ilustrasi infeksi virus corona COVID-19 (IDN Times/Mardya Shakti)
Dilansir NZ Herald, awalnya, BN.1 adalah 1 dari 100 kasus di AS, dan jika sekarang adalah 1 dari 20, jelas BN.1 memiliki keganasan yang perlu diantisipasi. Dengan kemampuan mengelak imunitas dan bisa berkembang menyaingi varian lain, BN.1 tidak bisa diremehkan.
Meski begitu, virolog dari Otago University, Dr. Jemma Geoghegan, mengatakan bahwa belum ada indikasi bahwa BN.1 bisa menyebabkan COVID-19 parah hingga kematian. Namun, karena berbagai negara di dunia sudah membuka diri, maka tak diragukan, akan banyak laporan mengenai BN.1.
Menurut Geoghegan, BN.1 hadir akibat evolusi konvergen. Dalam kondisi tersebut, spesies dari sebuah organisme mengembangkan ketahanan sebagai respons dari suatu tekanan, dalam hal ini, BN.1 terhadap imunitas.
"Kami melihat berbagai subvarian ini secara mandiri mengembangkan semacam mutasi di lokasi yang sama. Artinya, mereka mendapatkan beberapa keuntungan," tutur Geoghegan.