Esotropia: Gejala, Jenis, Penyebab, dan Pengobatan

Secara etimologi, istilah esotropia berasal dari bahasa Yunani, "eso" berarti ke dalam dan "trope" berarti belok. Dengan demikian, esotropia didefinisikan kondisi ketidaksejajaran mata di mana satu atau kedua mata mengarah ke dalam.
Banyak yang salah mengartikan esotropia dengan mata malas. Esotropia sendiri termasuk bagian dari kondisi mata juling (strabismus) yang dapat memengaruhi siapa saja.
Kemunculan esotropia bisa dibedakan ke dalam dua subtipe, yakni konstan (selalu menghadap ke dalam) dan intermiten (berputar ke dalam namun tidak selalu). Dirangkum dari berbagai sumber, yuk, mengenal fakta unik esotropia melalui ulasan di bawah ini.
1. Jenis
Menurut American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus (AAPOS), esotropia dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan frekuensi, usia individu yang terdampak, serta kaitannya dengan masalah pemfokusan pada mata.
- Esotropia infantil: Kemunculan esotropia jenis ini terdeteksi pada tahun pertama setelah bayi dilahirkan. Esotropia infantil bisa menjadi faktor risiko terjadinya mata malas (ambliopia) di kemudian hari. Oleh karena itu, kondisi ini harus segera mendapatkan perawatan yang tepat.
- Esotropia acquired: Berbeda dengan esotropia infantil yang muncul pada bayi, esotropia acquired hadir seiring perjalanan kehidupan seseorang menuju dewasa. Esotropia jenis ini sering dikaitkan dengan masalah medis tertentu, seperti diabetes atau rabun jauh kronis. Individu dengan esotropia acquired biasanya menggunakan kacamata atau terapi penglihatan guna memanajemen dampak dari masalah ini.
- Esotropia akomodatif: Ditandai dengan mata juling yang terjadi saat mata berusaha memfokuskan suatu objek penglihatan. Upaya memfokuskan tersebut dikenal dengan akomodasi, atau istilah lainnya adalah esotropia refraktif. Penggunaan lensa kontak atau kacamata yang diresepkan dokter biasanya menjadi pilihan perawatan untuk mengontrol jenis ini.