Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang perempuan sakit flu.
ilustrasi sakit flu (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Influenza subclade K bukan virus baru sepenuhnya, melainkan turunan dari virus flu musiman yang sudah lama beredar.

  • Vaksin flu saat ini masih memberikan perlindungan bermakna, terutama terhadap gejala berat.

  • Flu tetap merupakan penyakit yang berpotensi serius, terutama bagi lansia dan kelompok rentan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam beberapa bulan terakhir, istilah “superflu” mulai bermunculan di media global. Pemicu utamanya adalah satu varian flu yang menyebar cepat, yaitu influenza A (H3N2) subclade K. Varian ini terdeteksi dominan di sejumlah negara seperti Inggris, Jepang, dan beberapa wilayah Eropa, bersamaan dengan musim flu yang datang lebih awal dari biasanya.

Kombinasi antara mutasi genetik dan lonjakan kasus membuat banyak orang khawatir. Namun, menurut para ilmuwan, gambaran sebenarnya jauh lebih kompleks daripada sekadar label “superflu”.

Apa itu influenza subclade K?

Subclade K adalah "cabang" baru dari virus influenza A (H3N2), virus flu musiman yang telah beredar selama puluhan tahun. Para peneliti pertama kali mendeteksinya pada Juni, lalu melihat penyebarannya meningkat pesat selama musim flu di belahan bumi selatan dan berlanjut ke belahan utara.

“Setiap kali muncul kelompok genetik baru, tentu kami memberi perhatian,” ujar Prof Nicola Lewis, Direktur World Influenza Centre di Francis Crick Institute, London, dikutip dari GAVI. Namun ia menegaskan, virus flu memang terus berevolusi dari waktu ke waktu.

“Tidak ada sinyal kuat saat ini bahwa virus ini berevolusi secara tidak biasa,” jelasnya.

Artinya, meski subclade K secara genetik berbeda, tetapi virus ini masih sangat dekat dengan flu musiman yang sudah sering ditemui sebelumnya.

Mengapa musim flu datang lebih cepat?

ilustrasi flu (vecteezy.com/IVAN SVIATKOVSKYI)

Di beberapa negara Eropa, termasuk Inggris, musim flu dimulai 4–5 minggu lebih awal dari biasanya. Jepang mengalami pola serupa, meski kini kasusnya mulai melandai.

Meski terkesan mengkhawatirkan, tetapi awal musim flu yang lebih cepat tidak otomatis berarti flu lebih ganas. Data terbaru di Inggris bahkan menunjukkan tingkat kepositifan flu mulai menurun, meski tekanan pada rumah sakit masih terasa.

Namun, flu dikenal sulit diprediksi. “Virus ini bisa saja memuncak lagi setelah tahun baru,” ujar Dr Alex Allen dari UK Health Security Agency. Karena itu, masyarakat tetap diminta waspada, terutama saat aktivitas berkumpul meningkat.

Tidak semua wilayah mengalami pola yang sama. Beberapa negara Uni Eropa baru mulai melihat kenaikan kasus, sementara virus flu tipe lain seperti H1N1 juga masih beredar.

Di Amerika Serikat, aktivitas flu melonjak setelah libur Thanksgiving dan sekolah kembali dibuka. Hingga kini, tercatat jutaan kasus, puluhan ribu rawat inap, dan ribuan kematian, dengan mayoritas disebabkan oleh influenza A (H3N2), termasuk subclade K.

Australia pun mengalami musim flu yang lebih panjang dari biasanya, dengan kasus subclade K muncul di penghujung musim.

Apakah subclade K lebih kebal terhadap imunitas?

Kekhawatiran terbesar dari varian baru flu ini adalah kemampuannya menghindari kekebalan tubuh yang terbentuk dari infeksi sebelumnya atau vaksin.

Kabar baiknya, sejauh ini belum ada bukti kuat ke arah sana. Studi laboratorium dan populasi menunjukkan bahwa sistem imun manusia masih mengenali subclade K dengan cukup baik.

“Tidak terlihat adanya celah imunitas besar yang dimanfaatkan virus ini,” kata Prof Lewis. Artinya, pertahanan tubuh masih bekerja.

Seberapa efektif vaksin flu saat ini?

ilustrasi vaksin flu (flickr.com/Government of Prince Edward Island)

Data awal yang dipublikasikan dalam jurnal Eurosurveillance menunjukkan bahwa vaksin flu saat ini tetap efektif, terutama dalam mencegah flu berat yang membutuhkan perawatan medis.

  • Anak dan remaja: efektivitas sekitar 72–75 persen.

  • Dewasa: sekitar 32–39 persen.

Angka ini sejalan dengan efektivitas vaksin flu H3N2 pada tahun-tahun sebelumnya. Para peneliti menegaskan, ini bukan tanda vaksin gagal.

Masalah utamanya justru cakupan vaksinasi. Di Inggris, misalnya, tingkat vaksinasi pada lansia cukup baik, tetapi masih rendah pada kelompok dewasa berisiko dan tenaga kesehatan. Padahal peningkatan vaksinasi di kelompok ini bisa menekan penularan dan beban rumah sakit.

Jadi, perlukah dijuluki “superflu”?

Para ahli sepakat bahwa “superflu” bukan istilah ilmiah. Berdasarkan bukti saat ini, subclade K tidak lebih berbahaya dibandingkan virus H3N2 lainnya.

Namun, menyebutnya sebagai “flu biasa” juga tidak sepenuhnya tepat. Secara global, flu musiman menyebabkan 3–5 juta kasus berat dan hingga 650 ribu kematian per tahun. Musim flu yang didominasi H3N2 dikenal lebih berat, terutama bagi lansia.

Karena itu, pesan kesehatan publik tetap sama, yaitu vaksinasi dan tindakan pencegahan.

Jika mengalami gejala flu, seperti demam, batuk, nyeri tubuh, atau kelelahan, batasi kontak dengan orang lain, jaga kebersihan tangan, pastikan ventilasi ruangan baik, dan pertimbangkan memakai masker saat harus beraktivitas di luar rumah.

Referensi

"'Superflu' or same old flu? How subclade K influenza is playing out worldwide." GAVI. Diakses Desember 2025.

"Everything you need to know about ‘subclade K’ flu - and vaccine protection against it." GAVI. Diakses Desember 2025.

"Global Influenza Surveillance and Response System (GISRS)." World Health Organization. Diakses Desember 2025.

Freja Cm Kirsebom et al., “Early Influenza Virus Characterisation and Vaccine Effectiveness in England in Autumn 2025, a Period Dominated by Influenza a(H3N2) Subclade K,” Eurosurveillance 30, no. 46 (November 20, 2025), https://doi.org/10.2807/1560-7917.es.2025.30.46.2500854.

Editorial Team