Limfedema: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan

Sistem limfatik yang terganggu dapat menyebabkan limfedema

Sistem limfatik yang tidak bekerja dengan baik karena mengalami gangguan dapat menyebabkan limfedema atau lymphedema.

Pembuluh limfa terdiri dari kelenjar getah bening dan pembuluh getah bening, yang mengalirkan cairan dari jaringan tubuh. Cairan tersebut membawa racun dan sel-sel kekebalan ke kelenjar getah bening. Pembuluh limfa membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dengan mengembalikan cairan getah bening yang disaring ke darah.

Limfedema adalah pembengkakan bagian tubuh tertentu yang disebabkan oleh akumulasi cairan getah bening di dalam tubuh. Bila saluran getah bening tersumbat, cairan tidak dapat mengalir.

Limfedema biasanya terjadi di lengan atau kaki, tetapi bisa juga terjadi di bagian tubuh lainnya. Pembengkakan ini dapat berkembang dengan cepat maupun perlahan selama beberapa bulan. Limfedema belum dapat disembuhkan, tetapi dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan.

1. Penyebab limfadama primer atau herediter

Limfedema: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi mutasi genetik (freepik.com/kjpargeter)

Seseorang dapat memiliki masalah sistem limfatik sejak lahir, dan kondisi ini disebut dengan limfedema herediter atau primer. Kondisi ini dapat terjadi akibat berbagai kondisi genetik yang kompleks.

Limfedema herediter dapat disebabkan oleh mutasi pada beberapa gen yang terlibat dalam perkembangan sistem limfatik. Gen yang rusak mengganggu perkembangan sistem limfatik dan memengaruhi kemampuannya untuk mengalirkan cairan secara normal. Ini tidak lebih umum daripada limfedema sekunder.

Bila ada anggota keluargamu yang mengalami limfedema herediter, kamu mungkin lebih berisiko mengalaminya.

Beberapa jenis limfedema herediter di antaranya:

  • Penyakit Meige (lymphedema praecox): merupakan limfedema herediter yang paling sering terjadi, terjadi pada sekitar 80 persen dari seluruh kasus. Gangguan ini sering menyebabkan limfedema saat pubertas atau selama kehamilan, meskipun dapat terjadi lebih lama hingga usia 35 tahun. Mutasi genetik penyakit ini memengaruhi kaki, lengan, wajah, dan laring.
  • Penyakit Milroy (limfedema kongenital): limfedema ini dapat dimulai pada masa bayi dan menyebabkan kelenjar getah bening terbentuk secara tidak normal.
  • Limfedema yang lambat berkembang (lymphedema tarda): adalah limfedema herediter yang jarang terjadi dan biasanya baru muncul setelah usia 35 tahun.

2. Penyebab limfedema sekunder

Limfedema: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi limfadema di tangan (

Selain limfedema primer atau herediter yang disebabkan genetik, ada pula limfedema sekunder yang terjadi akibat komplikasi penyakit atau cedera tertentu. Limfedema sekunder merupakan efek samping yang umum terjadi setelah melakukan pengobatan kanker.

Melansir Medical News Today, beberapa kondisi yang dapat menyebabkan limfedema sekunder di antaranya:

  • Operasi kanker: kanker dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui sistem limfatik, sehingga ahli bedah dapat mengangkat kelenjar getah bening untuk menghentikan penyebaran. Hal ini tentunya dapat memengaruhi sistem limfatik dan menyebabkan limfedema.
  • Terapi radiasi: penggunaan radiasi untuk menghancurkan jaringan kanker terkadang merusak jaringan sehat di sekitarnya, termasuk sistem limfatik, sehingga akhirnya menyebabkan limfedema.
  • Infeksi: pada kondisi infeksi selulitis yang parah, kelenjar getah bening atau jaringan di sekitar pembuluh darah dapat rusak. Dampaknya, dapat timbul jaringan parut dan meningkatnya risiko limfedema. Beberapa infeksi parasit juga dapat meningkatkan risiko limfedema.
  • Kondisi peradangan: beberapa kondisi yang menyebabkan pembengkakan (peradangan) jaringan dapat secara permanen merusak sistem limfatik, seperti artritis reumatoid dan eksem.
  • Penyakit kardiovaskular: merupakan penyakit yang memengaruhi aliran darah. Beberapa pasien dengan penyakit kardiovaskular seperti deep vein thrombosis (DVT), ulkus kaki vena, dan varises mengalami peningkatan risiko pengembangan limfedema.
  • Cedera dan trauma: lebih jarang, luka bakar kulit yang parah atau apa pun yang menyebabkan jaringan parut berlebihan meningkatkan risiko limfedema.

3. Gejala limfedema

Limfedema: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi pembengkakan pada tangan (news-medical.net)

Tanda atau gejala utama yang dapat terlihat pada limfedema adalah pembengkakan di lengan, kaki, atau bagian tubuh lainnya seperti kepala atau leher. Anggota tubuh yang membengkak ini akan menyebabkan pengidap sulit bergerak dan mengalami rasa nyeri dan berat pada area yang terdampak.

Beberapa gejala lainnya yang mungkin terjadi meliputi:

  • Kesulitan mengenakan perhiasan atau jam tangan atau memasang pakaian atau sepatu
  • Kesemutan pada anggota tubuh yang terkena
  • Infeksi kulit
  • Penebalan dan pengerasan kulit
  • Kulit melepuh
  • Tumbuh kutil pada kulit
  • Rasa lelah yang parah

Pada orang dengan limfedema primer, gejala sudah dapat terlihat sejak anak-anak, bisa terjadi pada masa pubertas, atau bisa juga baru muncul di atas usia 35 tahun.

Sementara itu, gejala limfedema sekunder dapat muncul kapan saja setelah melakukan operasi, khususnya pengobatan kanker. Gejala dapat muncul beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah operasi.

Baca Juga: 7 Fakta Kraniosinostosis, Kelainan Bentuk Kepala pada Bayi

4. Tahap atau tingkat keparahan limfedema

Limfedema: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi tahapan atau tingkat keparahan limfadema (ijgc.bmj.com)

Dilansir Healthline, berdasarkan tanda dan tingkat keparahannya, limfedema memiliki beberapa tahapan yang diklasifikasikan menjadi:

  • Tahap 0 (laten): tidak ada perubahan yang terlihat, tetapi mungkin terdapat rasa sakit atau sesak.
  • Tahap 1 (ringan): pembengkakan di area tubuh yang terdampak dapat berubah bentuk setiap harinya. Pada tahap ini, belum ada perubahan permanen di kulit.
  • Tahap 2 (sedang): pembengkakan mulai berkembang menjadi lebih permanen. Ini ditandai dengan jaringan yang terasa kenyal saat disentuh. Kemudian, dapat pula terjadi peradangan dan penebalan kulit.
  • Tahap 3 (berat): pada tahap ini, terdapat retensi cairan yang berkelanjutan dan area tubuh yang terdampak dapat mengeras dan menjadi sangat besar. Perubahan kulit bersifat permanen, dan sering kali mengalami kehilangan fungsi.

5. Diagnosis limfedema

Limfedema: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi pemeriksaan dokter (beaumont.org)

Dokter dapat melakukan diagnosis limfedema berdasarkan tanda dan gejala yang dialami. Bila penyebab limfedema tidak begitu jelas, dokter mungkin akan melakukan tes pencitraan untuk melihat kondisi sistem limfatik atau sistem getah bening pasien.

Mengutip Mayo Clinic, serangkaian tes tersebut dapat berupa:

  • Pemindaian pencitraan resonansi magnetik (MRI): dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio, MRI menghasilkan gambar 3D beresolusi tinggi.
  • CT scan: teknik sinar-X ini menghasilkan gambar penampang yang mendetail dari struktur tubuh, sehingga dapat mengidentifikasi adanya penyumbatan dalam sistem limfatik.
  • USG Doppler: teknik ini dapat digunakan untuk melihat aliran dan tekanan darah dengan memantulkan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) dari sel darah merah. Ultrasonografi dapat membantu menemukan penghalang atau penyumbat sistem limfatik.
  • Pencitraan radionuklida sistem limfatik (lymphoscintigraphy): tes ini dilakukan dengan menyuntikkan pewarna radioaktif ke tubuh dan kemudian melakukan pemindaian terhadap tubuh. Gambar yang dihasilkan dapat menunjukkan pewarna bergerak melalui pembuluh getah bening guna memperhatikan apakah ada penyumbatan atau tidak.

6. Pengobatan limfedema ditujukan untuk mengurangi gejala

Limfedema: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustasi kompresi lengan pada orang dengan limfadema (aptsnc.com)

Belum ada obat yang dapat menyembuhkan limfedema. Namun, perawatan tetap dilakukan untuk mengurangi pembengkakan dan mencegahnya memburuk. 

Menurut Pusat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), beberapa perawatan untuk limfedema meliputi:

  • Melakukan latihan: menggerakkan lengan, kaki, atau bagian tubuh lain yang bengkak dapat membantu cairan getah bening mengalir, sehingga mengurangi pembengkakan.
  • Lengan kompresi atau stoking: penggunaannya di lengan atau kaki yang bengkak dapat membantu cairan getah bening mengalir ke luar.
  • Pijat terapi: melakukan jenis pijatan khusus yang disebut drainase getah bening manual, dapat membantu mendorong cairan getah bening keluar dari bagian tubuh yang bengkak.
  • Pompa pneumatik: alat ini ditempatkan di lengan dan kaki pasien yang dapat membantu cairan getah bening mengalir ke luar.
  • Penurunan berat badan: pada pasien yang memiliki kelebihan berat badan, limfedema yang berhubungan dengan kanker payudara dapat membaik dengan menurunkan berat badan.
  • Operasi: apabila limfedema sudah parah, dokter mungkin akan menyarankan prosedur operasi.
  • Pengobatan kanker: bila tumor kanker adalah penyebab dari limfedema, kanker harus diobati guna mengurangi gejala limfedema.

7. Komplikasi limfedema

Limfedema: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Pengobatanilustrasi selulitis (medicalnewstoday.com)

Beberapa infeksi tertentu dapat terjadi bersaman dengan limfedema, yakni selulitis dan limfangitis.

Selulitis merupakan jenis infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Pada pasien limfedema, bakteri mungkin mengakses jaringan yang lebih dalam sehingga selulitis terjadi. Sementara itu, limfangitis dapat terjadi karena infeksi oleh bakteri, virus, atau jamur pada pembuluh getah bening.

Kemudian, limfedema juga dapat menyebabkan demam dan gatal, serta dapat meningkatkan risiko infeksi di daerah yang bengkak karena sel-sel pencegah infeksi tidak dapat mencapai bagian tubuh yang terkena limfedema akibat adanya penyumbatan.

Pada bagian tubuh bengkak, luka dapat menjadi lebih lambat untuk sembuh. Seseorang dengan limfedema juga dapat mengalami rasa tertekan, malu, marah, dan kesal karena limfedema yang diderita. Selain itu, sendi pada bagian tubuh yang mengalami limfedema juga mungkin mengalami kaku atau sakit.

Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah lymphangiosarcoma, bentuk kanker jaringan lunak langka yang dapat terjadi akibat limfedema parah yang tidak diobati. Tanda dan gejalanya adalah munculnya bercak biru kemerahan atau ungu pada kulit.

Itulah beberapa fakta mengenai limfedema, mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, hingga penanganannya. Walau belum bisa disembuhkan, tetapi perawatan tetap diperlukan untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi serius.

Baca Juga: 6 Fakta Hipoplasia Enamel, Terjadi Saat Gigi Masih Berkembang

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya