Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cedera hidung (pexels.com/Ivan Samkov)
ilustrasi cedera hidung (pexels.com/Ivan Samkov)

Intinya sih...

  • Gejala patah tulang hidung: mimisan, bengkak, nyeri, hidung bengkok, kesulitan bernapas, gangguan penciuman

  • Kapan harus menemui dokter: gejala parah tak membaik dalam 3-5 hari, cairan keluar dari hidung, kesulitan bernapas

  • Penyebab umum patah tulang hidung: trauma tumpul sebagai penyebab utama pada anak dan dewasa

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Patah tulang hidung, atau istilah medisnya fraktur tulang hidung, merupakan cedera yang bisa berdampak pada kesehatan dan penampilan wajah.

Hidung menjadi bagian pertama yang terkena saat terjadi benturan. Tak heran, tulang hidung termasuk salah satu tulang yang paling sering patah di tubuh manusia.

Studi tahun 2023 melaporkan bahwa Lebih dari 50 persen kasus patah tulang wajah pada orang dewasa berasal dari cedera pada hidung. Baik akibat olahraga, kecelakaan, maupun perkelahian, sebagian besar disebabkan oleh trauma tumpul. Berikut beberapa fakta patah tulang hidung yang harus kamu tahu.

1. Gejala patah tulang hidung

Mengenali gejala patah tulang hidung penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat. Beberapa tanda khas dari hidung yang patah meliputi mimisan, bengkak, serta rasa nyeri di sekitar hidung dan wajah. Hidung juga bisa tampak bengkok atau tidak simetris.

Gejala lain yang mungkin muncul termasuk suara gemeretak saat menyentuh hidung (dikenal sebagai krepitus). Kamu juga bisa mengalami kesulitan bernapas melalui hidung, hingga gangguan penciuman. Dalam beberapa kasus, tulang rawan yang memisahkan lubang hidung (septum) bisa bergeser.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua kasus mimisan atau pembengkakan berarti hidung patah. Oleh karena itu, jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut setelah mengalami benturan, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.

2. Kapan harus menemui dokter?

Jika gejala akibat trauma hidung terasa parah atau tidak membaik dalam waktu 3–5 hari, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Hidung yang tampak berubah bentuk atau tidak simetris bisa menjadi tanda patah yang lebih kompleks.

Segera cari bantuan darurat jika kamu mengalami gejala serius seperti:

  • Cairan bening keluar dari hidung (kemungkinan kebocoran cairan otak).

  • Kesulitan bernapas.

  • Cedera pada kepala atau leher.

  • Pendarahan hidung hebat yang tidak berhenti.

  • Kehilangan kesadaran.

Gejala-gejala ini bisa menandakan komplikasi serius yang memerlukan penanganan segera demi keselamatan dan pemulihan optimal.

3. Penyebab umum patah tulang hidung pada anak dan dewasa

ilustrasi cedera tulang hidung (freepik.com/freepik)

Sekitar 90 persen patah tulang hidung disebabkan oleh trauma tumpul, yaitu benturan langsung yang terjadi akibat kekerasan fisik, kecelakaan, atau aktivitas tertentu. Sebuah studi pada tahun 2017 mengidentifikasi perbedaan penyebab utama patah hidung antara orang dewasa dan anak-anak.

Pada orang dewasa, penyebab paling umum adalah:

  • Perkelahian atau kekerasan fisik (36,3 persen).

  • Kecelakaan lalu lintas (20,8 persen).

  • Cedera saat olahraga (15,3 persen).

  • Terjatuh (13,4 persen).

Sementara itu, pada anak-anak, aktivitas fisik menjadi faktor utama, dengan rincian sebagai berikut:

  • Olahraga (59,3 persen).

  • Perkelahian (10,8 persen).

  • Kecelakaan lalu lintas (8,3 persen).

  • Tabrakan dengan objek atau orang lain (5,0 persen).

  • Terjatuh (3,3 persen).

4. Siapa yang paling berisiko mengalami patah hidung?

Meskipun patah tulang hidung bisa dialami siapa saja, tetapi ada kelompok tertentu yang memiliki risiko lebih tinggi. Atlet, korban kekerasan, orang yang rentan jatuh, serta pengendara yang tidak mengenakan sabuk pengaman atau helm termasuk dalam kelompok yang paling sering mengalami cedera ini.

Sebuah analisis nasional di Amerika Serikat menemukan bahwa hampir 75 persen pasien yang datang ke ruang gawat darurat dengan fraktur hidung adalah laki-laki (74,8 persen), dengan usia rata-rata sekitar 45,6 tahun. Namun, penting untuk dicatat bahwa risiko tidak hanya ditentukan oleh usia, jenis kelamin, atau gender. Gaya hidup, aktivitas harian, dan lingkungan juga memainkan peran besar terkait cedera pada hidung.

5. Pertolongan pertama untuk patah tulang hidung

Jika kamu atau orang terdekat mengalami patah hidung, penanganan awal di rumah bisa membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri. Dalam 24 hingga 48 jam pertama setelah cedera, terapi dingin menjadi langkah utama yang disarankan.

Kompres es atau kantong sayuran beku yang dibungkus kain tipis dapat diterapkan selama 10–15 menit setiap jam untuk meredakan peradangan. Hindari meletakkan es langsung ke kulit, karena bisa menyebabkan radang dingin (frostbite) atau kerusakan jaringan.

Berikut 7 tips pertolongan pertama yang dapat dilakukan di rumah:

  • Bernapas melalui mulut, terutama jika hidung tersumbat atau nyeri saat bernapas melalui hidung.

  • Gunakan dekongestan untuk membantu mengurangi pembengkakan di saluran hidung.

  • Tinggikan posisi kepala saat duduk atau tidur untuk membantu mengurangi tekanan dan pembengkakan.

  • Kompres dingin secara rutin dengan pembungkus kain.

  • Irigasi hidung dengan larutan saline jika dianjurkan oleh dokter.

  • Hindari meniup hidung atau melakukan aktivitas berat yang bisa memperparah kondisi.

  • Konsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol sesuai dosis anjuran.

Langkah-langkah sederhana ini bisa memberikan kenyamanan sementara dan membantu proses pemulihan awal, namun tetap disarankan untuk berkonsultasi ke tenaga medis bila gejala tidak membaik.

6. Pilihan pengobatan patah tulang hidung

Pengobatan patah tulang hidung bergantung pada tingkat keparahan cedera. Untuk kasus ringan tanpa pergeseran tulang, dokter biasanya merekomendasikan perawatan konservatif seperti obat pereda nyeri, kompres dingin, dan observasi. Namun, jika tulang hidung bergeser atau bentuk hidung berubah secara signifikan, prosedur reposisi atau pembedahan mungkin diperlukan untuk mengembalikan struktur dan fungsi hidung yang normal.

Reposisi bisa dilakukan secara manual dalam waktu 1–2 minggu setelah cedera sebelum pembengkakan menghilang sepenuhnya dan tulang mulai menyatu. Jika cedera lebih kompleks, dokter mungkin menyarankan operasi rekonstruktif atau septoplasti.

Patah tulang hidung bisa menimbulkan komplikasi jangka panjang jika tidak ditangani dengan tepat. Mengenali gejalanya dan melakukan pertolongan pertama yang benar adalah langkah penting untuk mempercepat pemulihan. Jangan ragu untuk berkoknsultasi dengan tenaga medis untuk penanganan yang aman dan sesuai.

Referensi

Pham, Tiffany T., Ellen Lester, Areg Grigorian, Rachel E. Roditi, and Jeffry T. Nahmias. “National Analysis of Risk Factors for Nasal Fractures and Associated Injuries in Trauma.” Craniomaxillofacial Trauma & Reconstruction 12, no. 3 (January 23, 2019): 221–27.
Vishwanath, Neel, Ben Rhee, Nikhil Sobti, Dardan Beqiri, Kevin Xi, Julia Lerner, and Albert S Woo. “The Role of Antibiotics in Nasal Fractures after Closed Reduction.” Plastic & Reconstructive Surgery Global Open 11, no. 4 (April 1, 2023): e4886.
Davari, Rahim, Akbar Pirzadeh, and Fatemeh Sattari. “Etiology and Epidemiology of Nasal Bone Fractures in Patients Referred to the Otorhinolaryngology Section, 2019.” International Archives of Otorhinolaryngology 27, no. 02 (April 1, 2023): e234–39.

Editorial Team