Kata "kongenital" berarti “sudah ada sejak lahir.” Artinya, bayi yang dilahirkan sudah membawa infeksi tersebut. Dalam sebagian kasus, infeksi bahkan bisa begitu berat hingga janin meninggal sebelum sempat lahir.
Penyebab sifilis kongenital adalah bakteri Treponema pallidum, sama seperti sifilis pada orang dewasa. Bakteri ini bisa menembus plasenta dan langsung masuk ke aliran darah janin. Dari sana, bakteri menyebar ke seluruh tubuh, menyerang organ-organ penting dan tulang, menimbulkan peradangan yang berbahaya.
Ada juga bayi yang tertular saat proses persalinan, ketika bersentuhan dengan luka sifilis di jalan lahir, meski cara penularan ini lebih jarang.
Akan tetapi, tidak semua bayi dari ibu dengan sifilis otomatis akan lahir dengan sifilis kongenital. Risikonya tergantung kapan sang ibu pertama kali terinfeksi. Jika infeksi terjadi baru-baru ini (tepat sebelum atau saat hamil) risikonya jauh lebih tinggi dibanding jika infeksi sudah lama (lebih dari satu tahun sebelum kehamilan).
Salah satu faktor risiko sifilis kongenital terbesar adalah tidak adanya perawatan kehamilan (antenatal care). Jika ibu hamil tidak pernah memeriksakan diri, atau baru datang ke tenaga kesehatan saat usia kehamilan sudah lanjut, maka infeksi sifilis bisa tidak terdeteksi. Tanpa pengobatan, risiko penularan ke janin meningkat, bahkan bisa menyebabkan keguguran atau bayi lahir mati.
Karena itu, sangat penting untuk mulai kontrol kehamilan sejak trimester pertama. Pemeriksaan rutin memungkinkan dokter atau bidan mendeteksi masalah sejak dini dan segera memberikan pengobatan.
Faktor lain yang meningkatkan risiko sifilis pada ibu hamil termasuk:
Memiliki banyak pasangan seksual.
Menggunakan obat-obatan tanpa resep bersamaan dengan aktivitas seksual.
Melakukan hubungan seksual sebagai bentuk transaksi (seks komersial).