ilustrasi obat-obatan untuk pseudobulbar affect (pexels.com/pixabay)
Dilansir Mayo Clinic, tujuan pengobatan untuk efek pseudobulbar adalah untuk mengurangi tingkat keparahan dan frekuensi ledakan emosi. Pilihannya pengobatannya meliputi:
- Antidepresan: Antidepresan seperti antidepresan trisiklik dan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan episode PBA. Dosis antidepresan untuk pengobatan PBA biasanya lebih rendah daripada yang digunakan untuk mengobati depresi.
- Dekstrometorfan hidrobromida dan quinidine sulfat (Nuedexta). Ini adalah satu-satunya obat yang disetujui oleh Food and Drug Administration yang dirancang khusus untuk mengobati PBA. Sebuah penelitian pada orang-orang dengan amyotrophic lateral sclerosis dan multiple sclerosis menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan obat hanya memiliki sekitar setengah episode tertawa dan menangis seperti halnya mereka yang menggunakan plasebo.
Dokter akan membantu merancang pengobatan terbaik untuk pasien dengan mempertimbangkan kemungkinan efek samping obat dan kondisi lain yang dimiliki serta obat yang digunakan.
Terapis okupasi juga dapat membantu pasien mengembangkan cara untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.
Hidup dengan PBA bisa memalukan dan menyebabkan stres. Orang dengan kondisi ini mungkin dapat menjelaskan ke orang lain di sekitarnya bagaimana kondisi tersebut memengaruhi kehidupan, sehingga orang lain tidak terkejut atau bingung dari perilaku akibat PBA.
Berbicara dengan orang lain yang dengan kondisi yang sama dapat membantu orang dengan PBA merasa dipahami dan memberi kesempatan untuk mendiskusikan kiat-kiat untuk menangani kondisi tersebut.
Untuk mengatasi episode PBA, cara-cara ini bisa dilakukan:
- Alihkan perhatianmu.
- Ambil napas dalam-dalam dan lambat.
- Rilekskan tubuhmu.
- Ubah posisi tubuh.
Itulah fakta mengenai pseudobulbar affect atau efek pseudobulbar, mulai dari penyebab, gejala, diagnosis, hingga pengobatannya. Semoga menambah wawasan kita semua, ya!