ilustrasi kesurupan (pexels.com/cottonbro studio)
Dalam kondisi trance, seseorang bisa mengalami amnesia sesaat dan lupa apa yang terjadi atau dilakukan saat trance.
"Makanya, sering kali, pasien menunjukkan luka-luka di tubuhnya saat kesurupan. Padahal, tidak mungkin ia menyakiti diri sendiri tanpa merasakan sakit. Dalam kondisi trance, itu sangat mungkin terjadi," papar dr. Santi.
Pasien trance juga mengalami gangguan berbagai persepsi, dan salah satunya adalah persepsi rasa sakit. Oleh karena itu, dr. Santi mengatakan bahwa saat pasien menyayat tubuhnya, atau memakan benda-benda tajam yang harusnya menyebabkan rasa sakit dahsyat, mereka tak merasakannya.
Perubahan yang terjadi saat kesurupan biasanya mengikuti paparan budaya di mana pasien menetap. Dokter Santi memberikan contoh bahwa jika berada di beberapa daerah tertentu, pasien bisa bertingkah seperti makhluk setempat. Selain itu, mereka bisa berbicara dengan bahasa asing seperti Inggris, Arab, atau Mandarin, dan dialek setempat.
Tanpa sadar, pasien memiliki memori dari paparan budaya atau bahasa tersebut. Dokter Santi menjelaskan bahwa otak dapat secara sadar atau tidak sadar mempelajarinya.
"Saat kita mendengar percakapan dalam bahasa asing atau dialek setempat, secara tidak sadar otak menyimpan hal tersebut. Saat mengalami trance, terjadi ketidaksinkronan penyusunan informasi sehingga hal-hal yang tersimpan di dan tak mampu dikeluarkan dari otak tersebut keluar," dr. Santi menjelaskan.
Saat trance, terjadi perubahan gelombang otak. Biasa digunakan sehari-hari, gelombang otak alfa dan beta memang membuat kita menahan diri. Namun, saat trance, gelombang otak berpindah ke teta. Alhasil, kita tak menahan diri lagi.
“Inilah kenapa bisa lancar berbicara dalam bahasa lain atau melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan karena berisiko. Saat boundaries itu hilang, pribadi jadi lebih berani dan berubah. Itulah kenapa dikira ada sesuatu yang merasukinya, padahal sebenarnya perubahan tersebut saat jelas,” papar dr. Santi.
Tidak hanya saat kerasukan, sebenarnya perubahan posisi gelombang otak ini juga bisa terjadi saat hipnotis. Saat gelombang otak dipaksa berubah ke teta, semua hambatan dalam diri pun terbuka.