ilustrasi pengambilan darah untuk tes kesehatan (pexels.com/Los Muertos Crew)
Merangkum dari berbagai sumber, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah infertilitas sekunder misalnya:
- Berkonsultasi dengan dokter apabila sudah melakukan hubungan seksual selama 6 bulan untuk pasangan dengan usia 35 tahun ke atas atau 1 tahun untuk pasangan di bawah usia 35 tahun, tetapi belum ada tanda kehamilan.
- Segera berkonsultasi ke dokter bila mengalami gangguan seperti menstruasi tidak teratur atau keguguran.
- Skrining tes kesuburan yang dilakukan oleh pasangan suami istri.
- Skrining tes untuk mendeteksi apakah mempunyai penyakit seksual menular
- Mempraktikkan pola hidup yang sehat seperti mengonsumsi makanan yang rendah lemak, sayur dan buah-buahan, berolahraga, mengurangi dan bila perlu tidak minum minuman beralkohol, serta menjaga berat badan agar tetap normal.
Tidak jauh berbeda dari pasangan suami istri yang mempunyai masalah infertilitas, pasangan yang mengalami infertilitas sekunder juga dapat mengalami kesedihan, kecewa, dan depresi. Pasangan suami istri dapat mengikuti support group dan konseling untuk mengatasi rasa sedih atau kecewa.
Terakhir kita yang mempunyai teman atau keluarga yang mempunyai masalah infertilitas baik primary atau sekunder dapat memberikan dukungan moral seperti meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita mereka tanpa mencemooh, menawarkan bantuan, dan mengedukasi orang lain perihal topik infertilitas contohnya seperti tidak bertanya kapan punya anak atau mengapa hanya punya satu anak saja.