksaan dini dapat segera dilakukan,” jelas dr. Elvioza.

Beberapa orang tidak merasakan perubahan dalam penglihatan mereka. Karenanya, pemeriksaan rutin oleh dokter mata itu penting. Makin cepat gejala diketahui, terdiagnosis, dan mendapat penanganan, maka makin besar pula peluang untuk terhindar dari kehilangan penglihatan atau kebutaan.

4. Cara diagnosis AMD basah

Penyakit Mata karena Usia, Kenali 6 Fakta AMD Basahilustrasi pemeriksaan mata (pexels.com/cottonbro)

Dijelaskan oleh dr. Elvioza, ada beberapa cara untuk mendiagnosis AMD basah, seperti:

  • Pengecekan kesehatan makula di belakang retina: meskipun tidak ada keluhan sekalipun, pemeriksaan kesehatan mata secara berkala sangat penting guna mencegah berbagai penyakit mata, termasuk AMD basah.

  • Pengecekan visus pasien: pengecekan visus atau tajam penglihatan perlu dilakukan setiap hari. Biasanya, visus yang terganggu tidak disadari terjadi karena hanya satu mata yang mengalami penurunan tajam penglihatan. Oleh karenanya, cek penglihatan mata secara satu per satu perlu dilakukan untuk menyadarinya.

  • Pemeriksaan lebih lanjut: beberapa pengecekan lebih lanjut adalah OCT untuk mengetahui berapa banyak cairan pada makula dan FA untuk mengetahui kebocoran pada pembuluh darah.

  • Amsler grid: ini merupakan pengecekan AMD basah yang dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien. Cara melakukannya adalah dengan menggunakan kertas dengan garis-garis, kemudian fokuskan penglihatan pada satu titik. Amsler grid dapat mengetahui apakah terdapat gangguan makula atau tidak dengan mudah.

5. Pengobatan AMD Basah

Penyakit Mata karena Usia, Kenali 6 Fakta AMD BasahPenjelasan terapi anti-VEGF oleh dr. Elvioza, SpM(K) (IDN Times/Enrico Gary Himawan)

Terapi anti-VEGF merupakan pengobatan AMD basah yang umum. Pengobatan ini dilakukan dengan injeksi intravitreal atau suntikan melalui mata. Anti-VEGF yang diinjeksi merupakan pengobatan standar dari AMD basah hingga saat ini. Suntikan ini relatif tidak sakit, sebab pasien dibius terlebih dahulu dan jarum yang digunakan merupakan jarum halus.

“Tahun 2006, ditemukanlah satu obat yang disebut anti-VEGF. Ada satu era yang cerah di mana pasien-pasien AMD ini banyak yang tertolong. Dengan anti-VEGF ini 90 persen dari pasien AMD dapat dipertahankan penglihatannya, artinya dicegah kebutaannya. Malah, 30 persen pasien meningkat penglihatannya,” ujar dr. Elvioza.

Anti-VEGF memiliki fungsi untuk menghambat pembentukan pembuluh darah pada mata pasien. Selain itu, anti-VEGF juga mencegah perburukan dan dapat meningkatkan kondisi penglihatan. Beberapa jenis anti-VEGF yang digunakan di Indonesia adalah Ranibizumab, Aflibercept, dan Brolucizumab.

6. Hal-hal yang harus dilakukan oleh pasien AMD basah

Penyakit Mata karena Usia, Kenali 6 Fakta AMD Basahilustrasi periksa mata (pixabay.com/Newarta)

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pasien AMD basah untuk mengurangi gejala dan mencegah penyakit makin parah, yaitu mengikuti jadwal pengobatan dan arahan dari dokter, menerapkan gaya hidup yang sehat, mengurangi paparan sinar matahari, dan diet dengan makan makanan yang tinggi akan antioksidan.

Melakukan kontrol mata sesuai dengan arahan dokter juga sangat penting. Sebab, penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi perlu terus dikontrol untuk mencegah pemburukan kondisi atau kebutaan.

“Jadi artinya pasien wet AMD ini harus tetap datang kontrol sesuai waktu yang ditentukan. Sampai kapannya, ya seterusnya. Karena penyakit ini tidak ada istilah sembuh, yang ada terkontrol atau tidak terkontrol,” tutup dr. Elvioza.

Selain itu, memiliki gaya hidup yang sehat juga penting diterapkan. Pasien AMD basah harus berolahraga yang cukup dan tidak boleh merokok. Kemudian, pasien dianjurkan untuk makan makanan bergizi, seperti meningkatkan asupan sayur dan buah.

AMD basah merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, pengobatan tetap bisa dilakukan untuk mencegahnya memburuk hingga mengalami kebutaan.

Selain itu, penyakit ini pun bisa dicegah dengan gaya hidup sehat dan senantiasa menjaga kesehatan mata. Satu hal lagi yang tak kalah penting, rutin kontrol mata ke dokter spesialis mata, ya. Bila ada masalah pada mata, maka dokter bisa menanganinya sedini mungkin.

Baca Juga: 6 Penyebab Glaukoma, Penyakit Mata yang Bisa Sebabkan Kebutaan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya