Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Awam mengenalnya sebagai panu

Kamu mungkin sudah tidak asing dengan panau, atau awam mengenalnya sebagai panu. Istilah medis panu adalah tinea versicolor atau pityriasis versicolor. Ini merupakan kondisi kulit tidak menular dan umum terjadi, terutama di daerah subtropis dan tropis, termasuk di Indonesia.

Tinea versicolor terjadi karena jamur Malassezia di tubuh tumbuh di luar kendali, menyebabkan infeksi, dan menekan sistem kekebalan tubuh. Ini mengakibatkan timbulnya bercak kulit yang lebih terang atau lebih gelap di kulit. 

1. Penyebab

Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi keringat berlebih saat cuaca panas (unsplash.com/Hans Reniers)

Siapa pun bisa mengembangkan tinea versicolor tanpa terkecuali, tetapi orang dewasa mungkin lebih rentan mengalaminya. Ini terjadi ketika jamur sejenis ragi Malassezia tumbuh dengan cepat di permukaan kulit.

Dilansir Healthline, ada beberapa faktor yang menyebabkan jamur tersebut tumbuh dengan cepat, yakni:

  • Cuaca panas dan lembap
  • Keringat berlebih
  • Kulit berminyak
  • Sistem kekebalan yang lemah
  • Perubahan hormonal

2. Tanda dan gejala

Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi panu di punggung (pcds.org.uk)

Panu bisa dengan mudah diidentifikasi karena tanda fisiknya yang jelas. Gejala umumnya adalah timbul bercak pada kulit yang biasa muncul di lengan, dada, leher, atau punggung.

Pada orang berkulit gelap, panu bisa menyebabkan hilangnya warna kulit atau hipopigmentasi. Sementara itu, bagi sebagian orang lainnya, kulit mungkin menjadi lebih gelap dari kulit di sekitarnya, dan ini disebut sebagai hiperpigmentasi.

Beberapa orang mungkin tidak mengalami perubahan signifikan pada warna atau penampilan kulitnya meski mereka terkena tinea versicolor. Selain perubahan warna kulit, gejala lainnya yang dirasakan adalah gatal pada bercak kulit tersebut.

Bercak tersebut mungkin dapat:

  • Berwarna lebih terang atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya.
  • Berwarna merah muda, merah, atau cokelat.
  • Terasa kering, bersisik, dan gatal.
  • Biasanya hilang saat cuaca lebih dingin dan tidak terlalu lembap.

3. Kondisi kesehatan yang dapat memicu panu dan faktor risiko lainnya

Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi pita HIV, salah satu kondisi yang sebabkan kekebalan tubuh melemah (freepik.com/jcomp)

Mengutip Everyday Health, orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah biasanya lebih berisiko mengalami panu. Adapun beberapa kondisi yang bisa memicu masalah kulit ini meliputi:

  • Diabetes
  • Infeksi HIV
  • Kanker
  • Kehamilan
  • Malnutrisi

Selain berbagai kondisi tersebut, seseorang yang sedang mengonsumsi obat kortikosteroid juga mungkin lebih berisiko. Faktor lainnya seperti lingkungan maupun biologis tertentu juga bisa meningkatkan risiko panu. Beberapa faktor risiko tersebut dapat mencakup:

  • Ada riwayat panu dalam keluarga
  • Keringat yang berlebih
  • Iklim yang lembap dan hangat
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Sedang mengonsumsi obat yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
  • Beberapa jenis kanker

Baca Juga: 8 Fakta Oral Thrush, Infeksi Jamur yang Sebabkan Sariawan

4. Kapan harus ke dokter?

Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi perempuan mengecek adanya panu (freepik.com/jcomp)

Panu bukanlah kondisi yang berbahaya hingga membutuhkan penanganan medis. Sebab, biasanya obat atau salep antijamur yang dijual bebas bisa mengatasinya. Namun, bila obat tersebut tidak efektif, baiknya temui dokter terlebih bila panu persisten atau tidak sembuh-sembuh. 

Selain itu, dilansir Medical News Today, temui dokter bila bercak menyebar dan menutupi area tubuh yang luas atau saat infeksi terjadi berulang.

Diagnosis panu umumnya tidak sulit, yaitu hanya dengan melihat bercak di kulit. Akan tetapi, bila panu tidak memunculkan bercak, dokter mungkin akan menggores sedikit kulit yang terinfeksi untuk diperiksa di bawah mikroskop atau melihat kulit dengan lampu khusus yang disebut Wood’s lamp. Dengan lampu tersebut, dokter dapat mencari warna kulit kehijauan yang berbeda, yang merupakan tanda dari infeksi jamur.

5. Pengobatan

Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi mengoleskan krim atau salep (netdoctor.co.uk)

Pada kasus ringan, panu bisa diatasi dengan mengoleskan krim, losion, salep, atau sampo antijamur yang dijual bebas. Sebelum menggunakannya, cuci dan keringkan dulu bercak atau area yang terkena panu. Selanjutnya, oleskan produk 1-2 kali sehari setidaknya selama 2 minggu berturut-turut. Untuk produk sampo, bilaslah sampo setelah 5-10 menit pemakaian.

Jika panu tidak merespons obat antijamur yang dijual bebas, maka panu mungkin butuh obat resep dokter. Pertimbangkan juga untuk menemui dokter bila perawatan biasa tidak membuahkan hasil signifikan selama 4 minggu.

Dilansir Mayo Clinic, obat resep dokter mungkin berupa salep atau mungkin obat oral. Beberapa obat tersebut mungkin termasuk:

  • Ketoconazole dalam bentuk krim, gel, atau sampo
  • Ciclopirox dalam bentuk krim, gel, atau sampo
  • Fluconazole dalam bentuk tablet atau larutan oral
  • Itraconazole dalam bentuk tablet, kapsul atau larutan oral
  • Selenium sulfida 2,5 persen pada losion atau sampo

Meski pengobatan berhasil menghilangkan panu, warna kulit mungkin tetap tidak merata selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Infeksi juga bisa kambuh dalam kondisi cuaca panas dan lembap. Pada kasus yang persisten, mungkin diperlukan konsumsi obat 1-2 kali dalam sebulan untuk mencegah infeksi berulang.

6. Pencegahan

Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi perempuan habis mandi guna menjaga kebersihan (freepik.com/user18526052)

Cara efektif untuk mencegah tinea versicolor adalah dengan menjaga kebersihan. Karena panu sering menyerang orang dengan minyak berlebih, menghilangkan kotoran dan kelebihan minyak dari kulit dapat membantu mengurangi risikonya.

Kemudian, salep atau obat antijamur juga dapat menawarkan efek pencegahan yang cukup baik. Berikutnya, saat cuaca panas atau lembap, usahakan untuk tetap kering dan hindari paparan sinar matahari yang berlebihan untuk membantu menghentikan pertumbuhan panu.

7. Kondisi kulit yang mirip panu

Tinea Versicolor (Panu): Penyebab, Gejala, Pengobatan, Pencegahanilustrasi vitiligo, kondisi yang mirip dengan panu (cpr.org)

Vitiligo adalah kondisi medis yang sering disalahartikan sebagai panu. Ini karena bercak putih yang mungkin tampak mirip. Akan tetapi, vitiligo dan panu adalah dua hal yang berbeda. 

  • Vitiligo tidak memengaruhi tekstur kulit.
  • Vitiligo biasanya muncul di jari, pergelangan tangan, ketiak, mulut, mata, atau selangkangan.
  • Vitiligo umumnya membentuk bercak yang simetris.

Selain vitiligo, ruam akibat pityriasis rosea juga bisa terlihat mirip panu. Bedanya, ruam ini biasanya didahului dengan bercak merah muda atau merah, bersisik, dan sedikit menonjol. Layaknya panu, pityriasis rosea juga tidak berbahaya ataupun menular.

Itulah penjelasan seputar panu atau tinea versicolor. Walaupun umumnya tidak berbahaya dan bukan penyakit menular, tetapi masalah kulit ini mungkin dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu penampilan.

Obat atau salep antijamur yang dijual bebas biasanya sudah cukup untuk menghilangkan panu. Walaupun umumnya responsif terhadap perawatan, tetapi panu merupakan infeksi yang mudah kambuh atau berulang dan bisa sulit dikendalikan. Bila panu tak kunjung hilang atau sering muncul berulang, sebaiknya temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih ampuh.

Baca Juga: 7 Fakta Biang Keringat, Jenis Ruam yang Sering Menyerang Bayi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya